Junhee x Haein - Unexpected

53 11 5
                                    

"Ayo jalan-jalan,"

Junhee berani bersumpah dua jam lalu saat ia mengatakan kalimat itu di depan rumah Haein, wanita itu terlihat ogah-ogahan. Andaikata tadi ibu Haein tak memaksanya ikut dan Gyulhan yang lagi-lagi menggelayuti Haein sampai hampir menangis, tak mungkin mereka bertiga bisa berjalan kaki menyusuri alun-alun kota sore ini tanpa senyum riang Haein.

Iya, Haein yang tadinya cemberut langsung tersenyum cerah melihat penjual permen kapas, membuat rencana yang Junhee susun matang-matang untuk memohon maaf Haein langsung buyar.

Junhee kalah dengan permen kapas.

"Mom, aku..."

"Mommy, ppang! Ppang!"

Seruan Gyulhan membuat Junhee dan Haein kompak berhenti melangkah sekaligus membuat Junhee tak jadi bicara. Gyulhan yang masih dalam gendongan Haein tampak antusias menunjuk kedai bungeoppang. Makanan berisi kacang merah itu memang makanan favorit Gyulhan.

Junhee kalah dengan bungeoppang.

Junhee sukses dua kali dikalahkan makanan pinggir jalan.

"Daddy aja yang beliin, Gyulhan sama Mommy duduk di situ ya?" ucap Junhee sambil menunjuk bangku panjang.

"Ikuuttt..."

"Tapi Gyul..."

"Gyul ikut Daddy beli ppang!"

Junhee menghela napas panjang. Digendongnya Gyulhan yang langsung tertawa ceria. Tadinya Junhee ingin mengomel, tapi melihat Haein yang ikut-ikutan tertawa membuatnya semakin pasrah. Bersama Gyulhan dalam gendongannya, Junhee langsung menuju penjual bungeopang sementara Haein beristirahat di bangku yang tadi ditunjuk Junhee sambil menikmati permen kapasnya.

Tak sampai sepuluh menit Junhee sudah kembali dengan iringan tawa riang Gyulhan. Bocah yang umurnya belum genap dua tahun itu aktif bergerak dalam gendongan daddynya, membuat Junhee tertawa getir.

"Mommy Gyul punya ppang!" seru Gyulhan riang.

"Mommy punya permen kapas dong," Haein tak mau kalah.

Junhee menurunkan Gyulhan dari gendongannya dan bocah itu langsung berlari ke arah Haein. Rasa kesal Junhee menguap melihat interaksi manis dua manusia berharga dalam hidupnya itu.

"Daddy aaaa..." Gyulhan menyodorkan bungeopangnya pada Junhee.

"Terima kasih anak pintar! Mau main bola?"

Basa-basi.

Tentu saja Gyulhan langsung mengangguk antusias dan secara mandiri mengambil bola plastik dari dalam ransel yang daritadi digendong Junhee. Jadilah tangan kanan bocah itu memegang bungeopang yang tersisa seperempat-karena setengahnya dimakan Junhee-dan tangan kirinya memegang bola. Gyulhan langsung fokus dalam dunianya sendiri, meninggalkan daddy dan mommynya yang duduk manis memperhatikannya.

"Udah nggak marah kan, Mom?" tanya Junhee hati-hati.

"Apa sih. Moodku lagi baik nih, jangan dirusak," sahut Haein galak.

Omong-omong panggilan 'Mommy' dari Junhee untuk Haein adalah keputusan sepihak. Alasan Junhee tak lain tak bukan karena Gyulhan juga memanggil Haein dengan sebutan itu.

"Yang penting aku udah liat kamu ketawa bareng Gyulhan,"

Haein tak menyahut. Diam-diam ia melirik Junhee yang duduk bersandar, lalu menghela napas panjang.

Dua hari yang lalu mereka bertengkar hebat. Junhee lupa menepati janjinya menemani Haein ke tempat catering sekaligus fitting gaun pernikahan mereka yang akan diadakan dua minggu lagi. Junhee terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan baru mengingatnya setelah Haein muncul di kantornya dengan wajah masam.

Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang