14

5K 600 16
                                    

«●»

"Woah... rumahmu benar-benar luar biasa oppa," ucap Lisa yang baru pertama kali menginjakan kakinya di rumah seorang G Dragon.

"Tunggu disini sebentar," pinta Jiyong yang kemudian berjalan masuk ke ruang pakaiannya. Ia mengambil beberapa pakaian disana kemudian membawanya keluar. "Pakailah ini, dan kamar mandinya ada di sebelah sana," ucapnya sembari memberikan sepasang baju olahraga abu-abu pada Lisa dan menunjukan kamar mandinya.

Lisa berganti pakaian, mengeringkan rambutnya dan akan kembali keruang tengah rumah itu. Jiyong ada didapur ketika Lisa keluar dari kamar mandi, pria itu sudah berganti pakaian dan sekarang sibuk dengan gelas-gelas didapurnya. Dengan handuk kecil yang masih ada diatas kepalanya, pria itu membuat teh hangat untuk mereka berdua.

"Oppa, aku tidak hanya haus... aku juga lapar," ucap Lisa yang kemudian berdiri disamping Jiyong yang memakai celana dan kaos hitam berlengan panjang. Gadis itu berdiri disamping Jiyong dan melihat Jiyong yang sedang menuangkan air panas kedalam dua cangkir tehnya.

"Pilihlah makanan yang ada di kulkas, aku akan menghangatkannya untukmu," jawab Jiyong yang masih sibuk dengan tehnya.

Lisa menurut, gadis itu membuka kulkas di dapur Jiyong, kemudian mulai memilih apa yang di inginkannya.

"Ada puding dan apel yang sudah di kupas disini, bolehkah aku memakannya?" tanya Lisa dengan dua kotak makan ditangannya.

"Puding dan apel?" tanya Jiyong yang kemudian langsung menoleh pada Lisa. "Astaga, jangan-jangan Dami noona ada disini. Noona!!" ucapnya yang kemudian berlari, melompati sebuah sofa yang tidak begitu tinggi dan membuka salah satu pintu dirumahnya. "Ups... kau sudah tidur ya? Hehe arraseo, lanjutkan tidurmu noona, aku akan memakan apel dan pudingnya," lanjut Jiyong yang kemudian menutup lagi pintu kamar itu dengan hati-hati.

Lisa menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tidak ingin tertawa dan terkesan meledek Jiyong. Ia pernah melihat tulisan Dami mengani adik manis yang memberinya sebuah daun sebagai hadiah, namun tidak pernah menduga akan melihat seorang pria yang hampir kepala tiga itu terlihat sangat senang karena kedatangan kakaknya.

"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Jiyong yang kembali ke dapur dengan wajah sehari-harinya- wajah ramah yang sangat sulit di artikan. Pria itu meraih dua cangkir tehnya, kemudian membawanya ke meja makan. "Bawa juga puding dan apelnya,"

"Oppa... kau pasti sangat menyayangi Dami eonni, iya kan? Kalian pasti sangat akur," ucap Lisa sembari duduk di sebrang Jiyong dan menaruh kedua makanan yang dibawanya.

"Tentu saja, dia noonaku," jawab Jiyong yang entah kenapa terlihat sangat bahagia. "Aku tidak makan buah, kecuali ada seseorang yang mengupaskannya untukku, dan Dami noona selalu melakukannya untukku,"

"Ahh... pantas saja oppa langsung tahu kalau ada Dami eonni disini," balas Lisa. "Boleh aku memakannya juga?"

"Tentu, makan saja, kau tidak berharap aku mau menyuapimu kan? Pakai saja tanganmu atau ambil garpu disana," jawab Jiyong yang sudah mengunyah sepotong apel. "Ah ambilkan juga sendok untuk pudingnya," pinta Jiyong setelah Lisa mencibirnya- namun tetap berangkat mengambil garpu dan sendok.

Dua cangkir teh hangat, puding dan apel menemani Jiyong dan Lisa di pukul 4 dini hari.

"Oppa, kenapa kau memberi sebuah daun untuk Dami eonni?" tanya Lisa ditengah kunyahan untuk apelnya. "Aku melihat foto yang Dami eonni unggah,"

"Ah daun itu? Kau tahu mitos tentang daun? Orang bilang kau akan beruntung kalau bisa menangkap daun yang gugur sebelum daun itu jatuh ke tanah. Aku bisa menangkapnya, kemudian mengingat Dami eonni dan memberikan daun itu padanya,"

"Kalau aku bisa menangkap daun yang gugur juga, aku akan beruntung?"

"Bisa jadi?"

"Apa Dami eonni jadi beruntung setelah menerima daun pemberianmu?"

"Ia akan membuangnya kalau daun itu tidak membawa keberuntungan?"

"Sepertinya aku juga harus menangkap daun yang gugur, aku akan mencarinya di belakang agensi kapan-kapan," jawab Lisa membuat Jiyong terkekeh namun kemudian kembali mengambil sepotong apel untuk dirinya sendiri. Mereka sudah melakukan banyak hal seharian, bekerja bahkan bermain, namun rasanya sama sekali tidak melelahkan.

Namun Lisa tahu kalau ia harus pulang, sebelum Dami salah paham dan sebelum teman-temannya khawatir.

"Tidak perlu mengantarku oppa, kau pasti lelah, aku bisa pulang naik taxi," jawab Lisa ketika Jiyong menyuruhnya menunggu sebentar.

"Anniyo aku akan mengantarmu," jawab Jiyong. "Sebentar, aku sudah lama tidak memakai mobilku, aku lupa dimana menyimpan kuncinya,"

"Aku bisa naik taxi... sungguh, kau pasti lelah,"

"Tidak ada taxi di sekitar sini," jawab Jiyong. "Heish... aku akan mencari kuncinya nanti, ayo kuantar pulang," lanjutnya yang kemudian memilih memakai mobilnya yang tadi sudah ia pakai- Rolls Royale hitamnya.

Acara malam itu berakhir dengan Jiyong yang mengantar Lisa pulang. Berakhir dengan Jiyong yang senang dan langsung lelah begitu kembali sampai di rumahnya. Berakhir dengan Lisa yang juga senang dan langsung lelah begitu sampai di kamarnya. Malam itu berakhir dengan Jiyong dan Lisa yang mendapatkan tidur nyenyak setelah lelah bermain.

"Ya! Kwon Jiyong! Ayo bangun, kau harus sarapan!" suruh Dami yang pagi ini membangunkan Jiyong, sudah pukul 8 pagi dan Jiyong yang kelelahan masih terkapar di ranjangnya.

"Ah... noona masih disini? Selamat pagi," sapa Jiyong sembari tersenyum. Seakan ia baru saja bangun dari sebuah mimpi indah. Ia kelelahan semalam, ia tidur di pukul 5 pagi dan sekarang justru bangun dengan perasaan yang sangat senang.

Sama seperti Jiyong, di dorm Blackpink, Lisa pun bangun dan mendapatkan pagi yang sangat ceria. Jauh lebih menyenangkan dibanding pagi-pagi lainnya.

Lisa akan bekerja di kantor sebentar hari ini kemudian berlatih dengan teman-temannya. Sementara hari ini Jiyong punya jadwal pemotretan di pukul 10 pagi, sehingga ia punya waktu bersantai dirumahnya. Ia punya waktu untuk mengobrol bersama Dami.

"Aku sudah dengar dari Irene kalau kalian putus," ucap Dami sembari mencuci piring setelah menyelesaikan sarapan mereka.

"Ah... jadi itu alasan noona datang?" tanya Jiyong yang tengah berdiri di samping Dami, membantu Dami mengelap piring-piring yang baru saja di cuci. "Ku pikir noona bertengkar dengan suamimu,"

"Hm... tapi sepertinya kau tidak menunggu kedatanganku?"

"Ne? Siapa bilang? Aku selalu senang kalau kau datang,"

"Sepertinya kau baik-baik saja walaupun sudah putus, aku melihat pakaian wanita dikamar mandi pagi ini, semalam kau tidak pulang sendirian?"

"Eh? Pakaian wanita? Mungkin itu pakaianmu,"

"Anniyo. Untuk apa aku memakai kamar mandi luar? Aku memakai kamar mandi dikamar,"

"Aku tidak pernah membawa seorang wanita kesini sejak putus kemari- astaga,"

"Kenapa? Kau mabuk dan meniduri seseorang disini?"

"Anniyo! Aku tidak menyentuh alkohol beberapa hari terakhir ini!"

"Lalu pakaian siapa itu?"

"Ng... itu..."

«●»

403Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang