Gaeul x Harin - Worry

28 7 9
                                    

"Mana Gaeul?"

UKS mendadak senyap. Jungha, si sumber suara, langsung seenaknya menyelinap di antara perkumpulan gadis-gadis itu.

"Gue oke, Jungha. Evalnya dimulai aja, ntar gue nyusul," ucap Gaeul.

Ia satu-satunya yang tergolek di atas kasur. Tampak dua gelas plastik berisi air putih dan teh yang uapnya masih mengepul di meja nakas.

"Gue yang nemenin, sans," celetuk Lucky.

"Serius?" tanya Jungha.

"Iya, sana mulai evalnya, keburu malem. Masa ketua pelaksana yang bikin evalnya molor?"

"Yaudah gue..."

"Dimakan," Harin tiba-tiba muncul dan menyodorkan satu nasi dus dan satu strip obat. "Jungha, ayo eval,"

Harin langsung menggeret Jungha diikuti beberapa gadis yang tadi ikut mengelilingi Gaeul. Hanya tersisa Gaeul dan Lucky di sana. Lucky menatap Gaeul sebal.

"Dibilangin jangan sok kuat ih! Untung acaranya udah beres, kalo belum?" omel Lucky. Gaeul cengengesan.

"Maaf Ky, gak niat nyusahin deh, sumpah. Tadi tiba-tiba aja gelap gitu," suara gaeul terdengar sedikit serak.

Gaeul tadi tiba-tiba pingsan setelah bersih-bersih lapangan yang kotor karena acara penutupan ospek. Gaeul sempat berbaring di basecamp, namun ia terlihat memegangi kepalanya. Lucky, si bagian medis, kebetulan melihatnya dan langsung memastikan keadaannya.

Gaeul bilang sih kepalanya cuma sedikit sakit. Tapi saat Lucky berusaha membantunya berdiri, tiba-tiba Gaeul ambruk.

Jadilah sekarang ia tergolek lemah tak berdaya.

"Yang angkat gue siapa Ky? Kok gue bisa sampe sini?" tanya Gaeul.

"Gue nggak terlalu merhatiin sih, tapi kayaknya Ungjae sama Harin. Tadinya mau gue papah sendiri, tapi lo ambruk duluan," Lucky mendorong nasi dus ke arah Gaeul. "kalo lo mau gue maafin, ini dimakan dulu,"

"Pahit Ky..." rengek Gaeul.

"Dikit aja, abis itu minum obat terus tidur,"

"Tapi..."

"Makan,"

"Iya deh iya,"

Lucky tersenyum puas. Ia membantu Gaeul duduk dan memastikan ia benar-benar makan walaupun hanya sedikit. Tangannya bergerak cepat membuka bungkus obat dan memberikannya pada Gaeul.

"Udah ikut eval aja, gue udah aman kok. Masa lo koor tapi gak eval?" ucap Gaeul menyadari Lucky sedikit melirik ke arah basecamp dari jendela UKS.

"Lo juga koor acara tapi pingsan,"

"Luckyyyy...." Gaeul mulai merengek lagi.

"Yaudah iya gue ikut eval, tapi lo tidur, jangan mikirin evalnya," titah Lucky. Gaeul hanya mengangguk.

Lucky langsung bangkit dan merapikan selimut yang dipakai Gaeul sebelum akhirnya benar-benar keluar dari UKS. Gaeul sempat mendengar Lucky seperti berbincang dengan seseorang di luar, namun ia memilih untuk memejamkan mata.

Tapi dasar Gaeul, ia tak bisa tidur karena memikirkan eval yang sedang berlangsung. Ia memilih bangkit dari tidurnya dan bergegas keluar UKS dan tadah! Ternyata ada Harin yang duduk di bangku depan UKS dengan menenteng tas milik Gaeul.

"Lho kok..."

"Ini cek dulu barang-barang lo, yang beresin si Chaesol tadi," ucap Harin. Gaeul menurut walaupun ia jelas kebingungan.

"Udah lengkap?" tanya Harin.

"Udah kok,"

"Ayo, gue anter lo pulang," tiba-tiba Harin berdiri dengan menenteng kunci mobil.

"Lah? Evalnya?"

"Aman,"

"Motor gue..."

"Siniin kuncinya, gue minta tolong yang lain nganterin,"

Gaeul menggeleng. Ia merasa merepotkan semua orang.

"Harusnya tadi lo gak usah ikut beres-beres. Dari siang muka lo udah pucat," imbuh Harin.

"Ya nggak bisa gitu lah, kan semua ikutan, masa gue nggak?"

"Kan lo udah capek ngurusin acara dari liburan,"

"Lo juga malah lebih pagi dari yang lain kan datengnya? Lo juga pasti capek,"

"Gue kan udah biasa,"

"Gue nggak apa-apa, Rin,"

"Gue yang ngerasa bersalah, Gaeul,"

Harin langsung menggandeng tangan Gaeul dan menariknya menuju tempat parkir. Gaeul terlalu lemah untuk melawan sehingga ia hanya mengikuti langkah Harin saja.

"Harin, pelan-pelan, gue agak pu... Eh?"

Tidak. Tak terjadi apa-apa. Gaeul hanya terlalu kaget karena tiba-tiba Harin memeluknya.

"Jangan sakit, gue khawatir,"

~DONE~

Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang