♡ Versi Revisi ♡
-----Suasana lapangan hijau halaman kampus begitu pas untuk pertemuan pertama Amanda dengan seorang mahasiswa yang bernama Kang Daniel. Angin pun berhembus tenang membuat rerumputan kecil bergerak mengikuti arah angin.
Sosok Kang Daniel membuat suasana menjadi semakin menyenangkan. Jaket jeans biru muda dipadu-padankan dengan kaos The Beatles dan celana cino hitam sobek-sobek, begitu sempurna di tubuhnya yang kelihatan atletis.
"Apa kabar, sunbae?"
"Baik, Daniel. Kau? Aku tak menyangka kau juga berkuliah di sini. Pantas saja tadi aku melihat Guanlin lewat di depan sini. Apa kalian kuliah di sini atau ada acara di sini?"
"Semua member kami berkuliah di sini, sunbae. Selain aman dari media dan penggemar, kampus ini juga terkenal dengan alumninya yang hebat," jelas Daniel.
"Oh, ya, perkenalkan dia Amanda. Amanda, dia Kang Daniel. Dia juga member Wanna One seperti mahasiswa yang kau tanyai barusan," kata Jaewon dengan sengaja.
"Hai, Daniel."
"Hai juga, Amanda," sapa balik Daniel. "Sunbae, sebenarnya aku tahu kau juga berkuliah di sini, tapi ini pertama kalinya kita bertemu. Suatu kehormatan besar bagiku."
"Kau seperti sedang bertemu seseorang yang besar," cela Amanda. Meledek posisi Jaewon.
"Tentu saja, Amanda. Sebuah kehormatan besar bertemu senior dalam industri bermusik yang menyempatkan dirinya untuk terus belajar. Bukan hal yang mudah membagi waktu antara belajar, bekerja dan berlatih sepanjang hari."
"Senior industri hiburan?" ulang Amanda.
Selama berteman dengan Amanda, Jaewon tak pernah memberitahukan asal-asulnya sama sekali. Keduanya murni berteman karena kepribadian masing-masing tanpa memandang status sosial mereka.
"Jadi kau juga seorang selebriti? Kenapa tidak memberitahuku soal ini?"
"Memangnya kau pernah bertanya?"
"Daniel-ssi, apa dia orang yang hebat?"
Amanda menunjuk Jaewon.
"Jaewon-sunbaenim itu seorang rapper yang keren! Dia juga baru pindah ke salah satu agensi terbesar di Korea, YG Entertaiment. Sebentar lagi drama terbarunya pun akan tayang di salah satu stasiun televisi berbayar."
Amanda melongo tak percaya.
"Kenapa harus menutupi dirimu yang sebenarnya? Kenapa tidak memberitahuku sejak awal? Kalau aku tahu, aku bisa menyemangatimu setiap hari."
"Aku tidak bermaksud menutupinya, tapi setidaknya aku senang mengetahui fakta kalau kau tetap mau berteman baik denganku tanpa memperdulikan siapa diriku sebenarnya," ujar Jaewon. "Karena untuk selebriti seperti kami, sulit sekali mendapatkan seorang teman yang tulus."
***
Amanda memutar balik tubuhnya saat mendengar suara Jeon Jungkook.
"Ada apa kemari?"
"Ingin membawakan hadiah untukmu."
"Ini," kata Taehyung seraya memberikan boneka beruang besar. "Bisa menjadi teman tidurmu kalau kau takut sendirian."
"Thanks, Taehyung-ssi."
"Hallo," sapa seseorang yang berdiri di antara Jungkook dan Taehyung. "Aku Park Jimin, senang berkenalan denganmu."
"Hallo, Park Jimin. Aku Amanda. Senang berkenalan denganmu juga. Kalau boleh tahu apa kau termasuk salah satu member grupnya mereka berdua?"
Jimin mengangguk. "Benar."
"Sungguh suatu kebetulan yang menyenangkan! Empat member BTS ada di sini," seru Daniel gembira.
Kang Daniel berangkulan dengan Jungkook, Jimin dan Taehyung bergantian. Sedangkan Amanda masih bingung dengan kalimat 'empat member' karena sejauh matanya memandang hanya ada tiga orang member di sana.
"Hai, BTS!" Jaewon ikut menyapa.
"Kau juga mengenalnya?"
"Amanda, kami semua berada dalam satu industri yang sama. Mana mungkin kami tidak saling mengenal satu sama lain?" ujar Jungkook.
Di satu sisi, Jaewon ikut penasaran kenapa Amanda bisa mengenal dan terlihat dekat dengan member BTS
"Kau mengenal mereka dengan baik?"
Amanda mengangguk. "Jungkook sahabat kecilku di Busan. Selebihnya aku dikenalkan oleh Jungkook dan pernah minum bersama."
"Kau juga mengenal dekat dengan member yang di bawah pohon itu?"
Amanda menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang dimaksud Jaewon. "Oh, Min Suga? Tentu saja, dia juga ikut minum bersama pada waktu itu."
Entah mengapa ada perasaan yang tak nyaman melihat Amanda begitu dengan member BTS. Bagi laki-laki seperti dirinya, persaingan akan status sosial di depan seorang perempuan cukup sengit.
Mungkin ketidaknyamanan itu berasal dari status BTS yang berada di atasnya.
Meski Jaewon pindah ke agensi terbesar di Korea, tetap saja namanya belum sepopuler BTS. "Aku rasa sudah saatnya aku bekerja keras," gumamnya.
***
Kang Daniel, Jaewon dan Amanda melambaikan tangan ke arah Jungkook, Taehyung dan Jimin. Ketiga member BTS di depan mereka sudah memutar balik tubuhnya. Tetapi tidak dengan Suga.
Suga malah melangkah maju setelah lama berdiam diri di bawah pohon di ujung halaman dekat van mereka terparkir.
"Ada apa?" tanya Amanda.
Suga mendekat seraya membuka topi yang sedang dipakainya kemudian memakaikan topi itu di atas kepala Amanda.
"Maaf tidak memberimu hadiah apapun," ucap Suga singkat.
Setelah memberikan topinya, Suga berlari mengejar langkah membernya yang lain.
Jaewon melirik ke arah Amanda. Ia melihat gadis itu kembali melongo tak berdaya.
Mungkin Amanda sedikit bingung dengan apa yanh baru saja Suga lakukan. "Harus ku akui kalau pesona Min Suga memang terasa berbeda."
***
Di private acak :)
Jangan lupa tinggalkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories In Seoul (MYG)
Fiksi Penggemar[Started: 02 April 2018] BTS Series: Pertama Completed ✔ Tulisan yang ditulis dengan maksud menyembuhkan bagi siapapun yang membacanya. Bagi mereka yang bertepuk sebelah tangan, yang merasa iri dengan seseorang, yang ditinggal mati orang terkasih...