Chapter 03 (Revisi)

534 169 45
                                    

♡ Versi Revisi ♡-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡ Versi Revisi ♡
-----

Suga sibuk mengunyah daging sapi kesukaannya seraya memainkan ponsel tanpa memperdulikan teman-temannya yang sedang bercengkrama. Ia tampak acuh dan hanya perduli dengan makanan dan gadget-nya saja.

Chosung yang duduk berhadapan dengan Suga tampak penasaran. "Apa yang sedang kau lakukan?"

"Kenapa aku harus memberitahumu?"

"Aigoo," geram Chosung. Berlaga hendak meninju Suga dengan gelas sojunya.

Suga hanya terkekeh.

Dalam sejenak terjadi keheningan.

Mereka semua terlalu sibuk memanggang dan menikmati minuman kesukaan masing-masing. Seharusnya malam ini di adakan pesta daging dan soju, tapi sayangnya sang tamu pesta, Amanda, tidak menyukainya.

Taehyung juga tidak meminumnya, ia lebih menyukai minuman bersoda ketimbang alkohol. Hanya Chosung dan Jungkook yang penggila soju, alkohol khas Korea.

"Bagaimana kalau kita main gunting batu kertas? Yang kalah menuruti keinginan yang menang," cetus Park Chosung.

"Sepertinya menyenangkan," seru Jungkook.

Saat hendak bermain, entah ada angin apa yang membuat Amanda jadi berani menarik paksa tangan Suga untuk ikut bermain.

"Gunting, batu, kertas," teriak semuanya kecuali Suga.

Suga membelalak dengan sikap Amansa yang duduk di sampingnya.

"Kalah!!!" teriak Jungkook, Taehyung dan Chosung serempak ke arah Suga.

Suga mendesah pasrah, "Apa yang kalian inginkan?"

"Foto bersamaku dan jadikan foto itu sebagai wallpaper selama satu bulan," jawab Amanda.

"Foto yang seperti ini maksudnya?"

Dengan gerakan yang spontan Suga menarik bahu Amanda dan merangkulnya erat.

Hal itu sontak membuat Amanda terkejut.

"Heol..."

***

Rachel Jung pergi ke salah satu private lounge langganannya di sekitaran Gangnam.

Padahal ia sendiri memiliki bar yang terbilang besar di pusat kota.

Gaun pendek selutut yang ia kenakan saat ini begitu anggung dan pas di tubuhnya yang bak gitar Spanyol.

Ia duduk di atas sofa coklat dengan kaki menyilang serta menyimpulkan senyum angkuh di bibirnya yang kemerahan.

"Sudahlah, lebih baik kalian menyerah. Malam ini pasti aku akan memenangkan perjudian ini lagi," ucap Rachel dengan sebelah tangan yang hendak memantik rokok.

Pria yang duduk berhadapan dengan Rachel---Mr. Jaehoon---tampaknya merasa tersindir.

Selama perjudian berjalan sejak awal memang mayoritas Rachel yang memenangkannya.

Mr. Jaehoon mengendurkan dasi kupu-kupu di kerah kemeja putihnya. "Kalau begitu, bagaimana jika uangku di gunakan untuk menikmati tubuhmu saja alih-alih untuk berjudi? Toh, aku tidak akan pernah bisa menang darimu."

"Uang yang baru saja kau curi dari kantor?"

"Jaga bicaramu!," teriak Mr. Jaehoon seraya menghentak meja dan berdiri dengan tangan bertolak pinggang.

"Kenapa marah jika tidak melakukannya?"

"Sudah! Jangan saling membuka aib di sini. Kalian berdua datang untuk bersenang-senang, bukan? Terlepas dari duit apa dan duit siapa yang kalian gunakan?" celetuk Mr. Park seraya menyesap segelas wine.

"Mr. Park, wine yang kau minum itu adalah wine yang ku datangkan langsung dari Perancis. Domaine de la Romanee Conti 1990, produksinya terbatas," kata Rachel sombong seraya melirik Mr. Jaehoon. "Harganya 289 Juta."

"Kenapa kau memberitahukan hal itu?"

Rachel tersenyum ke arah Mr. Park. "Hanya untuk sekedar mengingatkan orang-orang yang ingin membayar tubuhku, kalau aku mampu membeli wine seharga itu. Maka sudah jelas kalau tubuhku di atas harga-harga wine itu. Apakah mereka sanggup membayarnya?"

Setelahnya Rachel menaruh kartu As di atas meja, membuat semua mata tertuju ke arahnya.

"Sudah kubilang kalau malam ini aku pasti menang lagi, bukan?" tutup Rachel, lalu melesat pergi keluar ruangan seraya membawa koper hitam berisikan tumpukan uang judi.

***

Di private acak :)
Jangan lupa tinggalkan jejak.

Memories In Seoul (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang