Catatan, Libra
"Awal dan akhir nggak ada bedanya kok dimana artinya selalu sama, saling tak kenal. Hanya beda rasa pahit atau manis? Tapi, Aku ingin awal yang pahit dan akhir yang manis. Bukan sebaliknya."
"Aku nggak pernah ngerti, kenapa langit bir...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Suatu perjuangan"
****
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu ingin berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga.
Tapi apabila kamu mencoba menutup mata dari orang yang kamu cintai? maka cinta itu akan berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama. Oleh karena itu jika kamu sudah mencintai seseorang jangan pernah kamu mengurangi kadar cinta padanya kesetiaan serta komitmen untuk selalu bersama dalam suka duka dan terus berjuang jika kamu memang mencintainya.
-Boby-
Aku sedang membaca Artikel tentang filosofi cinta dari blog Kang Boby. Entah dorongan dari mana aku membaca kata kata alay seperti ini bisa dikatakan kali pertama aku membaca tentang kalimat tentang cinta. Namun, makna makna dari kata katanya cukup membuatku teringat kembali dengan kejadian tadi pagi.
Flasback on.
"Sudah lama nunggunya?" Sebuah suara lembut membuyarkan lamunanku tentang taman yang sepi ini, aku pun menoleh kearahnya dan kulihat ia tetap secantik kemarin.
"Lumayan lama."
"Maaf, aku telat."
"Nggak apa apa, asal jangan telat sayangnya." Tiba tiba ia tersenyum.
"Kukira kamu bakal marah?"
"Sayangnya, rasa marah kalah telak dengan rasa sayang." Ia hanya tersenyum simpul mendengar rayuan alay-ku, lalu selang beberapa detik kemudian ia kembali berucap.
"Ada, yang ingin kukatan pada-mu" kata Aries dengan raut wajah yang sudah tak seperti ketika ia baru saja datang.
"Aku, harap bukan berita buruk." Kataku.
"Aku......?" Dua alisku terangkat naik yang menandakan tanda tanya tentang kelanjutan dari ucapanya.
"Aku.., Ingin kamu berhenti untuk mencintai-ku." Kata Aries, dan kini aku menatapnya dengan terkejut.
"Kenapa, aku harus berhenti."
"Biar, tak kujelaskan kamu juga pasti akan mengerti mengapa cerita kita berakhir disini."
"Bagaimana jika aku menolak?" Tanyaku, kemudian.
"Tolong, berhenti saja kamu tidak bakalan kuat dan aku...., juga tidak bakalan tega melihatmu menderita."