Jun (A.C.E) x Haein - Daddy

127 13 6
                                    

Beep beep!

Aku segera membukakan pintu untuk Haein dan menyerahkan Gyulhan padanya. Kemudian aku bergegas masuk mobil dan asal-asalan melemparkan tas yang ku gendong ke jok tengah.

"Itu ada botol susunya Gyulhan loh! Kalo pecah gimana? Kamu kebiasaan banget ngawurnya,"

Aku meringis mendengar omelan Haein. Galaknya selalu keluar kalau aku melakukan sesuatu (yang menurutnya) salah, apalagi jika itu menyangkut Gyulhan.

"Maaf deh, nanti kalo pecah Daddy beliin botol baru ya Nak..." kilahku. "tadi anaknya Bang Gunwoo cantik banget ya? Gila matanya bisa bulet gitu," aku mencoba mengalihkan suasana.

"Ya matanya Kak Gunwoo sama Kak Yoomin aja bulet gitu, mereka juga cakep, gimana Karel nggak secantik itu?" sahut Haein sambil menepuk punggung Gyulhan yang masih sesenggukan.

Sejenak aku berdiam diri menikmati pemandangan manis antara Haein dan Gyulhan. Haein sesekali mengecup puncak kepala Gyulhan dan aku bisa mendengar ia bersenandung kecil. Gyulhan yang tadi menangis hebat sejak kami pamit pulang pada Bang Gunwoo perlahan terlihat tenang. Tanganku usil memainkan pipi gembul Gyulhan yang langsung disambut pukulan Haein.

"Gak usah usil nanti nangis lagi!" aku tertawa saja.

"Kamu udah pantes jadi ibu," ucapku refleks.

"Kalo kamu mau ngegombal aku sama Gyulhan pulang naik taksi nih,"

"Seriusan, kamu udah pantes jadi ibu," aku menyandarkan kepalaku pada stir mobil. "aku kira kamu bakal mutusin aku waktu aku bilang mau adopsi Gyulhan, ternyata malah lengket begini,"

"Kenapa? Iri Gyulhan lebih deket sama aku daripada sama kamu?" Haein terlihat menahan tawa.

"Iya, dikit. Tapi seneng juga Gyulhan kalo deket kamu banyak antengnya,"

Aku bisa melihat semburat merah muncul di wajah Haein. Ia membuang muka, pura-pura menghitung jumlah mobil di luar dan menghindari tatapanku. Kekasihku ini memang sering salah tingkah jika ada yang memuji.

Iya, Haein adalah kekasihku sejak dua tahun yang lalu. Tentu saja kami berencana menikah. Orang tuaku dan orang tua Haein justru lebih semangat membahas ini daripada kami sendiri. Aku dan Haein memutuskan untuk sedikit menunda pernikahan karena kami tak ingin melakukan hal sakral itu terburu-buru. Ada banyak hal yang ingin aku lakukan sebelum menikah, begitu pun Haein dan kami sama-sama sepakat untuk mengejar keinginan kami terlebih dahulu.

Kami tak pernah lagi membahas pernikahan sampai bulan lalu Bang Sungjun, temanku dari klub dance sekolah dulu, menanyakan padaku apakah ada anggota keluargaku yang ingin mengadopsi anak. Seseorang meninggalkan bayi di panti asuhan milik Bang Sungjun, padahal panti asuhannya terbilang penuh untuk menampung anggota baru. Entah kerasukan apa, saat itu aku langsung pergi ke panti asuhan dan bayi itu berhasil membuatku jatuh hati. Tanpa meminta pertimbangan siapapun aku langsung menyanggupi untuk mengadopsinya. Aku menamainya Park Gyulhan.

Dalam perjalanan pulang aku baru mengkhawatirkan pendapat orang di sekitarku. Mulai dari orang tuaku sendiri sampai Haein, aku baru memikirkannya saat membawa Gyulhan pulang. Saat itu kemungkinan terburuk yang muncul di kepalaku adalah Haein akan memutuskan hubungan kami dan orang tuaku akan memarahiku karena mereka kehilangan calon menantu favorit mereka.

