«●»
Sudah lewat tengah malam ketika jiyong dan Lisa tiba di taman air mancur dekat Sungai Han. Tempat itu sudah benar-benar sepi, tidak ada seorang pun, lampu warna-warni sudah di matikan bahkan air mancurnya tidak lagi mengeluarkan air.
"Biasanya orang-orang pergi berkencan disini," ucap Jiyong yang berdiri di sebelah Lisa sembari menatap pada taman kosong didepannya. "Tapi kurasa kita datang terlalu malam, sudah tidak ada apapun disini,"
"Hm... kuta datang di waktu yang salah, tidak ada apapun disini," ucap Lisa menambahkan.
"Haruskah kita kembali sekarang?"
"Heish... kita sudah terlanjur disini oppa, ayo lakukan sesuatu disini," ucap Lisa yang kemudian berjalan ke tengah taman air mancur itu. Saat di siang hari, akan ada air yang keluar dari beberapa lubang di lantai taman itu, itu daya tarik tempat itu. "Bayangkan saja ada air yang keluar dari sini, dari ssini, dari sini, dan dari sini," ucap Lisa sembari melompat dan menginjak satu lubang kecil, ke lubang-lubang lainnya.
Tanpa sadar, Jiyong tertawa. Tanpa sadar juga, ia mengikuti Lisa melompat dari satu lubang ke lubang lainnya, mengejar Lisa dan memenuhi malam sepi itu dengan tawa mereka. Tidak biasanya Jiyong berperan aktif seperti sekarang, kencan-kencannya dengan Irene hanya sekedar menonton film tengah malam, berbelanja, minum kopi dan makan bersama.
Jiyong tidak pernah melompat dan mengejar seseorang dalam kencannya.
"Tunggu, Lisa-ya, kemarilah sebentar," panggil Jiyong yang kemudian berhenti tertawa dan berhenti melompat untuk mengejar Lisa.
"Kenapa? Ini menyenangkan! Oppa tidak bisa menangkapku karena lompatanmu sangat payah hehe," ledek Lisa membuat Jiyong hanya meliriknya kemudian mengibaskan tangannya memanggil Lisa. Pria itu merogoh sakunya, kemudian mengeluarkan handphonenya— untuk memutar sebuah lagu. "Bisakah kau menari tanpa menginjak lubang-lubang airnya?"
"Tentu! Aku seorang dancer berbakat!" pamer Lisa yang kemudian menggerakan tubuhnya mengikuti alunan musik yang Jiyong putar— Cookies, milik Lee Hong Gi dan Jung Ilhoon.
"Aku akan mengganti lagunya," ucap Jiyong sembari tersenyum melihat Lisa menari.
"Ya! Ini jadi seperti random dance-nya weekly idol!" seru Lisa tanpa berhenti menari.
"Memang, perhatikan kakimu, kau tidak boleh menginjak lubang airnya!" jawab Jiyong yang kemudian mengganti lagunya— I'm Him, milik Song Mino.
"Astaga! Bagaimana tariannya lagu ini?" tanya Lisa namun tetap bergerak, sedikit kaku karena lagunya di dominasi oleh suara rapp dari Mino. "Kapan giliranmu oppa?"
"Kalau kau sudah kalah, menginjak lubang airnya atau menyerah," ucap Jiyong sembari menikmati pertunjukan tari seorang Lalisa Manoban.
"Kalau begitu kau tidak akan mendapat giliran oppa~ yang paling banyak kalah harus mentraktir yang menang. Oke?!" ucap Lisa yang terus menari. Namun, tidak lama setelahnya, ia menginjak sebuah lubang kemudian terkejut, berpura-pura tidak menginjak lubang airnya namun seruan Jiyong yang menangkap basah kecurangannya membuatnya jatuh dan tertawa. "Hehe aku ketahuan curang ya?"
"Ya, sejak tadi," jawab Jiyong yang kemudian menyimpan handphonenya kedalam sakunya. Namun belum sempat Jiyong bersiap, Lisa sudah lebih dulu memutar lagu dari handphonenya. Lagu pertama yang Lisa putar adalah Fantastic Baby, jadi walaupun sedikit terkejut, tubuh Jiyong tetap bisa bergerak mengikuti alunan musiknya. "Ya! Bisakah kau memberi aba-aba dulu sebelum memulainya?! Dasar curang!"
"Hehe bagaimanapun aku tidak suka kalah oppa," ucap Lisa yang kemudian duduk ditengah taman air mancur itu, menonton seorang G Dragon memberinya sebuah pertunjukan gratis. "Ah... kurasa lagu ini terlalu mudah, aku akan menggantinya," ucap Lisa yang kemudian memutar lagu lainnya.
"Ya! Lagu siapa ini?! Suaranya mirip suara Yongbae-"
"Ini lagumu oppa! Tell Me Goodbye! Kau tidak ingat lagumu sendiri? Aigoo... dengar! Ini suara Seunghyun oppa! And it's so, so. Sad it just ain't happenin'. Wish it could be better. Sorry to be scrappin'. But I just can't let ya. Be less than happy," oceh Lisa yang kemudian mempercepat lagunya, membuat Jiyong hampir kewalahan.
"Ya! Jangan menutar dari tengah lagu begitu!" protes Jiyong namun Lisa tidak mengindahkannya, gadis itu justru mengganti lagunya menjadi sountrack salah satu kartun favoritnya, lagu pembuka dari kartun Crayon Shinchan.
Permainan itu tidak berhenti membuat Lisa dan Jiyong tertawa. Lisa senang menjahili Jiyong dengan lagu-lagu pilihannya dan Jiyong senang melihat Lisa menari seakan ia tidak punya masalah apapun.
40 menit berlalu dan keduanya sudah kelelahan. Jiyong berbaring ditengah taman air mancur itu kemudian Lisa mengikutinya.
"Harusnya kita membawa minum tadi," ucap Lisa yang kemudian menenangkan nafasnya disebelah Jiyong.
"Ku pikir karena sudah sangat malam, kita tidak akan bisa melihat apapun disini," ucap Jiyong sembari menatap langit gelap diatasnya. "Tapi ternyata sejak tadi ada pemandangan indah disana,"
"Ah... oppa benar," jawab Lisa yang juga baru saja memperhatikan bagaimana indahnya susunan bintang diatas sana. "Aku tidak pernah tahu kalau ujung-ujung gedung tinggi itu bisa bergabung bersama bintang dan menjadi pemandangan indah begitu, susunan bintangnya terlihat seperti bantal,"
"Bantal?" tanya Jiyong sebelum kemudian ia tertawa, ia tidak pernah mengira akan mengenal seseorang yang membanyangkan bantal ketika melihat bintang di langit. "Kau sudah mengantuk? Mau pulang sekarang?"
"Anniyo, masih ada beberapa jam sebelum pagi," jawab Lisa. "Aku masih ingin melihat bantalnya,"
Jiyong tidak menjawabnya, pria itu sibuk mencari bantal diantara susunan bintang itu. Lima menit berlalu dan Lisa hampir saja tertidur kalau bukan karena air mancurnya menyala secara tiba-tiba. Jiyong dan Lisa langsung berdiri begitu merasakan air mengenai punggung mereka. Keduanya melihat sekeliling dan seluruh lubang air di kolam itu secara bergantian mengeluarkan air mereka. Membuat taman air mancur itu terasa seperti taman air mancur sungguhan.
Keduanya terkejut juga basah. Namun kemudian keduanya tertawa dan kembali bermain ditaman itu, berlari merasakan air dingin menyentuh kulit mereka, mencoba menahan sebuah lubang agar tidak mengeluarkan airnya kemudian mendapat serangan balik dari lubang air itu.
30 menit berlalu dan malam menjadi semakin dingin, Jiyong yang pertama kali menyerah dan menghindar dari air-air itu, dan beberapa detik kemudian Lisa menyusulnya.
"Oppa! Tunggu aku!" teriak Lisa yang kemudian berlari mengejar Jiyong yang sudah lebih dulu pindah ketempat kering. "Kenapa airnya tiba-tiba menyala?" tanya Lisa yang kemudian menyadari satu hal. Seorang pria berdiri di sebuah bilik kecil mirip ruang kontrol dan tersenyum pada mereka.
"Kalian sudah puas?" tanya pria yang terlihat berusia 60 tahun itu ketika Lisa dan Jiyong dengan canggung membungkuk padanya. Apa mereka baru saja ketahuan dan akan mendapat masalah setelah ini?
"Aku melihat kalian bersenang-senang disana dan merasa kasihan karena kalian tidak bisa datang dan menikmati air mancurnya di siang hari, jadi aku menyalakannya," jelas pria itu disusul ucapan terimakasih dari Jiyong dan Lisa. "Hm... sama-sama. Datanglah lagi lain kali, aku senang melihat kalian dan aku tidak akan memberitahu siapapun, jangan khawatir," lanjutnya sebelum Jiyong dan Lisa kemudian berbasa-basi dan berpamitan untuk pergi.
Galleria foret tidak jauh dari sana, jadi dibanding kembali ke agensi dengan tubuh basah kuyup, Jiyong membawa Lisa untuk pulang kerumahnya.
«●»