"Kecemburuan yang nampak"
****
Aku pulang ke rumah dengan membawa segala pertanyaan tentang kejadian yang terjadi beberapa menit lalu rasanya ingin marah dan meminta penjelasan padanya. Namun, aku sadar. Bahwa aku bukan siapa-siapanya walau rasa ini seakan di hianati dan menuntut untuk di berikan sebuah obat pereda sakit yang ampuh.
Aku tak bisa lagi fokus dalam mengendarai sepeda motorku, lamunan dan pikiranku melayan jauh dari yang kuharapkan, sesekali aku berteriak dengan kencang seakan melampiaskan kecemburuanku pada angin lalu yang kulewati.
Senja yang nampak kulihat dengan segala keindahanya entah kenapa hari ini tak seindah biasanya, mungkin senja mengerti jika aku sedang sakit makanya ia pun bersedih hingga membuatnya murung.
Alam seakan mengerti tentang keadaanku saat ini, kulihat awan yang tadinya cerah malah berubah menjadi kehitaman dengan menampung genangan air yang banyak, awan-awan mendung itu sudah siap dengan segala persiapanya untuk menghujani bumi tak lupa pula ia membawa sebuah pesan rindu yang dititipkan oleh manusia padanya.
"Hujan, rasanya sangat konyol berbicara padamu. Kau hanya genangan air dan rintik-rintik air terus apa yang bisa kuandalkan darimu? Banyak orang yang bilang kau ahli membawa sebuah pesan tentang rindu, Benarkah itu? Katakan "iya" untuk peredah rindu ini sejenak. Tapi sayangnya aku bukanya ingin menitip pesan tentang rindu bolehka pesanku berupa pertanyaan? "Apa yang sebenarnya terjadi?" Tolong sampaikan pesanku padanya jika kau memang ahli, aku menunggu balasanya secepatnya.
Flasback on.
"Dia siapa?" Tanyaku pada Aries, ketika pria yang bernama bima sudah pergi dari hadapan kami berdua. Aries kini menoleh dengan menghadapku.
"Dia.., adalah calon suamiku."
"Makk..., maksud kamu apa?" Tanyaku dengan terbata-terbata.
"Rumit Libra, aku sudah bilang beberapa kali mencintaiku itu penuh dengan kata rumit."
"Jelaskan padaku?"
"Aku, tak bisa."
Aku menatapnya dengan tak percaya ingin marah namun kadang rasa sayang kalah dengan logika. Ia tak lagi menatapku dengan postur tubuh menunduk kebawah entah ia bersedih atau merasa bersalah padaku.
"Aku, tunggu penjelasan darimu secepatnya." Ucapku sebelum akhirnya pergi meninggalkanya.
Flasback of.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libra dan Aries
Teen FictionCatatan, Libra "Awal dan akhir nggak ada bedanya kok dimana artinya selalu sama, saling tak kenal. Hanya beda rasa pahit atau manis? Tapi, Aku ingin awal yang pahit dan akhir yang manis. Bukan sebaliknya." "Aku nggak pernah ngerti, kenapa langit bir...