"Tiga tahun yang lalu"
****
Pukul 7 lebih 15 menit, Aku melihat para murid Smu Garuda sudah sibuk di pagi hari ini, apa lagi kalau bukan karna upacara bendera yang sudah hampir mulai. Banyak murid yang terlihat kacau karna lupa membawa sebuah Topi, Dasi, dan perlengkapan lainya.
Entah mereka sengaja atau memang lupa membawanya, tapi yang kutahu kasus seperti ini sudah menjadi sebuah tradisi di berbagai sekolah di Indonesia. Bahkan sudah menjadi sebuah wabah penyakit yang terdapat di sekolah.
Tapi, aku pun tak jauh berbeda dari mereka bahkan lebih parah malah. Jika mereka masih panik karna tak lengkap dan takut di hukum guru Bk beda lagi denganku yang malah berdiri dengan tenang sambil mengobrol bersama ke-empat sahabatku.
"Lu, nggak pada upacara?" Tanya Rio, pria yang identik dengan rambut kribonya.
"Bosan!" Kataku, sambil berjalan.
Walaupun, upacara hanya di lakukan setiap sekali dalam seminggu dan itu pun hanya berlangsung sebentar tapi tetap saja para murid benci dengan upacara. Sama halnya denganku rasanya bosan mendengar amanat yang isinya hampir sama setiap minggu.
"Jadi, gimana?" Kali ini, giliran Ferdi yang bertanya.
"Kite-kite, bolos aje." Jawab, Aryo. Pria yang keturunan betawi.
"Boleh, juga tuh!" Balas, Gaga. Salah satu pria gagah di Smu Garuda.
"Yaudah, ayok!" Kataku, lalu berjalan di depan menuju pintu rahasia yang terdapat di taman belakang sekolah.
Bolos, bukan lagi Tradisi bagi para murid nakal namun sebuah kewajiban yang harus di lakukan setiap minggu. Jika tak bolos dalam seminggu saja maka akreditasi kenakalanya akan berkurang.
Tak butuh waktu lama untuk sampe di pintu rahasia yang kukatakan tadi, sebuah tempat dengan keadaan yang selalu sepi hanya bunyi jangkrik dan rumput rumputan lebat yang memenuhi tempat ini.
Pintu, rahasianya bukan terbuat dari sebuah kayu dan memiliki genggaman pintu. Melainkan sebuah tembok pembatas namun terdapat sebuah bangku bangku bekas yang sudah tersusun rapi di bawahnya.
"Kite-kite, hompimpa dulu." Ajak, Aryo dengan tangan yang sudah menjulur kebawah. Yang lain dengan sigap mengikuti mengulurkan tangan tak terkecuali aku tentunya.
Permainan, hompimpa dilakukan untuk menentukan urutan keluar dari penjara tanpa jeruji besi yang melingkarinya.
"Hom-pim-pa-alay-yong-gambreng-siapa-yang-kentut-jomblo-seumur-hidup." Serempak kami menyanyikan lagu permainan yang sudah di aransemen sebaik mungkin oleh Aryo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libra dan Aries
Teen FictionCatatan, Libra "Awal dan akhir nggak ada bedanya kok dimana artinya selalu sama, saling tak kenal. Hanya beda rasa pahit atau manis? Tapi, Aku ingin awal yang pahit dan akhir yang manis. Bukan sebaliknya." "Aku nggak pernah ngerti, kenapa langit bir...