"Cerita baru"
****
"Ak....," belum sempat Aries mengeluarkan satu kata pun dengan cepat aku memotong ucapanya lalu menatapnya sambil tersenyum.
"Kamu, nggak harus menjawab pertanyaan-ku sekarang."
"Kenapa..? Kamu tidak ingin mengetahui jawabanku?"
"Bukan itu, hanya saja. Belum pada waktunya."
"Maksud, kamu?"
"Rasanya mapan terlebih dahulu lebih baik dibanding harus memiliki terlebih dahulu."
"Aku, tidak mengerti?"
"Belum pada waktunya tangan ini mampu menggenggam kedua tangan milikmu."
"Karna kenapa?"
"Menjadi mapan terlebih dahulu baru memilikimu rasanya itu lebih baik, Pipi kamu merah tuh." Kataku.
"Mmmsaa, sih?"
"Nggak, usah salting gitu."
"Siapa, yang salting coba, wlee." Ucapnya dengan memeletkan lidahnya kearahku. Aku mengambil tindakan dengan memajukan wajahku hingga sangat dekat dengan wajahnya yang menyisakan beberapa centi saja dari wajahku.
"Kakkk..kam, mau ngapain?" Ucap Aries dengan nada yang terbata-bata, ia kembali salah tingkah dan terlihat sangat gugup, bahkan ia meremas remas rok sekolah yang ia kenakan.
"Sudah, kubilangkan. aku.., akan jatuh cinta duluan dengan-mu." Kataku dengan sangat pelan hampir seperti sebuah bisikan, dan kedua bola mataku menatapnya tanpa berkedip.
"Libra..." sahutnya seraya mendorongku hingga jauh darinya.
"Dek.., dek." Panggil seorang bapak-bapak, kami pun menoleh hampir bersamaan, bapak-bapak itu persis berada disamping kami.
"Ada, apa pak?" Tanyaku kemudian, tunggu dulu nampaknya aku mengenal bapak-bapak ini ia tak lain orang yang mengira-ngira tadi kami berpacaran.
"Pacaran itu jangan diwaktu sekolah, benar kata bapak kan? Kalian itu hanya belum jadian saja. Dasar anak muda jaman sekarang." Katanya kemudian.
"Tapi..." belum sempat lagi aku menyelesaikan perkataanku, bapak-bapak itu malah pergi duluan.
"Ada-ada aja itu bapak-bapak." Kata Aries dibarengi dengan tawa ringan dan bapak-bapak itu sukses merusak suasana romantisnya yang kubuat sedemikian rupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libra dan Aries
Teen FictionCatatan, Libra "Awal dan akhir nggak ada bedanya kok dimana artinya selalu sama, saling tak kenal. Hanya beda rasa pahit atau manis? Tapi, Aku ingin awal yang pahit dan akhir yang manis. Bukan sebaliknya." "Aku nggak pernah ngerti, kenapa langit bir...