Kijung x Sebin - Hug

38 19 19
                                    

"Kok lo malah keluar?"

Gadis mungil berkuncir kuda itu menoleh pada Kijung. Sedikit mendongak sebenarnya, tinggi badan Kijung terlalu jauh di atasnya.

"Kalo maksa di dalem gue kegencet. Nanti aja lah gue ngukurnya, bodo amat dihukum telat,"

Giliran Kijung yang manggut-manggut. Tanpa bertanya pun Kijung sudah paham mengapa gadis ini memilih membebaskan diri dari kerumunan tak terbentuk itu.

Hari ini hari keempat masa orientasi siswa baru dan kebetulan juga hari ini jadwal mengukur ukuran seragam. Kijung tak mengerti mengapa pengukuran ini tak dibuat bergantian atau minimal antrian yang rapi. Ada 320 siswa baru dan mereka diberi waktu dua jam oleh panitia untuk pengukuran di ruang koperasi, padahal petugasnya hanya ada tiga orang.

Kejutan yang lain, dua jam itu sudah termasuk waktu istirahat makan siang.

"Lo yang dari Jepang itu ya? Bahasa lo lancar banget, nggak kayak anak pindahan dari luar negeri," celetuk gadis tadi.

Kijung mengangguk, walaupun dalam hati ia ingin mengutuk para panitia yang memanggilnya 'anak pindahan' sejak hari pertama.

"Keluarga gue orang sini asli kok, di Jepang gue cuma numpang lahir dan tumbuh tinggi..."

"Nyindir gue bantet?" potong gadis itu tiba-tiba.

"Lah kagak! Serius!"

Kijung sudah siap minta maaf andai gadis itu tak tertawa. Kemudian tatapan kebingungan Kijung berubah menjadi terpesona.

Gadis ini cantik.

"Kok lo lucu sih tiba-tiba bingung gitu," seloroh si gadis. "bercanda aja kok, emang gue bantet juga," lanjutnya.

"Hah kirain lo ngambek, masa baru mulai sekolah udah punya musuh," ia tertawa lagi.

"Lo udah ngukur belom? Tinggal sejam lagi nih, tapi ini yang di luar gak jelas banget antrinya, rebutan masuk,"

Kijung ikut-ikutan melihat jam tangannya.

"Iya nih..." Kijung melihat ke arah kerumunan yang tak kunjung berkurang itu. "mau gue anterin balik ke antrian lo?" tawar Kijung.

"Gimana caranya?"

"Mau nggak?"

"Ya mau tapi... Eh! Eh! Apaan nih?!"

Kijung tak peduli kepanikan gadis itu. Ia dengan santainya melingkarkan tangan kirinya di bahu si gadis dan tangan kanannya sibuk membuka jalan.

Terima kasih atas tinggi badan Kijung yang di atas rata-rata, mereka berdua bisa dengan mudah melewati lautan manusia itu walaupun masih tetap diiringi sumpah serapah.

"Nah ini udah paling depan," Kijung menarik tangan kirinya. "sorry lancang, tapi jadi cepet sampe kan?"

"Iya sih, tapi nggak..."

"Yaudah, gue balik ke belakang lagi ya, mau antri dengan benar," ujar Kijung sambil terkekeh kemudian kembali melintasi lautan manusia.

Mata gadis itu membulat sempurna. Ia tak menyangka Kijung benar-benar hanya mengantarnya tanpa ikut langsung mengantri dari depan.

"Gue Sebin! Nama lo siapa?!" pekik gadis itu tanpa peduli protes yang lain.

Kijung tertawa. Gadis itu ternyata menggemaskan juga.

"Kijung! Gue Kim Kijung!" balas Kijung tak kalah keras.

"Makasih!"

"Iya sama-sama! Kalo kita jodoh entar pulang sekolah kita ketemu lagi kok!"

"Berisik lo berdua ah malah pacaran di sini!"

Kijung tertawa lagi. Bahkan dari belakang ia tahu wajah Sebin merona karena malu.

Lucu.

~DONE~

Bukankah dua anak ini benar-benar lucu???? 😍😍😍😍😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukankah dua anak ini benar-benar lucu???? 😍😍😍😍😍

Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang