_Virgo_

175 10 1
                                    

Sang penyendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang penyendiri.

****

Aku masih berdiri dengan ragu-ragu, tak tau apakah harus melangkah pergi atau mengecek keadaan seseorang yang berada di dalam sana.

Pandanganku tak kunjung lepas dari balik arah pintu toilet yang kuyakin suara itu bersumber dari sana.

“Tolong ...” lagi dan lagi suara itu  terdengar, lambat laun Aku berjalan ke arah pintu itu, ingin memastikan apa yang berada di dalam sana.

apakah Hantu atau Bidadari, tapi mana ada bidadari dalam toilet?

“Siapa ...?” tanyaku, menunggu dengan seksama, perlahan kubuka genggam pintu, menarik keluar dan nampak sehelai rambut, Aku menelan ludah sejenak, perlahan lahan nampak tubuh mungil membelakangiku, rambut panjang terurai begitu bebas.

Kulihat kebawah, dan untungnya Ia masih menginjak tanah, tapi dia seorang gadis yang berada di  dalam toilet pria, ngapain coba? Kucoba untuk bertanya.

“Hey, kenapa lo bisa terjebak disini?” tanyaku.

tanpa ragu-ragu kusentuh pundak mungilnya, ia pun berbalik dengan rambut berantakan, wajahnya tertutupi, ada bekas luka di pipi mungilnya, juga sekilas di sebelah kiri bibir-Nya.

Baju yang berantakan, rambut tak tertata begitu rapi, setengah dari tubuhnya basah kuyup, dapat kulihat ia menggigil dengan gemeteran, ia masih menunduk tak mau mengankat wajahnya, apa yang sebenarnya terjadi? Pikirku dalam hati.

Tak kunjung mendapat jawaban darinya, kucoba untuk menunduk dan menatapnya.

“lo, kenapa?” kuberanikan diri untuk memegang kedua bahu gadis itu, lalu mengayunkanya menyuruhnya untuk segera sadar dari imajinasinya sendiri, namun nihil gadis ini belum bergeming sama sekali.

Hingga satu kejadian terjadi, lekas gadis itu masuk dalam pelukanku, membentur dada bidanku, memeluk-Ku dengan begitu erat, sampai ia mengangis dengan tersedu sedu sambil bergumam dengan segala tanda tanyanya?

“Kenapa, Dunia begitu kejam!”

****

Jalanya, tes kesehatan berjalan lancar, di mulai dari tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh (IMT), juga ada sesi tanya jawab dengan dokter yang bertugas.

Di lanjutkan dengan pemerikasaan jantung, paru paru, dan yang terakhir pemeriksaan mata, setelah itu kita tinggal menunggu hasilnya keluar.

Sekarang giliranku sudah usai, tapi pikiranku melayang dengan kejadian di toilet tadi pagi, Gadis itu tak pernah lagi terlihat selepas tadi ia kabur begitu saja, setelah memelukku begitu erat, membuat bajuhku basah akan air matanya.

Tak ada perkenalan, ataupun rasa terima kasih, tapi Aku menitipkan switer maronku di pundaknya sebagai perlindungan agar bagian dalam tubuhnya tak tembus pandang dan menjadi santapan mata keranjang.

Libra dan AriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang