Irsyad x Kesya - Visit

23 4 17
                                    

Wanita cantik itu menyibakkan rambut panjangnya. Sinar matahari cukup terik untuk membuatnya memicingkan mata. Beruntung masih ada angin bertiup sehingga panas matahari sedikit tertanggulangi sejuknya angin. Ia menoleh ke kanan dan kiri, mencari seseorang.

Tapi ia sudah menunggu cukup lama. Ia kemudian memilih duduk dengan hati-hati di antara dua makam. Ia mengusap nisan sambil tersenyum lebar.

"Halo Ibu, Ayah, Kesya dateng..." sapanya ramah. "harusnya sama Irsyad, cuma dia kayaknya kejebak macet, nggak muncul-muncul daritadi," lanjutnya sambil terkekeh.

Tangan Kesya sibuk membersihkan rumput di sekitar makam. Senyumannya masih tersungging di wajahnya.

"Mantu Ibu sama Ayah tuh lucu banget, Kesya nggak berhenti ketawa kalo kita lagi berdua," Kesya tertawa kecil. "kadang juga nyebelin sih, tapi jaraaannnggg banget. Kesya sampe bingung kok bisa ada cowok modelan Irsyad,"

Batang hidung Irsyad belum muncul juga. Kesya masih sendirian di area pemakaman ini.

"Tapi kalau Irsyad nggak ngelawak mulu, kayaknya hidup Kesya bakal suram abis ditinggal Ayah sama Ibu,"

Kesya terdiam sejenak. Ada air mata di pelupuk matanya yang siap jatuh kapan saja, namun kali ini ia ingin memastikan bahwa air matanya hanya akan menetes karena hal membahagiakan.

"Kesya sedih nggak sempet bener-bener minta maaf sama Ayah sama Ibu, tapi Kesya nggak nyesel udah nolak perjodohan yang dulu," ia menghela napas panjang. "Kesya tahu Ayah sama Ibu maunya masa depan Kesya nggak susah, tapi Kesya nggak mungkin ngerajut masa depan sama orang yang nggak Kesya cinta..."

"Jadi sama aku cinta banget ya Sya?"

Sesosok pria berbadan tegap muncul di hadapan Kesya. Ia menyengir lebar, sepertinya hampir semua perkataan Kesya telah ia dengar.

"Pedenya tu loh kurang-kurangin," gerutu Kesya, namun ia tak bisa menahan senyumnya untuk semakin mengembang.

Irsyad juga ikut tersenyum. Ia kemudian menyusul Kesya untuk duduk.

"Yah, Bu, mantu yang paling cakep dateng nih," salam Irsyad. "langsung dari kantor, niatnya biar cepet eh malah kejebak macet, keduluan Kesya jadinya,"

"Paling cakep gimana, orang aku anak tunggal," timpal Kesya.

"Nah makanya, kan aku nggak ada saingan, otomatis paling cakep dong,"

Kesya tertawa. Hari ini entah mengapa ia merasa lebih bahagia.

"Ayah, Ibu, maaf ya mantunya kek gini bentuknya," celetuk Kesya sambil menarik hidung Irsyad gemas.

"Nggak apa-apa dong, kamu tuh beruntung dapet cowok langka kayak aku," balas Irsyad.

"Beruntung apanya?"

"Beruntung. Kamu ngetawain aku kayak apa juga aku tetep sayang sama kamu,"

"Kamu belajar gombalin orang di mana sih?"

Giliran Irsyad yang tertawa. Ia meraih tangan Kesya dan menggenggamnya erat.

"Ayah, Ibu, Irsyad memang bukan laki-laki sempurna, tapi Irsyad janji Kesya nggak bakal sedih sendirian lagi. Irsyad selalu ada di samping anak Ayah sama Ibu,"

"Anak dan cucu Ayah sama Ibu," koreksi Kesya. Irsyad membelalakkan matanya.

"Ih kan janjiannya surprise kalo Dedek udah lahir baru dikasih tahu!" protes Irsyad lalu menatap makam di samping kanan dan kirinya. "harusnya top secret nih, tapi Kesya bocor jadinya cerita sekalian deh. Ayah sama Ibu udah mau punya cucu nih, baru mau masuk tiga bulan..."

Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang