Timoteo x Jinye - Miss You

32 7 1
                                    

"Timo... Bangun..."

"Emh... Entar ah, lima menit,"

"Seenggaknya pindah ke kasur, kalo di sini badanmu sakit,"

"Gapapa, daripada kamu yang di sofa kan?"

Timoteo mengatakan semua itu dengan kondisi mata masih tertutup rapat. Jinye yang duduk di tepi sofa hanya menggelengkan kepala. Sedikit merasa bersalah sebenarnya, karena ialah penyebab Timoteo sampai harus tidur di sofa.

Semalam pemotretan Jinye baru selesai setelah jam berdentang dua belas kali. Timoteo yang menjemputnya karena tak tega kekasihnya menyetir sendiri sekaligus sedikit tak percaya pada kendaraan umum di tengah malam. Sesampainya mereka di rumah Jinye, barulah gadis cantik itu menyadari kunci rumahnya tertinggal di studio. Rumah Jinye pun kosong karena keluarganya tengah berlibur ke luar kota.

Atas alasan Timoteo tak lagi kuat menahan kantuk untuk sekadar mengantar Jinye mengambil kuncinya yang tertinggal, akhirnya mereka memutuskan untuk tidur di rumah Timoteo saja. Jinye tidur di kamar Timoteo, sementara Timoteo memilih sofa ruang tamu sebagai tempat beristirahat.

Walaupun sebenarnya Jinye tak akan menolak andai Timoteo meminta mereka tidur berdua.

Toh hanya tidur, tak ditambah hal-hal lain.

"Kamu mau roti bakar nggak? Aku mau bikin nih," tawar Jinye. Timoteo sedikit menggeliat lalu membuka matanya.

"Boleh," sahutnya.

"Nutella atau keju?"

Tiba-tiba Timoteo menegakkan badannya lalu memeluk pinggang Jinye. Oh, jangan lupakan juga kecupan singkat di puncak kepala gadis cantik itu.

"Mentega aja,"

"Oke!"

Jinye buru-buru bangkit dari sofa dan berlari menuju dapur. Jantungnya berdegup tak karuan, gugup atas sikap Timoteo barusan. Telinga Jinye juga bisa menangkap suara Timoteo yang terkikik, makin menambah tingkat 'salah tingkah' Jinye.

Sialan.

Tangan Jinye bergerak cepat mengeluarkan roti tawar dan teflon. Timoteo tak punya pemanggang roti sehingga Jinye akan memanggang rotinya secara manual. Sesekali ia bersenandung untuk menenangkan dirinya sendiri dari kekikukkan tadi.

Namun belum sempat Jinye benar-benar tenang, Timoteo sudah muncul lagi dan berdiri di belakangnya. Tangan pria berbahu lebar itu menyibakkan helaian rambut Jinye yang terus-terusan turun ke wajahnya.

"Karetmu di mana?" tanya Timoteo.

"Tas, kantong depan,"

Timoteo langsung bergerak meninggalkan dapur, lalu muncul lagi dengan dengan menggigit karet rambut. Ia kembali berdiri di belakang Jinye dan merapikan rambut kekasihnya dengan telaten. Giliran Jinye yang terkekeh.

"Karetnya berapa itu?" tanya Jinye.

"Satu,"

"Nggak kuat, nanti putus,"

"Kuat kok," sanggah Timoteo penuh percaya diri.

"Nggak kuat, Tim,"

"Kuat Jinye sayang," Jinye menyikut perut Timoteo.

"Kalo putus kamu aku apain?" tantang Jinye.

"Kalo putus kamu meluk aku, kalo nggak putus aku yang meluk kamu," sukses mata Jinye membulat.

"Eh? Apaan?"

Ctak!

Barangkali ada lima detik mereka berdua mematung mendengar suara putusnya karet rambut Jinye kemudian tertawa menyadari kekonyolan mereka. Timoteo benar-benar memeluk Jinye dari belakang dan membenamkan kepalanya di antara rambut panjang Jinye sambil terus tertawa. Jinye melepaskan pelukan Timoteo, lalu membalikkan badannya sehingga mereka berdua berhadapan.

"Bilang aja minta peluk, dasar manja," ejek Jinye sambil menekan hidung mancung Timoteo dengan telunjuknya.

"Iya, lagi manja ini. Dua minggu nggak pernah ketemu, pacarku sibuk banget," sahut Timoteo lalu kembali melingkarkan tangannya di pinggang Jinye.

"Iya sibuk, sampe gabisa ikut liburan yekan," timpal Jinye lalu mereka berdua tertawa lagi dan tenggelam dalam dunia romantis mereka.

Sampai lupa roti mereka di atas teflon sudah lebih dari sekadar hangus.

Minat jadi obat nyamuk, anyone?

~DONE~

sekali lagi terinspirasi sebuah fanart cantik

sekali lagi terinspirasi sebuah fanart cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemesh bat yaampon😆😆😆

Seminggu ini lagi mabok boruto, tapi lucunya gue malah nyarinya fanart angkatan bapaknya gini😂 dan SaixIno ini emang bikin gue keinget Timo sama Jinye. Sai kan diem misterius sarkas tapi sweet gitu, kek Timo keliatan luarnya aja serem tapi dipanggil jeup langsung soft uwu. Terus Ino kan rolemodel kunoichi penuh percaya diri, seperti Jinye yang walaupun kadang awkward tapi dia pede aja sama diri sendiri. Jadi sukak deh😍😍😍

Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang