♡ Versi Revisi ♡
-----Di dalam kamar yang berukuran cukup luas untuk di tiduri dua orang sekaligus itu tampak ada seorang pemuda yang sedang terduduk diam sembari merengkuh erat-erat ponselnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Pemuda itu kelihatan murung setelah seharian memang mood-nya terasa berantakan. Pemuda itu ialah Suga.
Selama beberapa tahun, ia tidak pernah sendirian. Selalu bersama member BTS yang lainnya saat berada di dalam dorm. Ia juga sekamar dengan member tertua, Kim Seokjin. Tetapi jatah cuti seminggu yang diberikan oleh Ketua Park membuat seluruh member meninggalkan dorm begitu saja. Suga seharusnya pulang agar dia tidak merasa kesepian.
Drrrrrt. Ponsel Suga bergetar.
Dengan malas ia membuka locksreen ponselnya dan melihat siapa yang baru saja mengirim pesan padanya malam-malam begini. "Aigoo, aku sedang dalam mode tidak ingin berkirim pesan," gumamnya.
Hoseok: Hyung, kau masih di dorm?
Meski katanya sedang malas berkirim pesan, tangannya malah bergerak begitu saja setelah membaca pesan dari Hoseok.
Suga: Ya, aku masih di dorm.
Setelah membalas pesan dari Hoseok, Suga beranjak keluar dari dalam kamar untuk mengambil sekaleng bir di dalam kulkas. Ponselnya di tinggal sementara di atas kasur selagi ia pergi keluar, sekaligus di charge.
Suga melihat ke arah ruang tamu, tempat dimana pertama kalinya ia melihat sosok Amanda. Entah apa yang ada dalam pikirannya, spontan saja ada senyum yang mengembang di sudut bibirnya tanpa sadar.
Dari dalam dapur terdengar lagi suara getar ponsel berkali-kali. Tapi pikirnya: mungkin hanya para member yang mengabarinya kalau mereka semua sudah sampai di kampung halaman masing-masing.
Kaleng bir di tangannya sudah terbuka lebar, ia menyesap birnya dengan sekali tenggak, kemudian memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kamar. Ia berniat untuk membuat lirik lagu saja karena kerisauannya saat ini sepertinya akan sempurna jika di sampaikan melalui sebuah lagu nantinya.
Saat ini Suga sudah berada di depan meja kerjanya. Layar laptopnya pun sudah menyala. Saatnya untuk membuat lirik serta membuat aransemen dari lagunya. Namun, konsentrasinya mendadak buyar saat ponselnya kembali berdering tanpa henti.
"Kenapa mereka rewel sekali?"
Benar.
Kakaotalk Suga penuh dengan pesan singkat dari para member BTS, terutama Jungkook.
Jungkook: Cepat angkat teleponku!!!
Suga mengernyitkan dahinya melihat ada tiga panggilan masuk dan tujuh pesan singkat dari Jungkook. "Hallo, Jungkook-ah. Ada apa? Kalau informasimu tidak penting, akan ku bunuh dirimu."
Jungkook tak perduli. "Amanda sudah datang?" tanyanya, tiba-tiba. Membuat wajah Suga yang sebelumnya keras berubah datar. "Oi, hyung. Kau dengar, tidak?"
"Datang ... datang kemana?"
"Makanya scroll pesan singkatku."
Sembari tetap melakukan panggilan, Suga juga memencet aplikasi Kakaotalk dan memeriksa pesan singkat dari Jungkook. Betapa terkejutnya Suga setelah melihat pesannya. "Kenapa tidak memberitahuku dari tadi?!" pekiknya, kebingungan. Ia juga langsung menutup panggilannya.
Tuuuuutttt. Bel pintu berbunyi.
Astaga, dia benar-benar datang!
Dia datang.
Dia datang.
Dia datang.
Suga mondar-mandir sendiri. Padahal tak ada satupun hal yang ia lakukan sembari bolak-balik sedaritadi. Hanya diam kesana-kemari sembari menggigit ujung ponselnya saja.
"S-Siapa?" tanya Suga, pura-pura tidak mengetahui siapa yang datang. Dengan jelas ia bisa melihat wajah Amanda dari alat pemindai. Kenapa gadis itu imut sekali?
"Aku Amanda," jawabnya. "Ada buku catatanku yang tertinggal di dalam sana. Tadi sore, aku sudah menghubungi Jungkook, dan dia bilang---"
"Silahkan masuk," pangkas Suga. Langsung membuka pintu.
***
Amanda segera mencari bukunya setelah di persilahkan masuk oleh Suga. Karena waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, ia tidak akan berlama-lama di dorm itu. Sedangkan dari depan piano, Suga hanya memperhatikan Amanda saja, tidak membantu sama sekali.
"Ketemu," seru Amanda, kelihatan girang.
"Baguslah kalau begitu."
"Terima kasih banyak sudah memperbolehkanku masuk dan mencari buku ini," kata Amanda seraya menunduk.
"Sama-sama," jawab Suga singkat.
"Uhm, terima kasih juga untuk topinya."
Suga mengantar Amanda sampai di depan pintu. Rasanya ingin sekali bicara namun tidak tahu apa yang harus di bicarakan lagi. "Iya, sama-sama," jawabnya lagi.
"Sampai jumpa."
"Eh, Amanda," panggil Suga saat Amanda hendak pergi. Gadis itu menaikkan sebelah alisnya bingung saat melihat Suga mengeluarkan ponsel dari saku celana. "Ayo, selfie bersamaku. Aku belum memenuhi permintaanmu saat kalah bermain gunting batu kertas pada waktu itu."
Amanda mengiyakan ajakan Suga.
Alih-alih senyum di depan kamera, Suga malah tersenyum menatap wajah Amanda. Kenapa rasanya hatiku senang sekali?
***
Di private acak :)
Jangan lupa tinggalkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories In Seoul (MYG)
Fanfiction[Started: 02 April 2018] BTS Series: Pertama Completed ✔ Tulisan yang ditulis dengan maksud menyembuhkan bagi siapapun yang membacanya. Bagi mereka yang bertepuk sebelah tangan, yang merasa iri dengan seseorang, yang ditinggal mati orang terkasih...