Chapter 44

129 19 11
                                    

Jungkook menghampir Suga yang tengah duduk di pojokan jendela kantornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook menghampir Suga yang tengah duduk di pojokan jendela kantornya. Di dalam agensi, Suga bukan hanya sebagai member BTS, ia juga seorang produser musik. Jadi Ketua Park memfasilitasinya sebuah ruangan khusus untuk Suga membuat musik.

Ruangan itu tidak begitu besar namun kelihatan luas karena tidak banyak barang di dalamnya. Ada pepatah soal isi ruangan yang sedikit menandakan orang itu memiliki pemikiran yang sederhana. Namun, Jungkook benci dengan kesederhanaan milik Suga yang malah membuat pemuda itu kelihatan bodoh dan munafik.

"Hyung, jangan menyikapi cinta dengan pemikiran realitismu. Kau harus mengejarnya. Apa yang kau dengar waktu itu hanya sebagian dari rasa egonya yang tidak ingin disalahkan olehku. Mengertilah," pinta Jungkook saat ia mencoba membicarakan kelanjutan antara Suga dan Amanda.

Suga hanya melamun.

Jungkook kembali angkat bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook kembali angkat bicara. "Aku sudah memikirkan segalanya, aku yang salah. Bukan kau, bukan Amanda. Tolong hyung, pikirkan kembali soal---"

"Jungkook-ah, aku sedang tak ingin membahasnya. Aku sedang fokus memikirkan konsep untuk konser nanti. Bisakah kau keluar sebentar? Kau terlalu berisik," sela Suga, tampak acuh.

Jungkook menghela napas panjang. "Kau harus mengerti satu hal: Jika kau memang mencintainya, kau harus mengatakannya sebelum terlambat, sebelum segalanya jadi jauh lebih sulit."

Dan, Suga tetap diam mengacuhkannya.

***

Kim Jisoo menyetir mobilnya dengan kecepatan pelan, biasanya gadis itu mengemudi dengan kecepatan yang mengkhawatirkan sampai harus beberapa kali diminta untuk menepi oleh polisi akibat kecepatan mengemudinya yang di atas rata-rata.

"Kim Jisoo, please ... kau hanya membawaku, bukan sedang membawa seorang nenek tua," tukas Amanda sebal melihat kehati-hatian Jisoo yang berlebih.

"Jika kau celaka bersamaku, akan semakin sulit meluluhkan hati Jaewon. Meski aku ini mantannya, kau tetap menjadi perempuan nomor dua di hatinya setelah ibunya."

Amanda mengerucutkan bibir, ia kesal mendengar bahwa Jisoo berhati-hati bukan karena keutamaan keselematan mereka berdua melainkan karena Jung Jaewon.

"Kau mau minum apa?"

"Soda."

Sambil memarkirkan mobilnya di parkiran salah satu supermarket, Jisoo mengernyit. "Aku bukan ingin berpesta seperti anak kecil, Amanda Jung. Cepat, kau suka apa? Maksudku minuman beralkohol."

"Soju," kata Amanda dengan nada bertanya.

"Ya, Amanda, aku bisa membelikanmu wine yang mahal ataupun minuman beralkohol lainnya yang seharga sepuluh kali lipat dari harga soju atau bahkan seratus kali lipat."

"Kalau begitu belikan saja aku sepuluh botol soju."

Jisoo menjentikkan kedua jarinya tanda setuju. "Oke, setuju. Aku akan beli dua puluh botol sekaligus. Aku tidak ingin sadar malam ini."

***

Jung Hoseok melihat jam di dinding apartemen dan waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Semua member sudah kembali ke apartemen, hanya Suga yang tidak ada. Ia merasa khawatir kalau-kalau temannya itu lupa untuk makan disela-sela kesibukannya. Ia hapal betul bagaimana tingkah laku Suga.

"Jimin-ah, hubungi Suga-hyung. Apa dia masih banyak pekerjaan? Kenapa dia belum juga pulang?"

Kim Namjoon yang tengah menonton televisi seraya mengunyah snack bersama Taehyung dan Jimin menjawab, "kau seharusnya paham bagaimana dia jika sedang membuat musik."

"Musik adalah dunianya," timpal Taehyung.

Jimin yang sudah menggenggam ponselnya merasa bingung. "Jadi, aku harus meneleponnya atau tidak?"

"Tidak perlu. Aku akan menyeretnya keluar dari dalam studio itu," tukas Jungkook seraya memakai jubah abu-abunya setelah keluar dari dalam kamar. "Mungkin malam ini aku dan dia tidak pulang ke apartemen."

Semua mata tertuju pada Jungkook.

"Jangan buat masalah, Jungkook-ah," seru Namjoon, ia khawatir kalau Jungkook dan Suga hendak bertengkar di luar sana.

Jung Hoseok menahan Jungkook tepat di depan pintu saat pemuda itu tengah memakai sepatu. "Jangan memperkeruh situasimu dengan Suga-hyung. Kau harus janji padaku. Oke?"

"Tidak akan, kau tenang saja."

Jungkook membuka pintu dan menutupnya.

Dari balik pintu Hoseok masih diam mematung, harap-harap cemas. "Semoga tak ada hal buruk yang terjadi pada mereka."

***

Memories In Seoul (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang