Aerta- Naira

1K 86 56
                                    

Chapter 1
Naira

Tetes demi tetes bulir air itu perlahan-lahan jatuh dari dalam gumpalan awan culomonimbus berwarna hitam. Mendekati permukaan bumi. Bulir-bulir tersebut semakin bergerak dengan cepat.

Derasnya bulir air dari langit menghujani setiap ekosistem lingkungan. Mereka berjatuhan menimpa atap-atap lusuh para pemilik rumah, menghujani para pengendara dan sebagiannya lagi.

Terjatuh tepat di atas pucuk kepala seorang gadis yang tengah berlari menghindari serangan - serangan tersebut.

Naira, nama gadis yang berlari. Rambut hitam yang tergerai dibalik punggung berkibar saat dia tengah berlari menghindari hujan.

Manik matanya menyorot perempatan dengan seksama. Mencari-cari sebuah tempat yang cocok untuk berteduh.

Langkah kaki Naira terus bergerak membawanya pergi. Beberapa teras bangunan ibukota sudah sebagian besar dihuni para pengendara motor yang tidak mengenakan mantel hujan.

Naira punya tujuan untuk berada di jalan Boleuvord. Ada sebuah bangunan yang sedang ia tuju. Saat hujan tiba-tiba mengguyur panasnya ibukota Indonesia.

Drap... Drapp

Bunyi sepatu kets milik Naira terhenti di depan sebuah bangunan berdinding kaca dengan tulang kayu membentuk segi empat berwarna hitam.

Bentuk bangunan itu unik, mirip dengan bangunan di kawasan bumi Eropa.

Kepala Naira mendongak ke atas papan kayu yang dipasang di atas pintu bercat hitam premis.

Veorovia Book and Cafe. Naira mengejanya dalam hati. Lalu tersenyum lega.

Manik matanya kini beralih pada dinding kaca di samping pintu. Etalase di dalamnya, berisi kumpulan buku yang dijejerkan dengan cover menghadap ke arah depan.

Sebagian buku yang dipamerkan. Merupakan buku-buku best seller karya beberapa penulis terkenal ibukota dan penulis internasional.

Nuansa di dalam memancarkan cahaya kejingaan yang teduh. Naira mencoba mengintip kedalamnya.

Ruangan di dalamnya penuh rak berisi buku. Ada seorang wanita paruh bayah yang sedang berdiri di salah satu rak seraya membaca buku.

Kaki Naira mundur selangkah. Ditatapnya kembali bangunan itu secara keseluruhan. Tempat tersebut benar-benar amazing baginya si pecinta buku.

Berada di depannya saja. Naira seolah berada di depan toko salah satu negara di Eropa. Ditariknya napas dalam-dalam. Lalu, dihembuskanya secara perlahan-lahan.

 Lalu, dihembuskanya secara perlahan-lahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Veorovia (S1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang