Frana - Seal

123 30 0
                                    

Chapter 24
Seal

Seperti yang disarankan oleh Geisha. Wingsa dan Hejian pergi menuju Monas secara bersama-sama. Mereka berkendara menggunakan mobil sedan hitam miliki Hejian.

Sorot mata Wingsa penuh kecemasan memikirkan Naira, ketika menyorot memandang trotoar jalan. Bagaimana jika gadis itu merasa ketakutan? Atau sesuatu yang buruk justru menimpanya dan saat itu terjadi. Dia tidak ada di sisi Naira.

Kepala Wingsa serasa ingin meledak, tatkala memikirkan semuanya. Hejian meliriknya sebentar dari balik kemudi. Sama hal-nya dengannya. Pria itu juga cemas memikirkan nasib Naira.

Sesaat kemudian, mereka tiba di pelantaran Monas. Ditatapnya Hejian dengan sorot menuntut. Pria itu tidak ingin membuang-buang waktu lebih lama lagi. Naira harus segera ditemukan.

"Gimana?" tanyanya langsung, "lo udah mendapatkan energi keberadaan teman-teman lo?"

Hejian hanya menggeleng kecil. Lalu mulai memejamkan mata. Pikirannya mulai terpusat ketika energi mana-nya mulai berkonsentrasi mencari benang-benang keberadaan para saudaranya seantero negri.

Pupil mata Hejian terbelalak. Ketika mendapatkan Seal seolah sedang memandangnya balik. Ia lantas mengerjabkan mata 1-2 kali. Sebelum akhirnya melirik ke arah Wingsa.

"Saya tidak tahu. Apakah ini kabar buruk atau tidak. Seal sepertinya menyadari keinginan kita," jelas Hejian, "saya akan membawamu bertemu Naira. Tapi kamu harus berjanji."

Kening Wingsa langsung berkerut saat itu juga.

"Apa maksud lo? Kalian ingin mempermainkanku?"

Kerah Hejian tertarik kasar. Menghadapi Wingsa harus dilakukan dengan kepala dingin dan penuh kesabaran hati.

"Tidak, tapi itu syarat utama yang harus kamu pegang."

Tubuh Hejian didorong kasar oleh Wingsa. Apapun itu, selama bisa membawa Naira pulang. Akan ia kerjakan.

Mereka berdua kembali memasuki mobil. Lalu kembali melaju di jalanan ibukota. Setelah beberapa saat melewati kemacetan. Keduanya tiba di pelantaran hotel mewah bintang lima. Lalu turun menuju basement bawah tanah.

"Tunggu di sini," seru Hejian seraya melepas sealbelt.

"Gue tahu," tukas Wingsa dengan masam. "Lakukan tugas lo dan kembalilah dengan segera."

Hejian mengganggukinya, membuka pintu dan akhirnya keluar dari mobil. Pria itu lantas berjalan memasuki lobby hotel. Dan dari depan meja resepsionis, seorang pria berkemeja lengan hitam panjang. Telah menunggunya dengan sorot mata yang dingin.

"Gue gak nyangka. Jika hari ini adalah pertemuan kita berdua," ujar Seal dengan ujung bibir terangkat.

Tidak ada salam jabat tangan. Kedua Lord itu baru melakukan reunian selama 5000 tahun lamanya berpisah.

"Musim akan berubah," tukas Hejian mengawali pembicaraan.

"Gue tahu itu. Keberadaan Roves telah gue rasakan beberapa hari yang lalu," sahut Seal.

"Dan hal terburuk adalah Zenriz membawa Naira ke Veorovia."

Gelas kaca dibalik meja resepsionis mendadak pecah dan menimbulkan sedikit kepanikan. Seal hanya melirik sekilas pada seorang wanita bersurai hitam. Lirikan matanya memberikan instruksi agar kekacauan itu segera di atasi.

"Lo bercanda," tukas Seal tak percaya, "bukannya gadis itu bersamamu?"

"Saya kehilangannya. Zenriz datang dan merampas Naira saat saya merasa lengah. Kedatangan saya di sini adalah mengajakmu untuk kembali bersatu dan melawan Zenriz. Seorang pria yang sangat mencintai Naira menginginkannya kembali."

Veorovia (S1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang