"Penyemangat dalam diam"
****
Untungnya, aku punya koneksi di sekolah ini jadi ketika terlambat tidak usah repot repot berurusan dengan guru Bk lagi. Dia tak lain adalah pak Samsul seorang Satpam duda ganteng.
Ada yang minat?
Beliau, sering membantuku jika kedapatan telat walau hampir setiap hari seperti itu. Dahulu aku pernah menolong beliau di dekat pasar ketika berurusan dengan preman di sana.
Lewat, kejadian itu pak Samsul selalu mau dalam membantuku seperti saat ini baginya itu sebuah balas budi. Berbuatlah kebaikan maka balasannya berlipat ganda.
Aku, berjalan menelusuri Koridor sekolah yang sudah sepi. Kelasku berada di ujung koridor dekat toilet dan hari ini guru yang mengajar memiliki praturan yang tegas dan sangat disiplin.
Bisa Aku tebak, Neraka sudah menungguku di depan sana tapi hal seperti ini sudah menjadi hal yang sepele buatku. Jadi tak usah khawatir di keluarkan dari kelas malah membuatku senang.
Aku, sudah sampe di depan kelas dan masuk tanpa merasa melanggar peraturan sekilas aku melihat Bu Erni yang kini mengajar geram dengan sikapku.
Teman teman kelasku, hanya geleng-geleng melihat tingkah lakuku. "Nih orang niat sekolah tidak?" Mungkin itu kata yang mereka sedang pikirkan.
"Libra, kamu terlambat 15 menit!" Kata bu Erni. Aku memilih duduk lebih dulu barulah berbicara.
"Maaf, bu." Kataku.
"Keluar, dari kelas Ibu!" Katanya. Mau tidak mau aku harus keluar, seandainya mereka tahu jika aku mengantar Ibu ku dulu kepasar baru kesekolah.
Tapi, itu bukan salah mereka juga hanya saja ada hal yang pantas diberitahu dan disimpan saja dalam hati.
Kantin, adalah tempat pelampiasan terbaik ketika di keluarkan dari kelas. Makan sambil minum dengan santai dan merenungkan sesuatu adalah hal yang paling kusukai ketika berada di kantin.
"Di, keluarkan lagi?" Aku, menoleh kebelakang dan mendapat aries sudah berjalan ke arahku sambil menangkup sebuah buku.
"Hari hariku, tak pernah jauh dari kata, Di keluarkan" Kataku padanya yang kini sudah berdiri di hadapanku.
"Jam, pulang sekolah temui aku di perpus." Katanya, Aku menekuk dahi sambil menatapnya.
"Buat, apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Libra dan Aries
Teen FictionCatatan, Libra "Awal dan akhir nggak ada bedanya kok dimana artinya selalu sama, saling tak kenal. Hanya beda rasa pahit atau manis? Tapi, Aku ingin awal yang pahit dan akhir yang manis. Bukan sebaliknya." "Aku nggak pernah ngerti, kenapa langit bir...