Tapi siapa sangka Haein justru langsung mendekap Gyulhan erat di hari pertama mereka bertemu? Bahkan Haein dengan semangat memanggil dirinya sendiri 'mommy'. Ia juga memanggilku 'daddy' dan tak canggung menggunakan panggilan itu saat kami bertiga berjalan-jalan keluar. Walaupun orang tua kami sempat protes, namun keimutan Gyulhan berhasil meluluhkan mereka.

Dan berkat Gyulhan, obrolan tentang pernikahan kembali muncul di antara aku dan Haein. Walaupun memang belum sampai tahap 'kapan' dan 'dimana', tapi obrolan kami akan selalu membahasnya tanpa sengaja.

"Ini kita jadi pulang nggak? Katanya kamu izin kantor sampe jam setengah 2? Ini jam 1 loh,"

Lamunanku buyar. Aku buru-buru menyalakan mesin mobil dan memasang sabuk pengaman. Hampir aku menjalankan mobil andai tak sadar aku belum menyiapkan karcis parkir.

"Jun..."

"Hm?" aku tak menoleh, sibuk mencari karcis parkir di dashboard mobil.

"Jun..."

"Bentar-bentar ini karcisnya ilang,"

"Jun..."

"Iya sayang, iya. Aku nyari karcis bentar,"

"Junhee tolongin, bentar aja,"

Aku mendongak dan mendapati Haein kesulitan bergerak. Aku tak mengerti maksudnya sampai Haein menunjuk Gyulhan dalam dekapannya. Rupanya Gyulhan sudah tertidur pulas.

Tapi aku masih tak sepenuhnya mengerti maksud Haein.

"Sabuk, Jun. Aku belum pakai sabuk. Nanti kalo aku gerak Gyulhan bangun," Haein terlihat kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

Oke, kebodohanku memang tak seharusnya muncul di saat seperti ini.

Aku meringis lagi dan bergerak maju. Tangan kananku meraih sabuk pengaman kursi Haein dan mengancingkannya. Sesaat aku menyadari posisi wajahku yang sangat dekat dengan wajah Haein. Aku tahu ia berusaha melihat ke arah lain untuk menutupi kegugupannya. Terlintas ide jahil di kepalaku.

Cup!

Mata Haein membelalak setelah aku mengecup bibirnya. Wajahnya memerah, terlihat lucu di mataku. Aku bergerak maju lagi untuk mengecup keningnya dan selanjutnya untuk pertama kali seumur hidupku aku ingin kami berdua jauh-jauh dari Gyulhan barang sejenak.

"Hiks... Hiks... Huaaaaa...."

"Park Junhee!"

"Iya iya iya... Maaf Nak, maafin Daddy kamu kebangun yaa..."

"Huaaaa...."

"Ayo buruan jalan!"

"Iyaaa...."

Dengan kekuatan ajaib tiba-tiba karcis parkir yang kucari muncul di depanku dan aku buru-buru menjalankan mobil keluar area parkir. Tangis Gyulhan masih pecah dan Haein sibuk mendiamkannya. Aku ingin tertawa tapi kutahan, takut Haein menyemprotku lagi.

Hah, dasar bayi.

~DONE~




Ada yang udah liat video di bawah ini?

Dan ini?

Tadi gak sengaja liat ini di oa the unit dan walaupun udah pernah liat gue tetep baper masa😂 maka dari itu jadilah ff gemes ini😂
Ini nyari cast ceweknya maksa sih, nyari yang sebaya Junhee dan kebetulan ketemu Haein dan berasa pas aja mukanya (agak galak tapi care gitu, semoga paham yes😂), jadilah pasangan crack ini (junhee sama sapa sih biasanya kalo dipasangin? Gue taunya sama donghun tapi gabisa bikin ff yaoi 😂)

Oiya, kalo ada yg nyadar itu nama bayinya cuma nama Hangyul aja dibalik (iya saia tydack kreatif😂). Kenapa hangyul? Soalnya gue keinget nasib dia yang ditinggal orang tua kandungnya terus diadopsi. Tadi keinget aja gitu pas mikirin plotnya, yaudah gue masukin dengan perantara bang sungjun yang nggak dikeluarin lawak recehnya😂

Yaudah gitu lah pokoknya 😂

Ps : ini gue hobi banget pake emot nangis ketawa, heran sendiri masa😂
Pss : lah kan make lagi wkwk

Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang