Keluarga Juniarta - Morning Kiss

13 3 0
                                    

"Uahm... Selamat pagi Jagoan Daddy,"

Tangan kanan Juni sudah mendarat di kepala anak sulungnya walaupun tangan kirinya sibuk meraup wajahnya sendiri untuk menghilangkan kantuk. Jam dinding masih menunjukkan pukul delapan pagi dan kebetulan hari ini Juni mendapatkan hari libur dari kantornya sehingga ia tenang-tenang saja untuk tetap bermalas-malasan.

Semalam sih Juni sombong di depan Karin. Ia mendapat penghargaan sebagai karyawan terbaik tahun ini dan kantornya memberikan hadiah berupa libur seminggu. Karin hanya bilang,

"Itu mah mereka baru ngerasa bersalah bikin kamu kerja rodi tiap hari sampe lupa pulang,"

Tenang, Juni tetap penuh percaya diri dan optimis serta semakin semangat untuk bekerja lebih giat lagi.

Kembali fokus pada keadaan saat ini. Sekarang Juni sudah merebahkan dirinya lagi di atas sofa. Ryan yang tadi dielus kepalanya oleh Juni juga ada di sana. Bocah kecil itu juga sedang libur sekolah sehingga Juni tak berniat menyuruhnya mandi pagi, toh ia sendiri juga malas.

Tapi wajah Ryan cemberut. Tangannya dilipat di dada dan matanya menatap ke arah televisi yang menyala tanpa suara.

"Kakak mau sarapan apa hari ini? Daddy yang masakin," tawar Juni.

Hening. Ryan tetap melipat tangannya dan menatap televisi dengan wajah galak. Bahkan kini bibirnya mengerucut marah.

Juni mulai sadar situasinya serius. Ia menegakkan badannya dan mendekatkan dirinya kepada Ryan sambil berusaha menghilangkan kantuknya.

"Kakak kenapa? Kok cemberut gitu?" tanya Juni.

"Mommy jahat sama Kakak sama Dedek!"

Sukses benar bocah berumur empat tahun itu membuat kantuk Juni hilang seketika. Bukan hanya itu, Ryan bahkan langsung beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah kamar adiknya sambil menghentakkan kaki. Juni tentu saja membuntutinya sambil menebak-nebak alasan Ryan tiba-tiba merajuk.

"Mommy marahin Kakak?"

Ryan menggelengkan kepalanya. Ia justru menunjuk Lila, adiknya yang tertidur lelap dalam babybox, dengan wajah siap protes.

"Tadi Mommy pergi," ucap Ryan kesal. "Daddy tidur, Ila jugak,"

"Iya Mommy ke kantor, bentar aja kok nggak sampe siang," sahut Juni.

Karin diterima sebagai penulis artikel di sebuah majalah sejak lima bulan lalu, tepat sebulan setelah Lila lahir. Juni tak keberatan Karin bekerja lagi setelah sempat berhenti sejak mereka menikah, toh memang semuanya pilihan Karin sendiri. Kegiatan Karin kini juga tak berbeda jauh dengan sebelumnya, hanya ditambah lebih sering mencorat-coret buku kecilnya dan sesekali ke ke kantor untuk urusan tulisannya, itu pun belum tentu sekali seminggu. Biasanya Lila akan ikut dibawa Karin, Ryan tak perlu karena jagoan kecil itu tentu saja sekolah. Tapi hari ini Juni libur dan dengan senang hati ia memilih untuk menjaga anak-anaknya di rumah.

Juni juga ingin menghabiskan waktu bersama Ryan dan Lila, tentu saja.

Tapi Juni tak mengerti mengapa Ryan merajuk hanya karena Karin pergi di saat ia dan Lila masih tidur. Seingatnya kalau ia sedang ada tugas kantor yang mengharuskannya pergi di pagi buta sebelum anak-anak bangun, Karin tak pernah melapor Ryan marah.

Apa sekarang favorit Ryan sudah berubah? Bukan lagi Juni melainkan Karin? Sudah berubah sampai pergi sebentar saja dibilang jahat?

"Mommy nggak kiss Kakak sama Dedek! Mommy cuma bilang berangkat terus tutup pintu aja!"

"Hah?"

Ryan benar-benar serius, tapi tawa Juni benar-benar siap meledak andai ia tak menutup mulutnya.

Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang