Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam senja dibalik langit jingganya, angin yang selalu berhembus pun kadang pernah berfikir, akan kemana saya akan terus berlabuh tanpa sebuah persinggahan? Ketika angin itu sedang bingung dan terus berhembus dari selatan samudera hingga sampe ufuk timur, mencari jawaban di kala badai menerpa. Hingga satu jawaban yang terlintas di ujung pelangi pada saat itu.
"Wahai, Angin. Apa kau tahu? bagaimana rupamu yang sesungguhnya? Bilamana kau hanya udara, bilamana kau hanya hembusan udara. Apa udara pernah singgah pada satu tempat untuk beristirahat?"
"Wahai, Angin. Semestinya takdirmu seperti itu. Terus berlari tanpa tujuan, tanpa rumah, tanpa kasih, tanpa tempat untuk berlindung. Kau, mengajarkan manusia bagaimana caranya berlari tanpa pernah menoleh sekalipun."
Prihal perkara Angin, yang tak kunjung mendapatkan tujuannya. Terus, bagaimana dengan kalian semua apa tujuan kalian sudah tercapai atau malah kalian belum tau mana sesungguhnya tujuan yang ingin di capai?
Tujuanku berubah-ubah dari pertama sampe saat ini. Bilamana dahulu ku menulis karna ingin mendapatkan secercah uang.
Sekarang ku ingin menulis karna sebuah kepuasan bukan materi.
Ku ingin membuat sebuah karya tanpa angan-angan melainkan sebuah komitmen.
Konyol, sih. Tapi cerita ini mampu tembus hingga 2 ribu pembaca. Sungguh, ku sangat berterima kasih kepada kalian semua.
Dan, mohon ijin sejenak. Saya akan berhenti mempublikasikan untuk sementara waktu.
Untuk cerita Libra dan Aries. Bakal mengalami banyak perbaikan.
Ini untuk kepentingan cerita saya dan kepuasan anda semua. Hehe.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libra dan Aries
Teen FictionCatatan, Libra "Awal dan akhir nggak ada bedanya kok dimana artinya selalu sama, saling tak kenal. Hanya beda rasa pahit atau manis? Tapi, Aku ingin awal yang pahit dan akhir yang manis. Bukan sebaliknya." "Aku nggak pernah ngerti, kenapa langit bir...