"Jagalah waktu mu"
****
Pukul, 3 siang. Aku masih duduk dengan tenang di salah satu bangku yang berada di perpustakaan salah satu tempat yang paling haram ku kunjungi di daerah sekolah.Kedua, tanganku kupake untuk memangku wajah sambil senyum senyum sendiri sambil menatapnya.
"Libra, bisa berhenti tidak liatin aku kek gitu." Kata, Aries dengan raut wajah kesal.
"Tidak, bisa." Kataku sambil tersenyum kembali.
"Aku, ini bukan Tv libra yang bisa kau tatap se enaknya saja sepanjang waktu."
"Aku, juga bukan Remot Aries yang bisa kau perintahkan saja sepanjang waktu."
"Kalau, kau jadi Remot aku akan tindis tombol Off biar aku mati sekalian dan kamu tidak bisa menatapku lagi."
"Baguslah, kalau begitu. Biar tak ada lagi orang yang bisa menatapmu lagi."
"Dan, kamu juga tidak bisa menatapku."
"Bisa.. "
"Lewat mana? Bagaimana caranya. Kan aku sudah pindah planet ceritanya."
"Ceritamu cerita aku juga, biarpun kamu pindah planet atau tata surya aku akan terus mengikutimu dan menatapmu."
"Au ah."
"Suka, deh."
"Akunya, nggak tuh."
"Biarin."
"Masih, mau menungguku?"
"Tidak, akan pernah ada kata habis untuk menunggu seorang bidadari."
"Au ah"
"Gemes, deh."
"Sana, sama bayinya yang gemes."
"Kamu, ajak aku bikin bayi gemes?"
"Ihhhh, Libra!"
Dengan sigap aku menarik dua pipinya yang terlalu tembem sambil tersenyum menatapnya, sungguh aku ingin memilikinya sepenuhnya.
Biar tak ada kata tak halal lagi saat aku melakukan hal seperti ini, rasanya juga wajah itu selalu ingin kutatap ketika bangun tidur dan selalu ku padang sepanjang waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libra dan Aries
Novela JuvenilCatatan, Libra "Awal dan akhir nggak ada bedanya kok dimana artinya selalu sama, saling tak kenal. Hanya beda rasa pahit atau manis? Tapi, Aku ingin awal yang pahit dan akhir yang manis. Bukan sebaliknya." "Aku nggak pernah ngerti, kenapa langit bir...