Chapt - Ranzel

229 38 17
                                    

Chapter 14
Ranzel

Bangunan Veorovia runtuh sebagian besar. Hejian membuka kedua kelopak matanya secara perlahan-lahan. Debu masih berseliweran di udara.

Netra Hejian menyapu sekitar. Lalu berhenti menatap Naira yang terpejam di lengan kanannya.

"Uhuk ... uhuk." Hejian terbatuk-batuk akibat debu bangunan yang bertebaran.

Orang-orang di sekitar bangunan Veorovia berlarian dan mulai berkerumum untuk melihat. Dari kejauhan suara sirine pemadam kebakaran berbunyi nyaring.

Hejian mencoba bangun. Bergerak untuk melihat kondisi Naira yang telah pingsan.

"Hejian!!"

Hejian berpaling pada sosok Geisha yang entah sejak kapan sudah berada di hadapannya. Raut wajahnya terlihat khawatir.

"Lo urus Naira. Biar yang ini gue yang urus."

Hejian mengganguk patuh. Kedua lengan kekarnya membawa tubuh Naira di dalam dekapan dada. Dengan langkah tertatih, Hejian beranjak menuju kamar yang terletak di bagian belakang toko buku.

Sementara itu, Geisha berdiri menghadap kerumunan orang yang memandang penasaran. Dia menutup matanya. Menarik napas kemudian berucap pelan.

"Lavandula Tifolla."

Perputaran aliran waktu berubah cepat. Kerumunan orang-orang menghilang perlahan-lahan. Situasi berubah. Seolah-olah peristiwa naas yang menimpa Naira tidak pernah terjadi.

Runtuhnya bangunan Veorovia kembali utuh. Semua dinding Veorovia kembali berdiri. Setelah puas dengan segala hal yang terjadi. Geisha menarik napas puas. Lalu berpaling menuju kamar Naira di ujung ruangan.

"Bagaimana?"

Geisha tiba, saat Hejian tengah mengeluarkan seberkas cahaya dari telapak tangannya pada tubuh Naira yang terluka.

"Hanya luka ringan." Hejian menyahut pelan.

"Apa ingatannya perlu gue hapus?"

"Jangan!" tolak Hejian, "tidak perlu. Saya ingin soal itu jangan di hilangkan."

"Baiklah."

Geisha berjalan mendekat. Lalu duduk di ujung tempat tidur. Netra matanya menyapu tubuh Naira yang penuh debu.

"Clirstal." Geisha tersenyum puas melihat debu bangunan menghilang tanpa jejak.

"Salah satu dari mereka berulah." Geisha berucap pelan

"Zenriz?" tanya Hejian tanpa berbalik.

"Tidak, Ranzel."

Hejian menoleh. Sorot matanya memandang tidak percaya pada Geisha.

"Gue merasakan mana Ranzel," Geisha menjelaskan. " Rupanya dia juga ada disini. Di Jakarta."

Hejian tersenyum samar.

"Zenriz akan mencarinya."

Geisha mengganguk setuju.

"Dia mencari Kalian semua." Menatap Naira yang tertidur."Dan juga dia."

Hejian kembali menoleh memandang Naira.

Veorovia (S1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang