Chapter 05 (Revisi)

421 120 28
                                    

♡ Versi Revisi ♡-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡ Versi Revisi ♡
-----

Meski hanya dapat tidur selama dua jam, Park Haejin tetap menjalankan tanggung jawabnya sebagai pimpinan perusahaan.

Sepulang dari bar bersama Rachel, ia segera melesat pergi ke kantornya dan tidur di atas sofa ruang kerja. Tak ada yang bisa mengganggunya selama di kantor. Tak ada yang berani membangunkan seorang CEO perusahaan.

Setelah merasa cukup dengam tidurnya. Ia pergi ke ruang meeting. Pagi ini ada meeting penting bersama boygrup BTS beserta para staff.

Haejin datang ke dalam ruangan yang sudah ramai. Ia langsung duduk di kursinya dan memulai pembicaraan. "Selamat pagi," sapanya.

"Selamat pagi, Ketua Park," jawab semua yang ada di sana.

"Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya kalau akhir bulan depan BTS akan comeback dengan album baru serta tampil di berbagai acara musik secara on air maupun off air," ujar Haejin. "Dan mulai akhir Juli nanti kita akan mengadakan Tour Asia pertama BTS."

"Wohooooo," teriak semua yang berada di dalam ruangan.

Bahkan ada beberapa staff yang menangis haru karena tidak percaya kalau boygrup yang selama ini mereka bantu meniti karir di panggung hiburan dari nol dapat di terima dengan baik dalam industri hiburan yang notabennya sangat ketat persaingan.

Tujuh anak laki-laki yang penuh dengan tekad untuk mewujudkan mimpi menjadi seorang penyanyi pada akhirnya membuahkan hasil dalam kurun waktu yang terbilang singkat.

Mereka semua berhasil menjadi penyanyi.

Mereka menjadi idola banyak orang.

Haejin terdiam barang sedetik setelah keriuhan di dalam ruangan mereda.

"Dengan ini saya berikan kalian semua waktu untuk cuti selama satu bulan penuh," lanjut Haejin. "Silahkan pulang ke kampung halaman masing-masing dan siarkan keberhasilan kalian kepada orang-orang tersayang. Masing-masing member BTS akan mendapat dua tiket VIP untuk pembukaan konser di Seoul."

"Bagaimana dengan biaya perjalanannya?"

Pertanyaan Jeon Jungkook---salah satu member BTS---disambut gelak tawa oleh semua orang. Hanya pemuda itu yang berlaga selengean di depan Haejin.

"Biaya perjalanan di tanggung oleh pribadi masing-masing. Agensi tidak bisa bertanggung jawab untuk hal itu," balas Haejin. "Maaf sudah memupuskan harapanmu, Jungkool-ie."

Mereka semua ingin tertawa lepas, namun ada rasa takut menertawakan seorang CEO.

Bagaimanapun juga Haejin adalah pemilik BigHit Entertaiment. Agensi tempat BTS bernaung saat ini.

"Cukup sekian meeting terakhir untuk bulan ini. Setelahnya kalian bisa segera mempersiapkan diri untuk pulang. Dan khisus untuk member BTS, agensi sudah mempersiapkan sebuah van untuk kalian pulang. Satu orang satu mobil."

Haejin memberi sebuah harapan baru.

"Terima kasih untuk kalian yang selalu bekerja keras. Saya selaku pimpinan perusahaan sangat mengapresiasi kinerja kerja kalian semua. Sekali lagi terima kasih," tutup Haejin yang disambut dengan tepuk tangan yang meriah.

***

Apartemen yang dijadikan sebagai asrama diisi oleh tujuh anak laki-laki yang berbeda-beda kepribadian.

Semua bisa dinilai dari situasi kamar masing-masing member. Ada yang bersih, ada yang biasa-biasa saja hingga ada juga yang tampak kotor.

Sepulang dari kantor agensi, beberapa member segera bersiap-siap pulang ke rumah masing-masing.

Bunyi suara yang koper yang ditarik kesana kemari begitu terdengar sampai dapur. Mereka terlampau serius mengemas barang sampai tidak ada satupun yang berbicara.

Sementara yang lain sibuk merapihkan barang, Suga malah berdiam diri di depan meja makan seraya menyesap susu hangat.

Park Jimin---salah satu member BTS yang paling tenang---datang ke dapur untuk mengambil segelas air putih. Ia heran mendapati Suga yang tampaknya tak antusias dengan cuti panjang mereka.

"Kenapa tidak merapihkan barangmu?"

"Aku pulang besok saja," jawab Suga.

"Tidak apa-apa di dorm sendirian di sini?"

"Tidak apa-apa, Jimin. Kalian pulang saja. Tak perlu mengkhawatirkanku."

Di saat yang bersamaan Jungkook datang dengan membawa kantong plastik besar.

"Jimin-hyung, bisa temani aku ke K'ARTS sebelum kau pulang ke Busan?"

"Mau ngapain?"

"Aku ingin bertemu dengan teman kecilku, sekaligus mengambil surat cuti perkuliahan. Bagaimana? Kau bisa?"

"Tentu saja," angguk Jimin.

"Aku ada di sini, dan kau tak berniat mengajakku?

Jungkook mengerutkan dahinya. "Bukankah kau salah satu member termalas yang tak pernah mau pergi keluar? Kenapa rasanya akhir-akhir ini kau seperti antusias dengan kegiatanku?"

"Hanya perasaanmu saja," sela Suga. "Aku akan ikut mengantarmu ke sana."

"Oi, jangan lupakan aku! Aku juga ikut," seru Taehyung seraya membawa boneka besar. "Kau hendak bertemu Amanda, kan? Aku memenangkan permainan mesin capit dan berniat memberikan boneka beruang ini padanya."

"Ide bagus! Hitung-hitung hadiah untuk apartemennya," kata Jungkook antusias. "Aku juga membelikannya satu set seprei dan selimut yang sesuai dengan seleranya."

"Kenapa kalian ribut sekali soal wanita itu? Apa dia begitu cantik hingga kalian perebutkan?"

"Tidak ada dari kami yang merebutnya. Kami semua ingin menjalin sebuah pertemanan yang baru," sergah Taehyung.

"Dia sahabat kecilku di Busan yang baru saja kembali dari Indonesia," jelas Jungkook.

"Oh, cinta pertamamu itu ya?"

"Yassssh," geram Jungkook seraya membekap mulut Jimin. "Tutup mulutmu atau ku gigit bibirmu sampai berdarah!"

***

Di private acak :)
Jangan lupa tinggalkan jejak.

Memories In Seoul (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang