Epilog

199 26 24
                                    

Disarankan untuk play media!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disarankan untuk play media!

December, 2019

Amanda duduk di tribun stadium diapit oleh dua wanita yang kini menjadi sandaran hidupnya, ibunya Suga dan ibu angkatnya yang tak lain ialah ibu kandung dari Park Haejin.

Amanda tak pernah mengira kalau akhir dari kesakitannya selama ini ialah mendapatkan kebahagiaan yang tak terkira besarnya.

Kehilangan seorang ibu, ayah serta kakak di usia muda mengantarkannya bertemu dengan dua buah keluarga bahagia yang utuh di sisinya.

"Bu, perutku keram," bisik Amanda.

"Sudah ibu bilang untuk jangan datang ke konser." Ibu angkatnya membantu Amanda untuk berdiri. "Ayo, kita ke backstage."

"Ibu akan mengantarmu juga," kata ibunya Suga.

Kedua ibunya itu menjaga Amanda dengan sangat hati-hati. Mengantarkannya menuju backstage. Sedangkan dari atas panggung Suga menyaksikan pemandangan itu.

Setelah menyelesaikan lagu yang dibawakan, Suga menyempatkan diri untuk pergi ke backstage untuk memastikan apa yang terjadi.

"Ada apa?" Suga mendapati Amanda yang tengah bersandar di sofa. "Kau sakit?"

Tak lama, beberapa member lain berdatangan untuk beristirahat sejenak dan ikut melihat apa yang terjadi.

"Kenapa?" Jungkook terlihat khawatir.

Amanda mengusap-usap perut buncitnya.

"Ada yang merindukan ayahnya."

Jungkook mendesis sinis. Ia bertumpu di depan perut Amanda. "Heh, anak manja! Ayahmu sedang mencari nafkah untukmu. Jadi Paman peringatkan, jangan rewel dan menyakiti ibumu seperti ini."

"Oh? Jungkook-ah, lihatlah. Dia meresponmu. Aku rasa dia memberi tendangan yang cukup kuat ke arahmu. Peganglah, ini kakinya."

Jungkook melongo melihat tonjolan di sisi bawah perut Amanda. "Aku rasa kelak kami akan jadi paman dan keponakan yang selalu bertengkar," serunya membuat semua yang ada di sana tertawa.

"Dia akan bangga memiliki paman yang luar biasa sepertimu," balas Amanda. "Dia memiliki lima paman yang rupawan juga."

Kim Taehyung mendekat.

"Hallo, bayi kecil. Aku tahu kau mendengarku. Aku paman keduamu, Kim Taehyung. Semoga kau tetap sehat dan tolong jaga ibumu. Kami semua menantikan kehadiranmu. Fighting!"

"Hallo, Paman Kim. Terima kasih untuk doamu. Aku akan selalu sehat di dalam perut ibu. Sehat-sehat juga untukmu dan paman-pamanku yang lain. Tolong jaga Paman Jeon dan ayahku yang sembrono itu." Amanda menjawab dengan aegyo-nya.

Taehyung menyentuh dadanya. "Mendengarmu aku jadi merasa ingin cepat-cepat menikah!"

"Menikahlah saat kau menemukan seseorang yang tepat dan tak membuatmu ragu dengan apapun. Seperti aku menemukannya," timpal Suga seraya mengecup kening Amanda.

"Sudah, sudah! Berhenti menciumi adikku," pekik Haejin seraya menepuk-nepuk kedua tangannya membuat semua orang terkesiap. "Kalian harus kembali ke atas panggung dalam dua menit lagi."

Amanda dan Suga tak menghiraukan peringatan Haejin. Mereka saling berpelukan seraya tertawa. Mengusap-usap perut buncit Amanda.

Lucunya bukan hanya mereka yang bertingkah gembira seperti itu. Jungkook, Taehyung dan Jimin ikut menimbrung seperti anak kecil yang tengah menantikan adik bungsunya lahir.

Tak ada yang menolak kehadiran Amanda.

Seluruh member BTS sangat gembira saat salah satu membernya menikah dan menerobos aturan para idol yang biasanya ditentang mati-matian untuk menikah.

Begitu juga dengan para penggemar yang menerima Amanda dengan baik karena mereka mengetahui seperti apa perasaan Suga yang sesungguhnya.

Penggemar hanya membutuhkan kejujuran dari idol-idol mereka dan Suga paham akan hal itu.

Suga tak bisa melepaskan penggemar hanya demi Amanda, begitu pula sebaliknya. Jadi dengan kerendahan hati ia meminta para penggemar untuk memahami kehidupan pribadinya hingga saat di mana ia memutuskan untuk menikah.

Para penggemar menyambut antusias kabar gembira tersebut alih-alih melontarkan komentar kebencian.

"Cepat pergi ke atas panggung sebelum ribuan kekasihmu meneriakkan kemarahannya," kata Amanda merujuk pada penggemar Suga.

"Iya sayangku," balas Suga lalu mengecup bibir Amanda. "Aku benar-benar beruntung memiliki istri sepertimu. Kau bahkan tak merasa cemburu dengan ribuan gadis di luar sana dan malah mendukungku sepenuhnya. Kau tak membuatku kesulitan."

Bagi Suga semua hal akan berjalan dengan baik ketika seseorang memiliki kepercayaan diri yang positif atas hidupnya. Tak mudah takut dengan perbedaan dan perubahan asal itu bukanlah sesuatu yang negatif. Dan memiliki kemauan kuat untuk hidup bahagia meski harus melalui banyak kesedihan dan kesulitan.

Sebenarnya di sisi lain Amanda sudah lebih dulu menerapkan prinsip hidup yang seperti itu di kehidupan sehari-harinya.

Maka tak heran bila Suga bisa dengan cepat melabuhkan hatinya di awal pertemuan. Karena jodoh adalah cerminan dari diri sendiri.


---The End---

Ada yang kecewa dengan cerita ini?
Ada yang mau komen?
Ada yang kesel?

😭

Memories In Seoul (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang