«●»
Sama seperti janji mereka pada Yang Sajjangnim, di pukul 2 pagi, Seungri dan Jiyong mengantar Lisa untuk pulang ke dorm. Sementara Seunghoon dan teman-temannya masih bersenang-senang di night club itu.
"Terimakasih oppa, malam ini aku benar-benar senang," ucap Lisa sembari membungkuk pada dua pria yang mengantarnya pulang itu. Padahal dua pria itu tidak turun dari mobil mereka.
"Ya, masuklah, kami akan pergi begitu melihatmu masuk," jawab Seungri yang ada di posisi paling dekat dengan Lisa.
"Ne... annyeonghaseyo... sampai bertemu besok- ah iya, meeting kita tadi bagaimana oppa? Besok oppa benar-benar harus pergi?"
"Wah... akhirnya kau bertanya juga," jawab Seungri. "Aku sudah mengirim draftnya ke emailmu, kau hanya perlu merapihkannya dan mengganti beberapa bagian yang kutandai,"
"Baiklah, aku akan langsung mengerjakannya,"
"Anniyo, tidur saja dan kerjakan besok pagi,"
"Dia tidak akan tidur, dia akan melanjutkan gamenya tadi," celetuk Jiyong yang duduk di sebelah Seungri membuat Lisa hanya tersenyum malu dan memarekan gigi-giginya.
"Hehe anniyo, aku akan langsung tidur dan mulai bekerja dengan semangat besok pagi? Ah bukan, pagi nanti hehe,"
"Hm... masuklah kalau begitu," suruh Seungri yang kemudian menyetir pergi usai melihat Lisa masuk dan menyapa petugas keamanan di gedung apartement itu.
"Hyung," panggil Seungri yang hanya Jiyong jawab dengan sebuah gumaman kecil. "Kau tidak ingin menemui Irene noona?"
"Untuk apa?"
"Kau baik-baik saja? Walaupun kalian putus? Kau bisa menemuinya lagi dan membuatnya berubah pikiran,"
"Aku sudah melakukan bagianku. Kami berkencan dan aku sudah memperlakukannya dengan baik. Aku memang sibuk tapi kau juga tahu aku tidak pernah berselingkuh dan selalu menyempatkan diri untuk menemuinya. Dia ingin menikah? Aku bahkan mengiyakannya. Lalu apa lagi? Dia bilang, dia ingin putus, jadi aku hanya memberikan apa yang di inginkannya. Apa aku masih belum cukup baik?"
"Hhh... karena dia memintanya, jadi kau memberikannya? Ya! Hyung! Kau berkencan atau beramal? Irene noona meminta untuk mengakhiri hubungan kalian dan kau mengiyakannya, kau tidak merasakan apapun? Apa yang kau katakan pada Irene noona ketika dia memintamu untuk putus? Iya? Begitu? Hanya iya?"
"What more can I say? I don’t feel anything anymore. What more can I say? This love is already over, just go away, leave me, be happy. I’m sorry for everything. Go away, meet someone better and be happy. Saat itu aku ingat lirik lagu Yong Junhyung yang ku dengar di radio dalam perjalan kerumahnya, dan aku mengatakannya, begitu saja keluar dari mulutku seperti sudah sangat lama ku hafalkan,"
"Daebak... sungguh luar biasa... kau terlalu lama berteman dengan Jung Joonyoung hyung!"
"Kau yang mengenalkan kami,"
"Ya- tapi- augh... kau akan menyesalinya hyung. Kau akan menyesal karena putus begitu saja dengan Irene noona. Bukan sekarang, tapi nanti setelah kepalamu terbentur atau setelah Irene noona bertemu pria baru,"
"Aku tidak akan membiarkan kepalaku terbentur," jawab acuh si leader Big Bang itu yang kemudian meminta Seungri menurunkannya di agensi.
Jiyong ingin kembali ke agensi dan mengambil mobilnnya sendiri. Ia menyuruh Seungri pergi lebih dulu karena seberkas cahaya di lantai empat, mungkin seseorang sedang bekerja di lantai empat dan Jiyong ingin menyapanya lebih dulu.
Siapa sangka, begitu ia tiba di lantai empat, ternyata studio rekaman Big Bang lah yang lampunya menyala. Seingatnya tidak ada seorang pun dari mereka yang bilang akan memakai studio remakan malam ini. Sembari berjalan menghampiri studio rekaman Big Bang itu, Jiyong mengecek ruang percakapannya dengan member-membernya dan tidak ada seorang pun yang bilang kalau mereka ada di studio rekaman.
"Jangan menangis," samar-samar Jiyong dapat mendengar suara berat seorang pria— Choi Seunghyun. "Jiyong tidak datang ke studio, Jiyong jauh lebih sederhana dibanding kelihatannya, saat dia bilang dia tidak merasakan apapun berarti dia benar-benar tidak merasakan apapun. Dia pria paling jujur dengan caranya sendiri. Kau tidak perlu merasa bersalah seperti ini padanya, dia akan baik-baik saja,"
"Sekarang, kau bisa memulai lagi semuanya dari awal, menjadi lebih bahagia dan aku yakin tanpa perlu kau khawatirkan, Jiyong akan melakukan bagiannya dengan baik. Aku akan memastikan Jiyong tidak kesepian. Kalau begitu, aku akan menelponnya dan kalau dia masih tidak menjawab panggilanku, aku akan pergi kerumahnya. Tapi aku berani bersumpah kalau sekarang Jiyong pasti sedang melakukan sesuatu atau bersenang-senang di suatu tempat,"
Suara Seunghyun berhenti dan Jiyong buru-buru bersembunyi di toilet, tepat sebelum Seunghyun keluar. Ia tidak ingin ketahuan menguping.
Tidak berapa lama, ia keluar dari toilet dan melihat Seunghyun berdiri di depan lift, pria itu memakai celana tidurnya dengan sebuah sweater. Seunghyun sedang tidur ketika Irene menelponnya dan memintanya untuk mencari Jiyong.
"Hyung! Apa yang kau lakukan disini? Kau berjalan dalam tidur?" tegur Jiyong yang barpura-pura tidak mengetahui apapun.
"YA! Kwon Jiyong! Darimana saja kau?! Kau tidak menjawab panggilanku! Aku bahkan sudah mencari kerumahmu tapi kau tidak disana!"
"Kenapa kau mencariku? Dengan piyama? Aku tidak tahu kalau kau menelponku, aku meeting dengan Seunghoon dan Seungri, lalu pergi makan malam dan ke monkey museum bersama mereka, ada apa? Apa sesuatu yang buruk baru saja terjadi?"
"Irene memintaku mencarimu. Dia bilang kalian bertengkar dan-"
"Putus? Kau mencariku dengan piyama seperti ini karena mengkhawatirkan masalah asmaraku? Heol... daebak... haruskah aku lebih sering putus? Aku baru tahu kalau kau benar-benar punya hati yang sangat hangat hyung," ucap Jiyong membuat Seunghyun menyesal karena sudah mengkhawatirkan pria yang ternyata sama sekali tidak perlu dj khawatirkan. Reaksi Jiyong sangat berbeda dengan apa yang Seunghyun bayangkan.
Bahkan Taeyang dan Daesung yang sudah terlihat hangat sejak awal, tidak terlalu ambil pusing dengan masalah asmara Jiyong. Namun si pria dingin yang satu ini, pria yang menganggap berkencan sebagai aktifitas membosankan dan hanya membuang-buang waktu, pria yang jauh lebih mencintai dirinya sendiri dibanding hal lainnya, justru pergi mencari Jiyong karena khawatir.
"Aku benar-benar tidak percaya akan mengalami ini hyung," ucap Jiyong yang sekarang menyetir mobilnya untuk mengantar Seunghyun pulang. "Kau pergi mencariku dengan piyama dan menghentikan taxi di dekat rumahmu karena khawatir aku akan menangis seorang diri karena putus cinta? Oh ayolah... aku baru tahu kau semanis ini hyung. Tapi ku rasa aku tidak akan berkencan lagi, aku tidak ingin putus dan membuatmu mengkhawatirkanku seperti ini lagi,"
"Tsk... hentikan bualanmu, aku tahu kau ingin tertawa sekarang," gerutu Seunghyun membuat Jiyong benar-benar terkekeh karenanya. Jiyong terkekeh karena baginya, Seunghyun dan sikapnya terlihat sangat manis sekarang. Ia tidak pernah tahu kalau di sekelilingnya ada banyak orang yang peduli.
«●»
