«●»
Lisa berpura-pura tidur di perjalanan pulang. Gadis itu benar-benar membuat Jiyong kewalahan. Jiyong harus fokus untuk menyetir namun gadis itu membuat Jiyong tidak bisa berhenti meliriknya. Jiyong sangat ingin tertawa namun takut membuat Lisa tersinggung.
Seumur hidupnya, baru kali ini Jiyong mendengar ungkapan perasaan seperti barusan.
'Oppa, I wanna be your collection' ucapan Lisa tadi benar-benar tidak pernah Jiyong duga sebelumnya. Jiyong tahu kalau beberapa musisi memang punya cara tersendiri untuk mengungkapkan perasaan mereka, namun Jiyong tidak pernah menduga seorang Lalisa akan memilih lagu itu untuk menggambarkan perasaannya.
"Lisa-ya," panggil Jiyong
"Ng... aku tidur," gumam Lisa membuat Jiyong justru terkekeh. Siapapun yang melihatnya pasti bisa langsung tahu kalau Lisa hanya sedang berpura-pura tidur.
"Ah begitu? Padahal aku ingin memberimu sebuah jawaban,"
"Yes atau no?"
"Kau harus menjawab pertanyaanku lebih dulu," jawab Jiyong, masih sembari menyetir mobilnya untuk kembali ke agensi atau mungkin langsung mengantar Lisa pulang. "Karena kau bilang koleksi, apa itu artinya kau akan mengizinkanku memiliki wanita lain?"
"Bukan- apa oppa baru saja menolakku?" tanya Lisa yang langsung membuka matanya dan melihat Jiyong disebelahnya— walaupun Jiyong yang masih menyetir hanya dapat meliriknya.
"Tergantung bagaimana jawabanmu," jawab Jiyong, sama sekali tidak mengurangi kecepatan mobilnya, sama sekali tidak mengalihkan fokusnya dari jalanan. Hanya sesekali melirik Lisa ketika jalanan ia anggap aman. "Kenapa koleksi? Padahal ada banyak lagu lainnya,"
"Aku memilih koleksi karena aku tidak tahu bagaimana perasaanku sebenarnya. Aku pikir aku menyukai oppa, siapa yang tidak menyukai oppa? Gadis mana yang tidak pernah berkhayal berkencan dengan seorang G Dragon? Hanya saja... aku tidak tahu sejak kapan- maksudku aku tahu kalau sejak awal aku memang sudah menyukaimu, tapi aku tidak tahu kapan aku mulai menginginkanmu. Aku tidak tahu aku menyukaimu karena oppa seorang G Dragon, atau karena oppa adalah pria yang datang dan menghiburku ketika aku terluka, atau karena aku terbawa suasana setelah beberapa minggu terakhir mengenalmu atau aku hanya ingin meyakinkan diriku sendiri kalau aku tidak lagi menyukai Donghyuk. Aku benar-benar tidak tahu. Aku tahu kalau ini terlalu cepat, bisa jadi oppa juga belum bisa melupakan Irene eonni. Dan sebenarnya aku juga takut untuk berada didekatmu, aku takut orang-orang salah paham dan berfikir akulah penyebab kalian berdua putus. Tapi kemarin oppa mengabaikanku. Oppa mengizinkanku menginap, membuatkanku sarapan lalu mengabaikanku, dua hari. Dan saat itu aku merasa kehilangan sesuatu. Kalau aku diam saja, bagaimana jika akhirnya oppa pergi? Kalau aku diam saja, bagaimana kalau kita tidak lagi dekat dan aku benar-benar kehilanganmu?"
"Aku menghargai kejujuranmu," ucap Jiyong membuat Lisa meremas jacket yang di pangkunya. Kali ini Lisa merasa ia akan benar-benar di tolak. "Aku tidak menolakmu, tapi aku juga tidak bisa menjadikanmu koleksiku,"
"Kenapa? Apa oppa marah karena aku-"
"Sudah ku bilang aku tidak mengkoleksi seseorang," potong Jiyong. "Sama sepertimu, aku juga tidak tahu apa aku benar-benar menyukaimu atau hanya terbawa suasana karena akhir-akhir ini kita sering menghabiskan waktu bersama. Dan untuk dua hari kemarin, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak bermaksud mengabaikanmu, ada beberapa hal yang perlu ku urus dan aku lupa membalas pesanmu. Kau akan sering mengalami hal seperti itu kalau berada didekatku, aku akan sering mengabaikan pesanmu, bukan karena aku ingin, tapi itu tidak bisa ku hindari,"
"Jadi kesimpulannya? Aku terlalu malu sampai tidak bisa memakai otakku sekarang,"
"Memang kapan kau memakai otakmu dihadapanku? Selain saat meeting," ucap Jiyong yang kemudian mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut Lisa. "Aku tidak bisa menjadikanmu koleksi. Tapi karena kita sama-sama tidak tahu, aku tidak keberatan untuk mencoba berkencan denganmu,"
"Apa oppa menganggap berkencan denganku sebagai sebuah pekerjaan yang ingin oppa coba?"
"Apa kau keberatan?"
"Oppa selalu bekerja dengan baik, untuk apa aku keberatan?" jawab Lisa yang kemudian mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut Jiyong. "Bekerjalah dengan baik oppa- woah... aku menyentuh rambut G Dragon!"
"Haha ne sajjangnim, ku harap kau akan memberiku gaji yang layak," balas Jiyong dengan tangan yang juga mengusap rambut Lisa. "Dan tolong berhentilah bersikap seperti seorang fans. Sebenarnya kau kekasihku atau fansku, kau membuatku bingung,"
"Sampai kemarin aku masih tidak tahu siapa dirimu, ku pikir kita dekat tapi oppa tidak mengundangku ke pesta pindah rumahmu. Aku kecewa dan kehilangan rasa percaya diriku kemarin. Tapi beberapa detik yang lalu, aku sudah bertransformasi menjadi kekasihmu," jawab Lisa. "Hanya saja, sifat fangirlku sangat sulit di hilangkan, rasanya sifat itu sudah mendarah daging untukku,"
"Siapa yang tidak mengundangmu ke pesta pindah rumahku? Aku sudah mengundangmu bahkan sebelum mengundang yang lainnya... kau bahkan sudah menginap disana, dan aku sudah mengizinkanmu menitipkan boneka panda disana sampai teman-temanku jadi salah paham kemarin," ucap Jiyong yang kembali menaruh kedua tangannya di roda kemudi, Lisa pun sudah kembali duduk dengan nyaman dan menatap jalanan didepan mereka. "Teman-temanku pikir aku sangat menyukai Seungri sampai membeli sebuah boneka panda dan Seungri bilang dia akan sering-sering menginap agar aku tidak kesepian, merindukannya, lalu menangis sambil memeluk boneka panda itu,"
Lisa terbahak mendengar cerita Jiyong, ia sama sekali tidak mengingat Seungri ketika menginginkan boneka panda itu. Bonekanya sangat besar, terlihat empuk dan membuat Lisa menginginkannya. Namun obrolan mereka harus berakhir karena sekarang Jiyong menghentikan mobilnya didepan gedung apartemen Lisa.
"Pulanglah dan beristirahat, besok ada meeting jam 10, ikutlah latihan sebelum meeting. Jangan berlari kerumahku lagi," ucap Jiyong setelah ia menghentikan mobilnya. Tidak mematikan mesinnya, namun menginjak remnya.
"Ne, sampai bertemu di meeting besok dan maaf karena sudah mengganggu oppa dengan-"
"Jangan berlari kerumahku, telpon aku kalau kau tidak berani masuk ke dorm lagi, aku akan menjemputmu," potong Jiyong. "Sekarang aku punya alasan untuk sedikit mengaturmu kan? Kau kekasihku dan aku tidak ingin kau mendapat masalah karena ada yang melihatmu berlari kerumahku,"
"Oppa..."
"Hm? Kau tidak setuju?"
"Anniyo, bukan begitu," jawab Lisa. "Sekarang jantungku berdebar sangat cepat... deg deg deg deg deg... seakan jantungku akan melarikan diri dari tempatnya," lanjut Lisa yang hanya Jiyong tanggapi dengan sebuah kekehan dan usapan di rambut.
"Baguslah," ucap Jiyong di akhir usapannya. "Berarti jantungmu masih normal,"
«●»
Tamat
Epilognya besok
Selamat tidur dan mimpi indah