«●»
Ruangan besar dengan satu set sofa mewah, sebuah TV LED besar dengan meja penuh makanan dan minuman, alat musik lengkap disudut ruangan serta berbagai pakaian kerlap-kerlip, rambut palsu dan tamborin berlampu, sebuah ruang karaoke ekslusif yang Jiyong bayangkan menguap begitu saja. Malam ini, usai menyelesaikan seluruh pekerjaannya— sampai di pukul 11 malam— Jiyong duduk di kursi penumpang dan membiarkan Lisa yang mengendarai mobil mewahnya. Bersyukur saja karena saat itu sudah terlalu malam untuk para polisi melakukan pengecekan SIM.
"Kita akan pergi kesini atau kau tersesat?"
"Oppa... aku bisa membaca peta dan GPS nya tidak salah," jawab Lisa sembari memarkir mobil mewah Jiyong— Rolls Royale hitam. "Kemampuan menyetirku memang luar biasa, Bobby oppa yang mengajariku menyetir... sayangnya aku tidak punya SIM disini," oceh Lisa yang kemudian mulai membanggakan dirinya sendiri. Sementara Jiyong? Pria itu masih menatap heran pada tempat yang Lisa tunjukan.
Mereka perlu berkendara selama 1 jam untuk sampai ketempat itu, Jiyong pikir itu tempat karaoke eksklusif yang sepadan dengan perjalanan mereka. Namun yang sekarang ada didepannya hanyalah sebuah gedung tua tiga lantai dengan papan neon bertuliskan 'Karaoke Patah Hati' yang sebagian hurufnya tidak lagi menyala.
"Kau benar-benar patah hati? Kenapa kita ketempat seperti ini?" tanya Jiyong sembari keluar dari mobilnya kemudian memakai topinya.
"Tempatnya menyeramkan kan?"
"Hm... kenapa kita kesini?"
"Aku pernah kesini bersama Ten, saat baru putus dengan Donghyuk beberapa tahun lalu. Dan tempat ini benar-benar sepi... mungkin karena tidak banyak orang yang patah hati di sekitar sini?" oceh Lisa yang kemudian menggandeng Jiyong, memaksa pria itu untuk tetap masuk kesana. "Ku pikir tempat ini sudah tutup, tapi tadi Ten bilang dia baru kesini dengan Sorn dan Bambam minggu lalu, mereka tidak setia kawan kan? Mereka bersenang-senang tanpa mengajakku, apanya yang Thailand team kalau begitu, menyebalkan,"
"Ahh... jadi itu alasanmu mengajakku karaoke? Kau mau membalas mereka yang tidak mengajakmu karaoke?" tanya Jiyong yang Lisa jawab dengan sebuah anggukan kepala.
Selesai dengan petugas didepan pintu, Lisa mengajak Jiyong ke lantai tiga. Tidak ada lift disana dan mereka harus menaiki satu persatu anak tangga sampai ke lantai 3.
"Coba tebak siapa pemilik tempat ini," ucap Lisa sembari berjalan di tangga sempit itu dengan Jiyong disebelahnya.
"Siapa? Apa dia orang yang kukenal? Rasanya bukan,"
"Bisa jadi oppa mengenalnya, oppa pernah menonton Knowing Brother kan?"
"Ng... salah satu penulis naskah acara ragam itu? Atau seorang asisten sutradara?"
"Anniyo... bukan salah satu dari mereka," jawab Lisa. "Tapi Seo Janghoon, Janghoon oppa yang tinggi itu," ucap Lisa sembari mengangkat tangannya, menunjukan setinggi apa pria yang sedang ia bicarakan.
"Sungguh?! Tempat ini miliknya?? Dia termasuk komedian paling kaya disini!"
"Memang, gedungnya dimana-mana dan ini salah satunya," jawab Lisa. "Ten yang memberitahuku. Mereka satu agensi dan Ten sangat menyukai basket, jadi Ten cukup dekat dengan Janghoon oppa, mereka sering menonton pertandingan basket berdua. Katanya, setelah Janghoon oppa bercerai dengan istrinya, dia pergi berkendara, sendirian, dan dengan perasaan yang sangat sedih. Lalu dia menemukan tempat ini, dia tertarik untuk mampir kemudian membeli tempat ini. Saat itu pemilik tempat ini ingin menutup bisnisnya, tapi Janghoon oppa membeli tempat ini kemudian menyuruh pemilik sebelumnya untuk tetap menjalankan bisnisnya disini, tanpa membayar uang sewa,"
![](https://img.wattpad.com/cover/166296321-288-k233377.jpg)