_Meteor_

160 7 1
                                    

Tokoh baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tokoh baru ...?

****

Baju kotak kotak, celana lepis, model rambut plontos ala anak anak pemburu perguruan tinggi negeri, sepatu sport warna abu abu, dan tas ransel dengan barang bawaan baju ganti.

Semuanya, sudah kukenakan dengan rapi, plus potongan rambutku yang kini sudah plontos bak latihan militeria yang di lakukan para Tni.

Tak lupa kubawa berbagai pralatan alat tuli menulis dan sebotol minuman, serta berbagai perlengkapan laianya yang harus kubawa hari ini.

Tiba-tiba Aku, teringat akan dirinya, betapa sudah terlalu lama senyum itu tak pernah nampak?

Andai, kala waktu bisa di putar maka ijinkan Aku untuk melihatnya sekali saja.

Bilamana, rasa tak terbiasa maka sangat sulit pula untuk melupakan, dan di saat raga juga menginginkan dia untuk kembali.

Namun, realita tak pernah sesuai dengan imajinasi revolusioner?

Angkasa, matahari, bulan, bintang, pagi, malam, angin, hujan, kamu dan Aku, semoga sehat di negeri orang.

Pikirku dalam hati, sambil tersenyum menatap buku pemberianya.

Kini sudah hampir setengan tahun, ia pergi ke pelanet lain, Aku selalu tersenyum walau kadang rindu mengalahkanya.

Aku selalu percaya jika melupakanya adalah hal yang terbaik, tidak mengingat namanya adalah hal yang harus kulakukan.

Karna, kini tak ada lagi sang pelangi? Tak ada lagi senja, bintang kecilpun ikut menghilang bersamanya.

Mereka semua pergi bersama-sama, dan entah kapan kembali?

Aku, berjalan ke luar kamar, memakai ransel, tak lupa tersenyum dengan rasa ambisius dan segala impian kupikul di pundak.

berdoa dalam hati semoga semuanya lancar, kalian pun harus mendoakanku agar lolos tes untuk hari ini.

kulihat, ibu ku yang duduk di ruang tamu dengan meminum secangkir teh, dengan sigap Aku menghampirinya.

ia pun tersenyum ketika melihatku, berada di hadapannya, untungnya ada sang superhero yang nyata bagiku.

"sudah rapi, nih" katanya ketika melihatku.

"udah, dong." kataku, seketika duduk di sebelahnya memijit sebelah tangan beliau, secara halus dan perlahan.

"doakan, biar lancar" kataku.

"sudah ibu doakan, di setiap sujud ibu."

Libra dan AriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang