Fiaso - Panggilan

110 28 1
                                    

Chapter 28
Panggilan

Geisha menatap Seal dengan sorot mata yang tak kalah terkejutnya. Lebih parah lagi, saat melihat Hejian dan Wingsa turut hadir.

Dengan langkah sedang, ia berdiri di antara tiga pria tersebut. Hejian sendiri menatapnya dengan manik mata menusuk tajam.

"Naira—"

"Bawa gue bersama lo!" Tangan Wingsa memegang kasar pergelangan tangan Geisha dengan tiba-tiba. Wanita itu pun menatapnya dengan sorot terkejut.

"Lepaskan," serunya dengan dingin. "Selagi gue masih bersikap baik sama lo."

Wingsa pun melepaskan jari-jemarinya. Dan membiarkan Geisha berbicara.

"Gue gak bisa membantu apa-apa untuk nolongin Naira. Tapi sebagai ganti." Menatap Hejian dengan sorot sendu. "Gue telah memberikan batu oval putih yang sama dengan milikmu pada Naira."

Pupil mata Hejian bereaksi. Lalu ditariknya rantai kalung yang tersemat dibalik kaos. Kemudian menunjukkannya pada semua orang.

"Kalung apa itu?" tanya Wingsa.

"Batu bertuah, milik nenek moyang ras kami," jelas Hejian, "benda ini sebagai penghubung komunikasi."

"Apa dengan ini kita bisa melacak Naira?" tanya Wingsa dengan mata berbinar. Ia harap hal itu benar.

"Ya," sahut Hejian. Lalu netranya menyorot ke arah cincin Roves yang tersemat pada jari Wingsa.

Geisha yang menyadari arah pandang Hejian pun turut mengikuti. Dan betapa terkejutnya ia pada sulur yang melingkar di jari telunjuk Wingsa.

"B- bagaimana lo ... mengapa?" serunya dengan tergagap.

Wingsa hanya menghedikkan bahunya. Ia pun sendiri tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi.

"Gue ingin berbicara pada Naira," seru Wingsa dengan tangan meminta.

Hejian sendiri seolah urung untuk memberikannya.

"Lo tidak mau?" selidik Wingsa, "kalau begitu, panggilkan Naira untuk gue."

"Bukan seperti itu. Masing-masing Lord memiliki benda seperti ini. Batu bertuah tidak akan bekerja kalau bukan berada pada miliknya," jelas Hejian

"Bukankah Naira memilikinya? Jika begitu, bukankah hal itu juga berlaku padanya?"

"Itu benar," sela Geisha, "tapi benda itu tidak akan berfungsi jika lo yang gunakan."

Alis Wingsa pun bertaut bingung. Ia sama sekali tidak mengerti inti sari topik yang sedang mereka bicarakan.

"Gini." Kali ini Seal pun turut ikut berbicara. "Gue bisa menjelaskan semuanya. Asal kita bisa mengumpulkan teman-teman kita yang lain. Saita bakal segera kembali besok lusa."

Pertemuan singkat itu berakhir. Setelah mengantar pulang Seal dan Wingsa di depan pintu. Kini tinggalah Hejian dan Geisha. Atmosfer keduanya pun terkesan canggung.

"Jian," lirih Geisha, "maafkan gue."

Hejian yang tengah berbenah di toko buku nampak acuh dengan ungkapan sang wanita.

Veorovia (S1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang