♡ Versi Revisi ♡
-----Sepulangnya Amanda, Suga lantas duduk di atas sofa dengan sebelah kaki yang terangkat di atas meja. Televisi di depannya menyala tetapi ia sama sekali tidak menontonnya. Ia sedang asik membolak-balik ponsel ditangannya seraya terus-menerus memperhatikan wajah Amanda yang menjadi wallpaper di ponselnya.
"Argh, aku bisa gila jika seperti ini terus," teriak Suga, geregetan. Ia membenamkan kepalanya di sofa dengan kaki bergoyang-goyang kegirangan persis seperti anak muda yang sedang dimabuk kepayang.
Tak lama, ia beranjak bangkit dari sofa menuju jendela kaca besar yang mengarah ke jalanan. Siapa tahu masih ada Amanda di luar sana. Tapi, yang ia dapatkan adalah rintikkan hujan yang sangat deras.
Dengan gerakan cepat, ia langsung memeriksa setiap-tiap kamar untuk mencari payung. Ia khawatir Amanda kehujanan di luar sana. Kasian, katanya.
"Belum lima menit, belum lima menit!"
Sebenarnya, bisa dibilang Suga itu tipe pria yang manis. Ia selalu perduli dengan sesuatu meskipun ia kelihatannya ketus ataupun dingin. Ia hany tidak pandai mengekspresikan perasaannya sendiri, membuat orang-orang di sekitar salah menilai akan kepribadiannya.
***
Dengan payung hitam entah milik siapa, Suga pergi ke halte terdekat untuk mencari sosok Amanda. "Kenapa sepi sekali?" gumamnya sendiri. Menoleh kesana-kemari dan tak ada satupun orang di sana.
Saat sedang melamun menatap jalanan yang basah, tiba-tiba ponselnya berdering. Ada pesan masuk dari Hoseok.
Hoseok: Aku ada di restoran pizza persimpangan jalan di dekat dorm. Kemarilah, ayo makan bersama!
Dengan satu tarikan napas yang panjang, Suga membalas "oke" pada pesan singkat Hoseok. Ya, lebih baik kesana daripada harus kembali ke dorm. Sendirian.
Jarak restoran pizza yang dimaksud Hoseok hanya perlu berjalan beberapa meter dari tempatnya berada saat ini. Daripada harus memesan taksi---membuang-buang uang---lebih baik berjalan kaki saja. Toh, sedang turun hujan. Orang tidak akan sibuk dengan kehadirannya yang di tengah keramaian, orang akan sibuk dengan dirinya masing-masing.
Rambu-rambu lalu lintas untuk menyebrang jalan berubah merah saat Suga sudah menapakkan kakinya di sana. Dengan sabar ia menunggu bersama beberapa orang lainnya yang hendak menyebrang jalan. Beberapa dari mereka berbisik-bisik memandanginya. Mungkin mereka curiga kalau ia memang "Suga BTS", tapi Suga tak perduli. Ia tetap menikmati dinginnya malam dibawah payung hitamnya.
Bunyi klakson dan linangan air di jalan yang basah menyadarkan lamunannya. Matanya menelisik kesana kemari dengan bibir yang merengut. Ia memang jarang sekali tersenyum. "Ugh?" serunya tiba-tiba.
Saat pandangan matanya sedang tidak terfokuskan pada apapun, ia malah melihat sosok Amanda yang tengah makan ramen gelasan di salah satu minimarket persis di depan penyebrangan jalan.
Senyum Suga merekah, "aku menemukanmu!"
***
Di private acak :)
Jangan lupa tinggalkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories In Seoul (MYG)
أدب الهواة[Started: 02 April 2018] BTS Series: Pertama Completed ✔ Tulisan yang ditulis dengan maksud menyembuhkan bagi siapapun yang membacanya. Bagi mereka yang bertepuk sebelah tangan, yang merasa iri dengan seseorang, yang ditinggal mati orang terkasih...