_Ilusi atau kenyataan_

381 19 0
                                    

"Ilusi atau kenyataan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ilusi atau kenyataan"

****

Pukul 7 malam.

Aku baru saja sampe rumah selepas tadi mengantar aries pulang dengan selamat, walaupun harus memaksanya sedikit.

"Matahari, setahuku matahari itu hanya satu. Muncul pagi pulang malam terus matahari yang dia maksud apa?" Kataku pada diri sendiri.

Tapi, butuh waktu untuk bisa mengetahuinya karna kami tidak sedekat itu untuk dikatakan sahabat ataupun teman. Dua kali pertemuan bukan hal yang baik jika aku langsung mencampuri urusan pribadinya.

"Ah, sudahlah." Batinku. Lalu aku melangkah masuk dalam rumah dan disambut oleh ibu yang sedang duduk di ruang tamu dengan mata yang sudah sayup-sayup.

Aku pergi ke sampingnya, duduk bersamanya sambil memijit lengan, bahu, kepala. Hanya ini yang bisa kulakukan untuk membalas kerja keras seorang ibu.

"Makan, dulu sana." Suruhnya.
"Nanti aja."
"Kamu, nggak laper?"
"Belum bu."
"Kapan, kamu laper?"
"Biasanya sebentar lagi."

Ibu hanya tersenyum, sambil menikmati pijitanku. Kini aku menatapnya dengan iba, ia sudah setua ini. Namun, masi sangat rajin bekerja.

"Gimana, jualanya bu?" Tanyaku.
Sedikit mencairkan suasana.

"Alhamdulillah, laku." jawabnya sambil tersenyum. Sudah hampir 3 tahun, ibu berjualan sayur di pasar dan akan pulang jika sudah larut seperti ini. Setelah kejadian itu semuanya berubah dengan drastis. Termasuk kondisi ekonomi.

"Gimana sekolah-mu?" Tanyanya.
"Gitu-gitu aja."
"Kamu, habis berantem lagi"
"Tadi jatuh, bu" jawabku. Berusaha membuatnya tidak khawatir.
"Dimana?"
"Di selokan." Kataku.
"Badan udah besar gini, tinggi sampe selangit. Kok masi jatuh di selokan." Katanya, dengan ketawa renyah.
"Terpeleset bu."

"Kamu makan dulu sana" suruhnya lagi dan akupun mengangguk sekali.

"Ya udah, ibu masuk kamar saja, istirahat." Kataku sambil berjalan menuju dapur untuk meneguk segelas air putih, lalu setelah itu aku berjalan menuju kamar kuputuskan malam ini untuk berpuasa saja. Rasanya malas untuk makan yang kuinginkan hanya beristirahat dan tidur dengan nyenyak.

Aku membuka pintu kamar lalu berjalan dengan tenang kearah pulau kapuk(kasur)

"Coke?" Kataku. Sambil berhenti berjalan ketika melihat Rio sudah berada di kamarku.

"Coke, Apa'an?" Tanyanya dengan raut wajah bingung.

"Cowok Tokke." Kataku seraya tertawa.Rio, berdiri dengan muka di tekuk berbeda dengaku yang sedang tertawa mengejeknya.

Libra dan AriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang