Juanda x Arfi - Driver

41 9 12
                                    

"Fi, Arda nggak pengen kamu cariin gebetan gitu?"

"Hah? Nyariin gebetan? Kenapa?"

Juanda menempatkan diri di samping Arfi sambil memakai sandalnya. Ponsel yang tadinya jadi satu-satunya fokus Arfi dimasukkan dalam tas jinjingnya. Gadis itu memerhatikan Juanda sampai yang diperhatikan risih sendiri.

"Kamu ditanyain malah balik nanya ih. Arda tu loh cariin pacar biar nggak ngusilin pacar mbaknya terus," ucap Juanda

"Kamu diusilin gimana sama Arda?"

"Masa aku baru dateng baru salam langsung tereak 'Ma mantu favorit Mama dateng nih!' gitu? Pas tetanggamu pamit pulang lagi,"

Arfi terkekeh. Kelakuan adik satu-satunya itu memang tak bisa ditebak. Kejadian Juanda diusili Arda begini bukan baru sekali. Dasar Juanda saja yang lelah beradaptasi.

Tadi Juanda datang untuk menjemput Arfi. Mereka berencana bersilaturahmi dengan kawan-kawan mereka hari ini, memanfaatkan momen lebaran. Namun saat ia datang bukan Arfi yang menunggu di depan, melainkan Arda yang sibuk mengunyah nastar.

Arfi baru selesai berdandan 15 menit setelah Juanda dikelilingi ibu-ibu tetangga.

"Terus Mama gimana?" tanya Arfi penasaran.

"Biasa, langsung 'Ya ampun sini-sini mantu Mama sini!' terus malah dikenalin sama tetanggamu yang pada pamitan. Untung kamu langsung nongol," jawab Juanda.

"Emang kalo nggak nongol Mas mau ngapain?"

"Nggak tahu, digeret Tante ke KUA kayaknya, disuruh ijab sama kamu,"

"Halah, kayak Mama sama Papa setuju aja,"

"Setuju lah, kamu aja yang syaratnya aneh-aneh,"

"Aneh apaan sih..."

Jemari Arfi sibuk merapikan rambut Juanda yang basah karena wudhu. Ia sedang pura-pura tak terusik dengan celetukan pacarnya itu.

"Yaiyalah aneh, harus lebih tinggi dari kamu, harus bisa ngelawak, harus bisa nyetir, nggak nyeleneh?" Arfi menyipitkan mata. "atau kamu sebenernya nggak bisa move on dari Yohan?"

"Apa sih Yohan mulu ngebahasnya,"

Sukses benar Juanda merusak mood Arfi. Gadis itu langsung mengambil ponselnya dari tas dan sibuk sendiri, mengabaikan Juanda yang jelas-jelas menahan tawa.

Yohan adalah mantan kekasih Arfi saat masih sekolah dulu. Badannya memang tinggi, jauh lebih tinggi dari Juanda yang tingginya hampir disusul Arfi. Yohan juga orang yang ceria, bahkan hampir seperti pelawak karena semua orang di dekatnya selalu tertawa melihat tingkahnya. Khusus soal menyetir, Yohan sangat ahli di bidang itu.

Tentu saja, Yohan kan pembalap reli nasional.

Dan tentu saja Juanda sangat mengenal Yohan. Juanda adalah salah satu petinggi dalam tim tempat Yohan bernaung.

"Eh, beneran nih, kamu gagal move on ya?" Juanda makin semangat menggoda Arfi.

"Apa sih Mas? Syaratku emang kayak gitu, tapi bukan karena Yohan," sahut Arfi. "lagian kayaknya syaratnya nggak mempan sama kamu,"

Giliran Juanda yang mengernyit kebingungan.

"Harus tinggi biar pede kalo jalan sama aku, tapi kamu bantet aja pedenya udah luber ke mana-mana. Harus jago ngelawak, tapi kamu nggak ada apa-apa aja udah ketawa sendiri, ketawamu lucu terus bikin yang lain ikut ketawa. Syaratku nggak mempan dong buat kamu?"

Semburat merah muncul di wajah dua sejoli ini. Arfi memerah karena malu sendiri secara tak langsung memuji kekasihnya, sedangkan Juanda karena jarang dipuji Arfi.

Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang