Chapter 41

137 21 8
                                    

Jungkook keluar dari kamarnya dengan gerakan yang gegabah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook keluar dari kamarnya dengan gerakan yang gegabah. Matanya sembab. Bukan karena mengantuk, tapi terlihat jelas kalau ia habis menangis.

Park Jimin, Jung Hoseok dan Kim Taehyung yang sedang menonton televisi bersama---hanya diam melihat Jungkook keluar seperti itu. Jungkook hanya memakai piyamanya, sendal karet putih dan jaket hitam tebal yang biasa dipakainya.

Mata mereka bertiga mengikuti gerak-gerik Jungkook. Terdengar suara pemuda itu membuka pintu dan menangis. Sontak saja ketiganya berdiri---berhamburan menuju pintu---untuk melihat apa yang sedang terjadi. Mereka terkejut melihat Jungkook menangis dalam dekapan seorang gadis.

Taehyung bersuara, "Amanda?"

***

Tak berselang lama, Suga juga keluar dari dalam kamarnya. Kamar yang langsung menghadap pintu masuk itu bisa dengan jelas melihat apa yang sedang terjadi. Tangannya diam tak bergerak dari pegangan pintu kamarnya. Matanya menatap kaku ke arah Jungkook, Jimin, Taehyung dan Hoseok yang sedang berdiri di dekat pintu. Ia melihat Jungkook memeluk seorang gadis sambil menangis dan dari sela-sela lingkar tangan Jungkook, terlihat pula wajah mungil gadis yang ingin ia temui saat ini, Amanda Jung.

Suga berdesis, "cih..."

"Tenanglah, Jeon Jungkook," kata gadis itu seraya menepuk-nepuk Jungkook. "Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sampai-sampai kau menangis seperti bayi."

Suga mendengarkan dengan seksama.

"Kau tahu? Kau adalah wanita terjahat yang pernah ku temui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tahu? Kau adalah wanita terjahat yang pernah ku temui. Kau bersikap baik pada semua orang dan memperlakukan semua orang itu sama. Kau tahu apa akibat dari sikapmu itu? Hampir semua yang berada didekatmu jadi menyukaimu. Termasuk aku! Aku ... Aku muak dengan situasi ini."

Suga tersentak mendengar kalimat Jungkook. Dia baik pada semua orang? Apa jangan-jangan yang dia lakukan padaku juga sama seperti yang dilakukan ke orang lain?

"Apa maksudnya?" tanya Amanda.

"Apa kau belum menyadarinya? Aku, Suga-hyung, Jung Jaewon, Nam Joohyuk, Kang Daniel, semua jatuh hati padamu. Kau benar-benar tidak mengerti atau pura-pura tidak mengetahuinya?" bentak Jungkook.

"Aku juga sempat merasakannya," bisik Taehyung seraya menatap Amanda dan Jungkook. Membuat Hoseok dan Jimin melirik ke arahnya dan menjentik dahinya.

"Kau ... jadi terlihat seperti wanita gampangan! Kau terlalu mudah menerima semua yang ingin dekat denganmu. Membuat semuanya merasa patah hati di waktu yang bersamaan. Membuat mereka terjebak dalam keadaan yang menyakitkan. Kau tahu rasanya memendam perasaanmu sendiri? Itu yang sedang semuanya rasakan."

Amanda menyeringai sinis. "Aku hanya bersikap baik, Jungkook-ie! Lantas kalau mereka menyukaiku, apa itu kesalahanku juga?"

"Jika kau bisa menempatkan dirimu sesuai dengan porsinya, mereka tidak akan jatuh cinta padamu!"

Amanda mulai berkaca-kaca disalahkan seperti itu. "Kalau begitu baiklah, aku terima penilaianmu dan aku akan merubah diriku! Kau salah paham tentang satu hal. Aku tak menyukai siapapun diantara kalian. Satupun! Kecuali Nam Joohyuk."

Di saat yang sama, Amanda tak sengaja bertatap mata dengan Suga yang tengah berdiri mematung dari dalam apartemen. Wajahnya mengeras, tatapan matanya sendu, kakinya mulai bergetar.

"Suga..." Amanda melirih, ia khawatir Suga mendengarnya. Ia tak tahu ada Suga di ujung sana. Dan semua menoleh ke arah Suga.

Suga tersenyum tipis, lalu kembali masuk ke dalam kamarnya. Tak ada apapun yang harus diperjelas. Gadis itu sudah memperjelas situasinya. Tak ada yang harus dilakukan lagi selagi melupakannya.

"Memalukan sekali mendengarnya," kekeh Suga di dalam kamar. Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur dan dalam sepersekian detik air matanya mengalir selagi ia membenamkan wajahnya di atas bantal. "I'm done..."

***

Amanda menatap pintu yang Suga masuki dari kejauhan. "Sejak kapan dia ada di Seoul?"

"Dua hari yang lalu," jawab Jungkook. Ia menyeka air matanya, kemudian merengkuh kedua pundak Amanda. "Ayo, aku antar kau pulang."

"Aku ingin menemuinya."

"Siapa?"

"Min Suga."

Jungkook berdecak kesal. "Untuk apa? Bukankah kau bilan tak ada satupun dari kami yang membuatmu tertarik selain Nam Joohyuk? Sebaiknya jangan memperkeruh keadaan dengan statement-mu."

Amanda mengatup rapat bibirnya, menahan air matanya yang hendak jatuh. "Aku ingin menemuinya," ulangnya dengan suara yang bergetar.

"Aku tanya sekali lagi... Untuk apa?"

"Untuk memperjelas semuanya."

"Bukankah sudah jelas semuanya?"

"Ada apa denganku?" ujar Amanda, ia bertanya pada dirinya sendiri seraya menyentuh dadanya.

Taehyung menengahi, ia menghampiri Jungkook dan Amanda. "Bagaimana kalau aku yang mengantarmu pulang? Dan kau, Jeon Jungkook, sebaiknya kembali ke kamarmu. Jika kau menekannya seperti ini, situasi tak akan pernah membaik."

Jung Hoesok ikut mengacungkan jari telunjuknya. "Ya, benar. Biar aku dan Taehyung yang mengantarnya. Oke, Jungkook?"

Dari belakang Jimin meraih lengan Jungkook. "Temani aku saja di sini," ucapnya, terdengar merayu. Tapi tangannya dihempas begitu saja oleh Jungkook.

Jeon Jungkook menghela napasnya, ia menatap Amanda kesal. "Kau tak pernah berubah Amanda." Kemudian ia pergi keluar tanpa mengajak siapapun, meninggalkan Amanda yang masih keras kepala ingin menemui Suga.

***

Memories In Seoul (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang