"Pertanyaan atau pernyataan"
****
Suasana jalan ibu kota yang cukup rame hari ini dengan para pengendara baik roda dua atau roda empat yang saling berlalu lalang untuk sampe di tempat tujuan. Untungnya hari ini kondisi jalan raya tidak terlalu padat, cukup lancar hingga tak ada kemacetan yang terjadi.
Lampu hijau selih berganti menjadi merah yang sebagai pertanda perhentian sementara untuk beristirahat atau sekedar merenggangkan otot-otot. Lain halnya lagi dengan orang yang tak pernah patuh dengan aturan, lampu merah ia anggap sebagai mala petaka.
kulihat dari bilik kaca spion motorku, Aries sedang menikmati pemandangan jalan ibu kota yang tak ada habisnya di sebelah kiri ataupun kanan semuanya diisi oleh kendaraan bermotor atau mobil dengan Polusi beterbangan di udara dengan terik matahari mulai panas membuat perjalanan menjadi gerah untuk pengendara bermotor.
Tidak lama kemudian bunyi klakson bergema dengan keras, para pengendara sudah ada yang tidak sabaran untuk melaju adapula yang ikut-ikutan membunyikan klakson untuk menambah keramaian, disisi lain aku hanya diam saja menikmati tingkah laku para pengendara jalan ibu kota.
"Hey." Sahut Aries sambil memukul pelan bahuku.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Kamu, coba perhatikan pengendara motor itu." Kata Aries sambil menunjuk pengendara motor yang berada tak jauh di hadapan kami. Arah pandanganku pun mengikuti pengendara yang dimaksud Aries, selang beberapa detik kemudian akupun kembali bertanya.
"Kamu, naksir dengan pengendara itu?"
"Ihhh.., ya nggaklah, coba kamu perhatikan apa yang kurang dari pengendara itu." Kutatap lagi pengendara motor itu, dua orang pria yang tidak memakai helmet, serta kaca spion yang tidak di sertakan, dan memakai knalpot anak-anak kekinian yang suaranya sangat meresahkan pendengaran.
"Emang, ada apa dengan mereka." Tanyaku kemudian.
"Aku, heran aja dengan mereka- mereka."
"Heran, kenapa?"
"Kenapa mereka sangat sulit untuk diatur? Padahal aturan lalu lintas itu dibuat untuk keselamatan mereka sendiri."
Aku, menatapnya dari bilik kaca spion motor, ia sangat serius hingga tak sadar sedari tadi aku terus tersenyum karna raut wajahnya yang terlalu serius."Lo, mau tau kenapa?"
"Memangnya kamu tau?"
"Gua, tau kenapa rakyat indonesia itu sangat sulit untuk di atur." Kataku, kini Aries mengalihkan arah pandanganya sejenak, lalu menatapku dari kaca spion motor juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libra dan Aries
Fiksi RemajaCatatan, Libra "Awal dan akhir nggak ada bedanya kok dimana artinya selalu sama, saling tak kenal. Hanya beda rasa pahit atau manis? Tapi, Aku ingin awal yang pahit dan akhir yang manis. Bukan sebaliknya." "Aku nggak pernah ngerti, kenapa langit bir...