Chapter 55

162 16 26
                                    

Disarankan untuk play media!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disarankan untuk play media!

Park Haejin terdiam tepat di depan mobilnya sepulang dari bertemu Mr. Jaehoon demi membicarakan duduk permasalahan yang terjadi. Ia tak pernah sudi menerima fakta kalau semua yang mengakibatkan kekacauan dalam diri Rachel Jung ialah pria paruh baya tersebut.

Seperti yang Gong Woojin dan Park Chosung pernah katakan sebelumnya kalau Mr. Jaehoon bukanlah lawan yang mudah dikalahkan. Pria itu memiliki koneksi yang jauh lebih luas dan berkuasa ketimbang dirinya.

Meski pria itu salah, hukum tak akan pernah tajam ke atas demi membela kebenaran. Hukum akan tetap tumpul melindungi pejabat-pejabat yang berpengaruh di dalam negeri.

Kesepakatan sampai pada puncaknya: Jika Haejin ingin Amanda dan semua yang masih dimiliki Rachel aman tanpa kerusakan apapun, lupakan masalah yang terjadi dan rela menutup kasus tersebut rapat-rapat.

Haejin berpikir keras sebelum bertindak.

Baginya Amanda sudah terlalu banyak menyimpan luka dan jika dirinya tak mengalah hanya karena obsesi dalam membela kebenaran dari seorang tersangka yang berpengaruh di dalam negeri, sudah pasti hidup Amanda akan jauh lebih kacau.

Haejin merasa frustasi.

Lama memandangi jalan yang ramai, pada akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Mr. Jaehoon.

"Aku mencabut berkas perkara itu," ujarnya. "Jangan ganggu adik Rachel Jung."

Haejin mendengar suara tawa licik penuh kemenangan. "Percayakan saja padaku," jawab Mr. Jaehoon.

***

Di belakang panggung, Amanda terkejut melihat kehadiran Kim Jisoo. "Kau kemari?"

"Aku sudah satu jam di sini," jawab Jisoo seraya cemberut manja. "Oh, ya, perkenalkan dia rekan se-grupku. Namanya Lalisa Manoban."

Amanda dan Lalisa saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri masing-masing.

"Sebelumnya, boleh aku melontarkan kekesalanku lebih dulu pada Min Suga?"

Suga yang masih asik merangkul bahu Amanda mengangguk-angguk. "Apa?"

"Kau tak seharusnya memeluk Amanda di depan ribuan penggemarmu seperti tadi. Apa kau sudah gila? Selain karirmu akan hancur, di sisi lain, nama baik Amanda juga dipertaruhkan," pekik Jisoo marah-marah.

Lalisa yang tak nyamanpun segera melerai. "Ssssttt, ini bukan urusanmu! Jangan seperti itu," celanya kesal melihat Jisoo mengurusi urusan orang lain.

"Tidak, Lisa! Amanda itu sahabatku. Aku harus melindunginya dari penggemar garis keras Min Suga di luar sana."

"Sejak kapan kalian bersahabat?" celetuk Jungkook yang tengah menyeka keringatnya dengan handuk kecil. "Yang aku tahu kau sangat membencinya."

Memories In Seoul (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang