Jonathan x Yua - Train

16 3 0
                                    

"Mbak, gue bener nggak sih ngajak Dimas ikut kita?"

Yua menoleh pada Jonathan yang sedang memperhatikan Dimas yang duduk di kursi paling depan. Jonathan terlihat khawatir.

"Ya nggak tahu sih, tapi pas kita jalan-jalan Dimas sering ketawa kok. Tukang becak keraton aja dia ketawain," Yua menepuk bahu Jonathan. "dia masih masa transisi Jo, maklumin aja,"

Jonathan akhirnya tersenyum. Wajah khawatirnya sedikit berkurang. Ia mengalihkan pandangannya ke arah jendela di samping kanan Yua, ingin menikmati pemandangan.

Mereka berada di kereta dalam perjalanan pulang dari Yogyakarta. Yua berkesempatan untuk pentas di sana dan Jonathan yang mengusulkan untuk sekalian berjalan-jalan. Yua setuju saja, toh ia memang sudah lama tak berlibur. Jadi rencana mereka Yua berangkat duluan dengan rombongannya, lalu Jonathan menyusul di hari pementasan Yua, baru esok harinya mereka berkeliling kota gudeg dan pulang bersama.

Tapi realitanya sedikit berbeda. Jonathan tiba di Jogja bersama Dimas yang berwajah murung. Usut punya usut, ternyata Dimas baru saja putus dari pacarnya dan Jonathan berniat menghibur dengan mengajaknya ikut. Beruntung Yua tak marah, malah justru lebih sering mengobrol bersama Dimas daripada Jonathan.

"Tapi makasih ya Mbak, padahal gue nggak bilang mau ngajak Dimas, tapi lo santuy banget," ucap Jonathan tulus.

"Nggak apa-apa, jarang-jarang gue liat lo jadi kakak," sahut Yua. "seringnya kan lo yang manja... Nah kan, kumat lagi kan,"

Jonathan hanya terkekeh sambil memeluk lengan Yua posesif. Yang dipeluk juga tak berniat membebaskan diri.

"Eh tapi tumben lo nggak berantem sama Dimas, biasanya kan ribut mulu," celetuk Yua.

"Ya lagi murung gitu masa gue ajak berantem sih Mbak?" Jonathan menyandarkan kepalanya di bahu Yua. "lagian Dimas tuh luarnya aja rese, dalemnya mah galau dikit bubar jalan. Kasian jadinya," lanjutnya.

Yua tak langsung menyahut. Ia justru menatap Jonathan lekat-lekat.

"Mbak? Kenapa?" tanya Jonathan yang baru sadar sedang ditatap.

"It's always nice to see your warm side," jawab Yua. "I love it,"

"Nggak cinta sama orangnya sekalian nih?" goda Jonathan yang justru membuat Yua tertawa.

"Nggak, manja banget sih orangnya,"

Jonathan langsung melepaskan tangan Yua dan menegakkan duduknya. Ia menaikkan bahu dan dagunya, tak lupa membuat alisnya terlihat menyatu.

"Jadi saya masih terlihat manja?" ucap Jonathan dengan suara yang diberat-beratkan, sukses membuat Yua tertawa. "kenapa anda tertawa? Saya sedang serius, saya tidak sedang bercanda," lanjutnya dengan nada suara yang sama.

Tapi siapa yang percaya Jonathan tak bercanda kalau ia sendiri menahan geli?

"Ah di Jogja harusnya kita seneng-seneng kek gini, bukan ngemong Dimas," gerutu Jonathan. Ia sudah kembali normal.

"Ya kapan-kapan deh kita liburan lagi berdua," Yua mencubit kedua pipi Jonathan. "nggak usah cemberut! Jelek!"

"Emang biasanya ganteng?"

"Jelek juga sih,"

"Bodo ah! Mbak..."

Drrt...

Kalimat Jonathan terpotong oleh ponselnya yang bergetar. Ia buru-buru mengeluarkannya dari sakunya dan mengernyit bingung.

Untuk apa Dimas mengiriminya pesan?

Kingkong
Mas, lo sama mba Yua bisa bahasa jawa ga?

Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang