12

5K 596 13
                                    

«●»

Dua laptop menyala diatas meja, dua cangkir kopi di sebelahnya sudah setengah kosong, sepotong ayam goreng masih tersisa di antara kedua laptop itu dan dua orang karyawan duduk diatas kursi beroda, sedang menatap laptop masing-masing. Kedua karyawan itu adalah Lisa dan Jiyong. Mereka duduk di ruang meeting, berhadapan sembari menatap laptop masing-masing. Lisa sibuk dengan game di laptopnya, dan Jiyong sibuk dengan drama di laptopnya.

Sudah sekitar dua minggu ini mereka sering menghabiskan malam bersama di agensi, tanpa mengobrol, hanya duduk dengan kesibukan masing-masing di ruang meeting.

"Augh! Shit!" keluh Lisa yang kemudian mendorong mouse dari tangannya. "Kurasa aku harus menemui Joonyoung oppa untuk melewati level ini,"

"Mau ku telponkan?" tanya Jiyong tanpa berpaling dari drama yang sedang di tontonnya. "Kalau dia ada di Seoul, dia pasti datang,"

"Dia sedang syuting 1N2D dan mendapat hukuman tidur di luar," jawab Lisa yang kemudian menatap sebal pada laptop di hadapannya.

"Ah... kau sudah menghubunginya,"

"Dia mengupload fotonya di instagram," jawab Lisa yang kemudian meraih kembali mousenya, ia sudah menyerah untuk Donghyuk dan tidak ingin menyerah juga untuk gamenya.

"Sudah lama sejak kita makan ramen pedas kemarin, bagaimana perasaanmu?" tanya Jiyong yang tiba-tiba saja ingat pada wajah terluka Lisa di stasiun TV tadi.

"Tadi aku kembali setelah menerima telpon, aku melihat Donghyuk masuk ke ruang tunggu Blackpink. Aku sempat berfikir dia datang untuk menemuiku, lalu kemudian dia melihatku, dan tersenyum padaku," cerita Lisa tanpa melangalihkan fokusnya dari game di hadapannya. Gadis itu tetap membidik semua musuh yang ia lihat di layar laptopnya. "Tapi dia tidak menyapaku, dia tidak masuk untuk mencariku. Lalu aku melihat pintunya tertutup, ia menutup pintu tepat didepan mataku. Aku berdiri didepan pintu itu untuk beberapa saat, tapi... pintunya tidak terbuka, tidak peduli selama apapun aku menunggunya. Lalu itu membuatku menyadari, bagaimana perasaannya-"

"Apa kau mabuk? Karena kopi dan gamemu?" potong Jiyong sembari menjeda dramanya dan melihat Lisa yang masih fokus pada layarnya.

"Ya, aku mabuk," jawab Lisa, membuat Jiyong kembali menutar drama dalam laptopnya. Setidaknya mendengar Lisa menanggapinya, membuatnya merasa lebih tenang. "Lalu bagaimana dengan oppa? Sudah menyesal?"

"Di hari pertama aku merasa sangat marah. Di hari kedua, aku merasa hidupku jadi sangat bebas. Kau tahu bagaimana rasanya liburan di tengah-tengah hari kerja? Ah... akhirnya aku bisa beristirahat. Kemudian sampai di hari kedelapan, rasanya aku sudah libur sangat lama, apalagi yang harus ku lakukan? Kemudian hari ini, kurasa aku menemukan hobi baru,"

"Menonton drama disini?"

"Hm... menonton drama disini lebih menyenangkan dibanding menemaninya berbelanja atau menonton sendirian dirumah,"

"Tentu saja disini lebih nyaman, wifi disini sangat lancar tanpa hambatan, tanpa buffer,"

"Dirumahku juga wifinya secepat disini,"

"Ah iya... galleria foret memang hunian berbeda," jawab Lisa yang kemudian menutup laptopnya. "Rasanya aku benar-benar ingin mematahkan laptopku sekarang," ucap Lisa yang tidak juga bisa memenangkan salah satu level di gamenya. "Apa yang oppa tonton?" tanyanya yang kemudian berlari kecil memutari meja meeting dan duduk disebelah Jiyong.

"YG Future Strategy," jawab Jiyong yang kemudian menggeser sedikit laptopnya agar Lisa juga bisa menonton. Pria itu duduk di kursi beroda sembari menaikan kakinta ke atas meja, kesebelah kanan laptopnya, sementara Lisa duduk disebelah kirinya. "Sama sekali tidak lucu, karena aku sudah sangat tahu kondisi disini,"

"Aku sudah menonton ini sebelum ditayangkan, dan sekarang sama sekali tidak terasa lucu," komentar Lisa yang kemudian melirik kaki Jiyong dan mengikuti pria itu. Lisa menaikan kakinya ke atas meja, di sebelah kiri laptop, posisi duduknya yang sedikit menyamping kemudian membuat bahunya bertemu dengan bahu Jiyong. "Oppa tahu? Kita tidak bisa tertawa untuk sesuatu yang sama dua kali, tapi kita bisa menangis berkali-kali karena masalah yang sama, tidak adil kan?"

"Aku tertawa berkali-kali, melihat tarian taxi mu. Aku sudah melihatnya berkali-kali dan tadi siang masih tertawa karenanya,"

"Oh ya? Kau membuatku malu oppa," jawab Lisa tanpa ekspresi sedikit pun. Sama seperti Jiyong yang bicara tanpa ekspresi apapun. Sesekali, keduanya ingin bicara dan mengobrol tanpa repot-repot berekspresi. "Oppa menonton Inside Beauty?"

"Film? Kurasa ya,"

"Dramanya," jawab Lisa tanpa merubah nada bicaranya. "Seorang aktris yang berubah menjadi oranglain selama 1 minggu setiap bulannya. Untuk beberapa adegan, melihatnya berubah membuatku sedikit iri. Dia bisa berjalan-jalan dimanapun tanpa khawatir di ikuti reporter. Aku sudah lama tinggal disini, tapi aku belum pernah berkeliling negara ini seperti turis-turis lainnya,"

"Kau dan Donghyuk hanya berkencan di agensi?"

"Di agensi apanya? Kami hanya berkencan di dorm dan sesekali diruang latihan. Kencan kami hanya sebatas berkirim pesan dan menelpon, kami tidak di izinkan berkencan saat masih trainee dulu,"

"Kau belum pernah berkencan di Seoul?"

"Belum,"

"Berjalan-jalan di Sungai Han? Bersepeda disana?"

"Sudah... dengan Rose,"

"Rasanya akan berbeda kalau melakukannya dengan seorang pria,"

"Tidak ada pria yang bisa ku ajak berjalan-jalan dan bersepeda di Sungai Han,"

"Mau melakukannya? Sekarang? Denganku?" tanya Jiyong membuat Lisa langsung menurunkan kakinya dan memutar kursinya untuk menatap Jiyong.

"Sungguh?"

"Ya, daripada kita bosan menonton ini disini?"

"Bagaimana kalau ada reporter? Anniyo, aku sudah bisa mengurus reporter sekarang... ayo, pergi ke Sungai Han sekarang oppa,"

«●»

403Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang