Sudah tiga minggu berlalu kejadian dimana Hadi dan Tyas dijadikan tahanan oleh adik dari rekan bisnisnya yang ia buat masuk penjara lantaran membuat Arga— anak kesayangannya koma, dan sudah tiga minggu juga Hadi dan Tyas tidak bisa melacak keberadaan Nabila.
Di minggu pagi ini, semua keluarga berkumpul dirumah Mino untuk membahas kehilangan Nabila yang sudah hampir sebulan ini. Hadi dan Tyas sudah menyuruh semua anak buah yang ia punya untuk mencari Nabila, semua kota sudah anak buah Hadi selusuri tapi tidak ada yang menemukannya. Mino pun sama cucu tersayangnya menghilang bagaimana ia bisa diam saja? Lelaki berusia tujuh puluh tahun itu sudah menyuruh orang-orang kepercayaannya untuk melacak keberadaan Nabila, tapi yang ia dapat nihil, Nabila tetap saja tidak ditemukan.
"Semua gara-gara siapa disini?" ucap seorang cowok yang baru turun dari lantai dua. Suasana yang memang sudah tegang dari awal menjadi tambah tegang ketika Arga ikut campur dalam pembahasan Nabila.
"Yasemua gara-gara papa! Apa guna nyari Nabil sekarang? Toh jika dia mati emang papa peduli? Sekedar liat mayat Nabil aja paling ga mau, ya kan Nabil anak pembawa sial iya kan?" lanjut Arga sarkas. Tidak peduli ia sopan atau tidak, ini semua sudah keterlaluan.
Arga sudah diceritakan oleh Samudra, kejadian dimana Papa dan Mamanya ditahan oleh musuh papanya itu. Tapi tidak semuanya, ia hanya diceritakan jika Nabila menyelamatkan dua orang tuanya dan gadis itu terkena tikaman, setelah itu Nabila pergi dengan siapanya Arga tidak di beri tahu, sampai sekarangpun ia masih mencari tau dengan siapa Nabila pergi.
"Tidak ada yang mengajarkan kamu untuk berbicara tidak sopan seperti itu sama orang tua, Arga." tegur Tyas tegas.
"Orang tua macem apa yang membiarkan anaknya lontang lantung di jalan? Orang tua macem apa yang selalu ngomong ke anaknya sendiri kalau anaknya itu pembawa sial keluarga? Dan orang tua macem apa yang membiarkan anaknya menahan beban sendirian?"
"Arga tahan emosi kamu. Semua ga akan selesai kalau kamu nyalah-nyalahin papamu." tegur Sukma membuat Arga menghela napas pelan.
Diam seribu bahasa, itu yang dilakukan Hadi sejak Arga mengatakan itu. Benar, semua salahnya ia mengakui itu. Tapi ia benar-benar menyesal, kenapa harus anaknya yang jadi incaran musuhnya? Kenapa bukan dirinya? Entah dari mana asalnya kenangan kelam itu hadir kembali. Dimana ia kehilangan Hilda karna ulahnya, apa ia harus merasakan itu kembali? Kehilangan Nabila karna ulahnya?
Satu tetes air mata lolos begitu saja, Hadi menangis. Untuk pertama kalinya ia menangisi Nabila, anak yang ia benci karna ia merasa Nabila akan seperti dirinya. Hadi tidak membenci Nabila dari gadis itu lahir, Hadi mulai membenci Nabila ketika melihat kedekatannya dengan Arga. Sedangkan Nadila, gadis itu memang feminim dari kecil dan tidak suka bermain panas-panasan, maka itu Nadila tidak terlalu dekat dengan Arga dan Nabila.
Awalnya Hadi kira Arga yang akan menjadi seperti dirinya, tapi ternyata ia salah. Nabila yang lebih condong ke Hadi, dan Arga ke Hilda. Dari situ Hadi membenci Nabila, lebih tepatnya membenci dirinya sendiri. Ditambah Arga koma dan yang bersama Arga saat itu hanya Nabila, ia jadi semakin yakin jika Nabila akan senasip sepertinya. Penyebab orang tersayangnya meninggal.
"papa mewajarkan kamu benci sama papa Ga, tapi sekarang bukan waktunya untuk bahas soal ini." ujar Hadi sambil menghapus air matanya.
"Benar kata papamu Ga, menemukan Nabila lebih penting sekarang." sahut Tio.
"Yasudah, apa solusinya? Polisi pun sudah hampir menyerah, dan orang suruhan kita semua tidak ada tanda-tanda menemukan Bila." Mino mulai membuka suara membuat seluruhnya mulai kembali ke topik.
Semuanya kembali berbincang mengenai pencarian Nabila, Di tengah perbincangan Mino mendapatkan telfon dari anak buahnya dan langsung membuat seluruh keluarga diam mendengarkan telfon yang di mode speaker itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The twins troublemaker [Lengkap] ✔
Fiksi RemajaKisah ini mengisahkan bagaimana sakitnya seorang Nabila menjalani kehidupan dengan takdir yang begitu menyakitkan, semenjak peristiwa masalalunya yang membuat keluarganya hancur dan kedua orang tuanya membenci dirinya. Diam, salah satu cara Nabila...