_Pasar Senen_

317 17 0
                                    

"Pasar  Senen"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pasar  Senen"

****


Satu minggu kemudian. 

Kringg... 

Bel sekolah merupakan bel yang paling di tunggu tunggu di muka bumi ini, rasa capek, jenuh, dan ngantuk hilang dalam sekejap mata Ketika mendengar bel pulang sekolah berbunyi. 

Namun, beda halnya denganku jika mereka senang karna terbebas dari penjara tanpa jeruji besi ini sedangkan diriku malah terlihat lesu karna penjara kedua sudah menungguku. 

Untungnya, guru yang mengajarku tak segalak Bu Erni. Melainkan secantik bidadari, punya senyum yang seindah mentari, dan satu lagi walau ia sering kesal namun menurutku di situlah ia terlihat sangat cantik. 

Sudah satu minggu terakhir aku sering bersama dengan gadis ini setiap jam pulang sekolah tiba.  perpustakaan menjadi tempat kami belajar dari jam 2 hingga jam 4.

Dari dua jam itu bisa ditakarkan mulai dari 100%. Aku  tidur sebanyak 80 persen, makan 10 persen, mengajaknya bercerita bersama 5 persen, serta mengahayal 4 persen. Jadi hanya 1 persen aku memperhatikan penjelasanya. 

Seperti kata ibuku "belajarlah tanpa paksaan nak." Dan harus ku akui Aries merupakan gadis yang sabar dalam menghadapi sikap tak berpendidikan yang kupunya. 

Sejujurnya, tak ada rasa ingin menjadi pintar di benakku sekalipun. Menurutku bodoh dalam pelajaran belum tentu bodoh dalam segala hal-hal yang lain bukan?. 

"Libra, lo belajar lagi di perpus?" Tanya Rio, yang kini sudah beres beres. Dengan setengah lesu dan senang aku menjawab. 

"Mau, gimana lagi. Kalau gua nggak kesana dia bakal lapor ke kepsek" Kataku pasrah walau ada  rasa senang karna bertemu lagi denganya namun itu semua bercampur dengan rasa malas. 

Belajar bukan hobiku, tapi menatap wajahnya sekarang menjadi hobi baru buatku. 

"Yaudah, gua duluan." Kata, Rio kemudian sambil berjalan keluar kelas. Aku pun mengikuti namun beda arah jika Rio ke parkiran maka aku ke perpustakaan. 

Tak, butuh waktu lama untuk sampe di salah satu tempat yang menjadi favorit bagi orang orang pintar di muka Bumi ini, apa lagi kalau bukan perpustakaan sekolah.

Aku, masuk dengan damai dan kedua mataku lansung tertuju pada seorang gadis yang lagi duduk dengan tenang di salah kursi perpustakaan. 

"Sudah, lama nunggunya?" Kataku, ketika sudah berada di dekatnya dan lansung duduk di samping kursi yang ia duduki. 

"Lumayan." Kata, Aries singkat dengan menoleh sambil tersenyum. "Senja saja iri dengan senyum yang ia tunjukkan, lalu bagaimana denganku yang sepertinya sudah terpesona pada senyum itu"

Libra dan AriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang