Sail - Buku Kuno

268 41 2
                                    

Chapter 6
Buku Kuno

Naira akan terlambat hari ini untuk bekerja di Veorovia. Pak Budi selaku Dosen pembimbing Naira. Menginginkannya untuk bertemu. Jadi, dia terpaksa meminta izin sebelumnya pada Hejian terlebih dahulu. Karena ia akan terlambat datang.

Di Veorovia Cafe and Book. Hejian terduduk dibalik meja kasir. Menatap sebuah buku kuno yang tergeletak di hadapannya.

Hejian hanya menatapnya. Bersamaan dengan berbagai macam pikiran dalam isi kepalanya.

"Haaah." Hejian menghela napas berat. Rasanya waktu bergerak sangat lambat. Diperhatikannya kembali jam dinding di atas sana.

Masih pukul 10 pagi dan itu artinya belum waktunya bagi Naira datang. Dia telah berjanji pada Hejian, akan tiba saat pukul 1 siang.

Hejian menunggu. Menunggu dengan sangat gelisah. Ingin rasanya Hejian pergi menjaga Naira dari dekat.

Tapi dia sadar. Itu adalah hal mustahil yang harus di lakukan sekarang ini.

Walau seperti itu. Hejian yakin, Mawar yang melilit tangan kanan Naira akan bereaksi pada mereka.

Entah sampai kapan. Dia harus menyembunyikan takdir yang kini dipikul Naira. Cepat atau lambat Hejian yakin. Bahwa Naira akan menyadari beberapa hal di luar batas kewajaran akal manusia.

Buku kuno yang sedari tadi ditatap oleh Hejian. Diambilnya kembali dan disimpan ke dalam laci. Tempat di mana buku itu berasal.

Tring🔔

Bel dibalik pintu berbunyi. Beberapa siswi berseragam putih abu-abu. Berjalan masuk kedalam Veorovia Cafe and Book. Mereka semua tersenyum malu-malu kucing pada Hejian.

"Selamat datang Nona-nona. Selamat datang di Veorovia. Ada yang bisa saya bantu?"

Beberapa siswi mencuri pandang pada Hejian. Lalu memotrenya dengan diam-diam.

"Maaf. Jangan memotret saya," tegur Hejian, "kalian ingin membeli buku?"

Mereka saling pandang satu sama lain.

"Atau ingin mengunjugi Cafe dilantai 2?"


Mereka masih saling pandang satu sama lain. Entah apa sebenarnya tujuan mereka masuk kedalam Veorovia Cafe and Book.

Pada akhirnya mereka tidak menjawab apa yang ditanyakan oleh Hejian. Siswi-siswi itu berjalan menghampiri rak buku. Lalu kemudian menyebar.

.
.
.

Wajah gadis itu semringah saat berjalan keluar dari ruang dosen. Dibekapnya map putih tersebut rapat-rapat.

Garis bibirnya tak henti-hentinya membentuk lengkungan bulan sabit terbalik. Dia terus melangkah, melewati koridor. Lalu berbelok.

"Naira!!!"

Si gadis berbalik sebagai respon atas namanya.

"Gimana? Lancar skripsi lo?"

Naira memandang lekat pada cowok yang ada di hadapannya. Pria itu juga lebih sedikit tinggi dari Naira. Sebuah frame kacamata persegi menghiasi wajahnya.

Veorovia (S1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang