Juni x Karin - Morning News

24 2 0
                                    

"HALO ANAK TAMPAN!!! DADDY DATAAANNNGG!!!!"

"DAAAAADDDDDDDD!!!!!!"

Rusuh.

Ryan yang tadinya asyik bermain robot bersama Chandra di ruang tengah langsung berlari ke arah Juni yang masih berdiri di ambang pintu. Juni membukan lengannya lebar-lebar dan menggendong Ryan sambil berputar-putar. Chandra sampai berani menjamin andai sekarang tengah malam, semua orang pasti terbangun dalam saking kerasnya suara ayah dan anak itu.

"Om Chandra jadi nggak yakin kemaren Ryan sakit beneran, udah bisa berisik gini," celetuk Chandra sembari mengangkat kotak kue yang dibawa Juni tadi. "buat Om ya, Yan?"

"Ga boleh! Punya Ian!"

Ryan langsung melompat turun dari gendongan Juni dan merebut kotak kue tersebut. Chandra dan Juni sontak tertawa melihat Ryan yang berusaha menyembunyikan kotak itu di balik punggung kecilnya.

Puk!

Tawa Juni langsung berhenti. Ia menoleh dan si penepuk bahunya tersenyum lebar. Juni langsung memeluknya.

"Sumpah kalo Adet lagi di rumah, Chandra udah kabur ke sana," gerutu Chandra. "iya tahu lagi kangen tapi lihat tempat kek, mana masih pagi lagi,"

"Makanya cepet kelarin kuliah, cepet kerja, cepet lamar tuh Adet biar kamu nggak ngenes ngeliat abangmu pelukan sama istrinya!" timpal Ibu yang berdiri tepat di belakang Juni dan Karin yang masih berpelukan.

Juni lagi-lagi tertawa, lalu mengambil alih kantong kresek dari tangan Karin dan membawanya ke dapur. Dilihat dari isi kantongnya, sepertinya ibu dan istrinya baru saja pulang dari belanja bulanan.

Sudah seminggu ini Karin dan Ryan menginap di rumah orang tua Juni. Keduanya tiba-tiba sakit bersamaan dan kebetulan Juni harus dinas di luar kota, sehingga Juni memaksa mereka untuk 'mengungsi'.

"Udah pada sehat semua kan?" tanya Juni pada Karin yang sibuk memeriksa belanjaannya tadi.

"Ryan itu semalem tidurnya masih nggak nyenyak," jawab Karin. "aku udah sehat kok,"

"Sehat apanya? Lemes terus gitu sampe nggak doyan makan," sangkal Ibu, membuat Juni membulatkan matanya.

"Lah Mom? Serius?" Karin menggelengkan kepalanya.

"Lemes dikit, tapi udah mendingan kok,"

"Ya tapi kan..."

"Kak, minjem piso dong, Ryan minta kue ni," Chandra memotong pembicaraan mereka sambil menaruh kotak kue Ryan di atas meja.

Karin sedikit berjengit saat Chandra membuka kotak kue tersebut. Setelah menyodorkan pisau pada Chandra, Karin bergeser cukup jauh. Ia sampai berpegangan pada kabinet dapur dan berulangkali mengerjapkan mata. Juni langsung menahan bahu Karin yang sedikit oleng.

"Mom? Nggak apa-apa?" tanya Juni. Karin menunjuk ke arah kue yang dipotong Chandra.

"Wangi banget, aku pusing," ucap Karin.

"Hah? Wangi? Itu kue coklat yang biasa kita beli buat Ryan kok,"

"Nggak tahu, pusing pokoknya,"

"Dibawa ke kamar aja Bang, biar istirahat,"

Juni menurut. Ia -sedikit- memapah Karin sampai kamar dan membaringkannya di atas kasur. Tak lupa Juni menyelimuti Karin dan mengecup dahinya.

"Tidur ya? Kita pulangnya besok pagi aja biar Ryan sama Chandra puas mainnya," ucap Juni. Karin mengangguk patuh, namun tangannya menahan Juni sehingga pria itu tak jadi beranjak pergi.

Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang