Cavario - Teman Rasa Pacar

163 30 2
                                    

Chapter 20
Teman Rasa Pacar

Siapa yang akan menyangka bahwa Wingsa akan menciumnya hari ini. Mata Naira masih terbelalak tidak percaya.

Wingsa menghentikan aksinya. Menatap Naira yang terbaring di atas tempat tidur dengan wajah kebingungan.

"Jadi ini ... alasan lo soal menyelamatkan dunia?" tanya Wingsa.

Naira agak kebingungan untuk mengeluarkan kata-kata. Hal pertama yang ingin dia lakukan adalah memarahi Wingsa karena pria itu telah seenak jidat menciumnya tanpa permisi.

"Lo—"

"Tampan?"

"Lo ngecium gue!!" hardik Naira tidak terima

"Itu hanya simbolis kalau lo pacar gue. Atau lo emang selama ini gak ada rasa buat gue?"

Rasanya jleb, hati Naira seolah mencelos. Wingsa terlalu tiba-tiba membahas masalah ini. Naira sejak awal sudah kepikiran dengan masalah persahabatan mereka. Teman rasa pacar.

"Gue ... Wingsa. Apa yang sebenarnya terjadi?" Naira lebih mengesampingkan perasaannya saat ini.

"Gue juga gak tahu. Saat gue membuka mata. Petugas medis telah membawa lo dan gue ke atas tandu."

"Tapi bagaimana lo tahu soal Hejian dan Zenriz?"

"Ahh ... Itu nama mereka?"

"Cepetan jawab!!" desak Naira. "Dari mana lo tahu soal itu?"

"Saat lo keluar dari tanaman yang merambat itu. Gue udah mulai sadar. Gue dengar semua pembicaraan lo dan mereka. Hingga seberkas cahaya tiba-tiba muncul dan menyilaukan segalanya. Setelah gue membuka mata lagi, tahu-tahu lo dan gue udah on the way menuju ambulance."

Naira mendengarkan semuanya dengan seksama. Batinnya bertanya-tanya. Saat hal itu terjadi yang ada di pikiran Naira adalah melenyapkan Zenriz sesegera mungkin.

"Maafin gue," keluh Naira

"Soal?" tanya Wingsa

"Gue udah sembunyikan hal ini dari lo. Padahal lo itu sahabat gue. Tapi jujur ... ini demi keselamatan lo dan semuanya. Zenriz itu jahat. Dia bisa membunuh siapa saja. Buktinya lo dan gue—" Naira tertengun ada satu hal yang tiba-tiba ia sadari. "Apa Zenriz yang membuat kita berdua kecelakaan?"

Wingsa terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berkata.

"Lo lebih baik angkat kaki dari Veorovia."

"Tapi Hejian bakal menolong gue," kilah Naira

"Menolongmu? Lo lupa ya? Saat lo hampir mati. Laki-laki itu tidak ada bersamamu."

"Itu karena lo membawa gue pergi tanpa pamit pada dia!!" tukas Naira tidak terima.

Wingsa bungkam. Dia tidak mau mengakui hal yang dituduh Naira padanya.

"Hejian juga datang saat gue kecelakaan. Dia datang buat nolongin gue dan lo yang pingsan. Seandainya saja ... lo gak bawa gue pergi tadi malam," cibir Naira

Veorovia (S1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang