Fraco - Kekhawatiran Wingsa

137 28 0
                                    

Chapter 23
Kekhawatiran Wingsa

Naira yang masih pingsan. Dibuang Zenriz secara kasar di atas ubin lantai berkeramik. Hingga menimbulkan bunyi dentuman yang cukup keras.

Cairan koloid berwarna merah. Telah meresapi seluruh pakaian Zenriz. Beberapa bagian tubuhnya penuh luka gores. Lalu dia menatap sangar pada tubuh Naira yang sedang dilindungi oleh Roves.

Tanaman itu mulai menjalar dan menyelubungi tubuh Naira. Beberapa kuncup mawar putih. Mulai muncul dan bermekaran di beberapa tangkai.

Membawa Naira ke Veorovia. Sepertinya bukan pilihan yang tepat. Tapi Zenriz tidak menyesalinya. Dari pada mengobati tubuhnya sendiri. Dia harus segera membunuh Naira yang tengah tidak sadarkan diri di hadapannya.

Di tariknya keluar pedang dari dalam udara. Bilah pedang tersebut sedikit bercahaya karena bias cahaya matahari.

"Gadis ini harus mati!!"


.

.
.



"Naira di mana?!!!"

Dengan sangat erat. Wingsa mencengkram kerah baju Hejian. Pasalnya sudah beberapa hari ini. Nomor ponsel Naira tidak bisa di hubungi.

Berkali-kali Wingsa menelepon. Tapi, Naira sama sekali tidak pernah menjawabnya. Ditambah, keluarga Naira sendiri mencemaskan gadis itu. Yang sama sekali tidak datang saat proses pemakaman kedua orangtuanya.

"Gue tanya!! Naira di mana??!!!" geram Wingsa dengan kilat mata berapi-api.

"Tenang. Saya bisa jelaskan padamu," terang Hejian.

"Gak usah bertele-tele. Naira mana? Apa lo udah sembunyikan dia?!"

Hejian menggeleng pelan.

"Bukan begitu. Duduklah, biar saya jelaskan apa yang terjadi."

"Gak usah!!"

Wingsa nampak tidak peduli dengan tawaran Hejian. Baginya, adalah keberadaan Naira. Pria itu berjanji. Akan membunuh Hejian. Jika dia melakukan sesuatu yang buruk pada sang pujaan.

Berkat kekuatan yang dimiliki Hejian dan Geisha. Mereka kembali membangun bangunan toko seperti sedia kala. Ditambah, mereka harus mereset ingatan orang-orang yang yang terlibat dalam perkelahian antara Naira dan Zenriz.

"Naira dimana?!!" ulang Wingsa untuk kesekian kali.

"Naira tidak disini," jawab Hejian, "dia berada di suatu tempat—"

"Maksud lo. Tempat kalian?" potong Wingsa. Dia sudah cukup lelah dengan keanehan yang dimiliki Hejian dan keterlibatan Naira di dalamnya. Hejian terdiam. Tapi lebih ke arah bungkam.

"Apa cowok itu yang membawa Naira pergi?" tanya Wingsa lebih lanjut.

Hejian tahu, bahwa Wingsa menyadari kekuatan dan keberadaan mereka. Tapi dia tetap bersikap tenang untuk menjawab semua pertanyaan Wingsa.

Veorovia (S1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang