Juni x Karin - Jealous

36 4 48
                                    

Karin mendengus sekali lagi sambil menerobos keramaian. Kakinya cepat melangkah, meninggalkan Juni yang pontang-panting mendorong troli.

"Mommy! Tunggu Ian!"

Seruan Ryan pun tak mempan. Karin sempat melambat, namun kemudian ia kembali melangkah cepat sambil sesekali menghentakkan kakinya.

Sungguh, Karin juga sebenarnya tak mau terlihat seperti anak kecil yang merajuk. Karin hanya tak bisa lagi menahan kekesalannya.

Juni baru pulang dari perjalanan dinas pertamanya pagi tadi. Karin sangat mengerti Ryan merindukan daddynya. Karin juga paham Juni yang tak pernah jauh-jauh dari Ryan tiba-tiba harus menahan kangen seminggu penuh. Usulan Karin untuk berbelanja bulanan bersama juga atas dasar itu. Tapi kalau Karin sampai diabaikan, itu sudah beda cerita.

Sejak mereka keluar rumah sampai lima menit lalu, Juni dan Ryan benar-benar seperti berada dalam dunia mereka sendiri. Bahkan Ryan duduk di pangkuan Juni yang menyetir saat mereka berangkat. Saat mereka tiba di supermarket pun Juni langsung mengambil troli, mendudukkan Ryan di atasnya, dan mereka sibuk bercanda. Karin benci merasa terasingkan.

Lalu Karin marah.

Iya, begitu kronologisnya.

"Mommy," Juni mencoba memanggil.

Tapi takut-takut.

"Udah sana main aja berdua, nanti aku pulang naik taksi,"

Sekarang Juni yang pusing. Menenangkan hati Karin yang kesal secepat mungkin adalah hal yang mendekati level impossible. Kalau mereka ada di rumah, mungkin akan sedikit lebih mudah. Masalahnya mereka ada di tempat umum. Baru mengejar Karin sambil mendorong troli saja sudah diperhatikan kanan kiri, apalagi kalau sampai ribut?

"Sorry, aku nggak niat nyuekin kamu," ucap Juni pelan.

"Niatnya enggak, kejadiannya iya,"

Juni menjambak rambutnya sendiri. Ia tak mungkin menjambak rambut Ryan karena hal itu hanya akan membuat Karin semakin meledak. Lagipula semarah-marahnya Karin, tetap yang jadi sasaran utama adalah Juni karena tak mungkin Karin memarahi balita menggemaskan seperti Ryan.

Eh.

Sebentar, Juni mendapatkan ide.

Juni membungkukkan badannya dan berbisik pada Ryan. Bocah itu hanya memiringkan kepala, lalu menganggukkan kepala dan minta turun dari troli. Juni tersenyum lebar sambil menurunkan Ryan.

"Mom!"

Saat Karin menoleh, Ryan sudah memeluk kakinya erat. Wajahnya semringah.

"Ke... Kenapa?" tanya Karin sambil menghela napas.

"Ian mau main sama Mommy juga," celoteh Ryan. "Mommy kalo ngambek jelek, Ian ga suka,"

Karin kemudian berlutut di depan Ryan. Ia sempat mendelik ke arah Juni, namun kemudian tersenyum ke arah Ryan.

"Yeee Mommy cantik!" seru Ryan melihat senyum Karin. Wanita dua puluh lima tahun itu pun langsung menggendong Ryan.

Dan barulah Juni berani mendekat.

"I miss our son a lot," ucap Juni.

"Aku tahu,"

"But I do miss you too," pria itu tersenyum. "maaf, aku nggak pernah bermaksud nyuekin. Kamu dan anak kita itu ngangenin, akunya gak kuat," lanjutnya.

Juni menarik Karin dalam pelukannya, lengkap dengan Ryan yang mulai meronta dalam gendongan Karin.

"Gak usah gombal," desis Karin. "segala nyuruh Ryan ngebujuk aku, dasar laki," lanjut Karin.

Tentu saja Juni tak mengelak. Ia hanya tertawa dan mengeratkan pelukannya.

"Aku selalu nyuruh anak kita untuk jujur kok,"

"Dasar gombal mendarah daging,"

"Mom, Ian minta adek,"

Suasana manis itu bahkan tak bertahan sampai lima menit. Karin sudah mendelik lagi sementara Juni bingung sekaligus panik.

"Kenapa?" tanya Karin.

"Nanti kalo Ian main sama Daddy, Mommy mainnya sama adek," jawab Ian polos. "Mom! Mom! Mau kue!" dan Ryan langsung meronta sambil menunjuk karyawan supermarket yang menawarkan tester kue.

Ryan turun dari gendongan Karin, Juni makin linglung.

"Mom,"

"Apa?!"

"Usulan Ryan boleh..."

"Nggak usah mikir aneh-aneh!"

"Kan lucu kalo Ryan punya adek..."

"Bodo amat Dad! Bodo amat!"

Dan walaupun Karin (sekali lagi) terlihat kesal, kali ini Juni tak sampai panik. Ia justru cenderung bahagia karena ia tahu Karin tak lagi marah padanya.

Mana mungkin marah kalau manggilnya 'Dad'?

~DONE~

Laboum Haein sebagai Karina Nasution/Karin, si Mommy yang iri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laboum Haein sebagai Karina Nasution/Karin, si Mommy yang iri

Laboum Haein sebagai Karina Nasution/Karin, si Mommy yang iri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A.C.E Jun sebagai Perdana Haris Juniarta/Juni, si Daddy tukang gombal

Bersama balita imajiner bernama Pratama Ryan Juniarta yang sengaja tidak saia cari fotonya karena imajiner adalah hal yang indah /halah/

Sebenarnya berikut adalah motivasi terbesar terciptanya chapter ini

👆 begitulah kira kira yang dilakukan juni dan ryan sejak masuk toko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👆 begitulah kira kira yang dilakukan juni dan ryan sejak masuk toko.
Pantes mommy sebel wkwk

Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang