«●»
"Tidak bisakah kau tetap disini?" suara rengekan seorang gadis memenuhi telinga Jiyong pagi ini.
Padahal jam 8 nanti dia harus ke agensi untuk meeting dengan orang-orang di timnya. Padahal sudah semalaman ia menemani gadis itu.
"Tapi aku harus-"
"Aku yakin tidak akan masalah walaupun kau tidak datang," potong si gadis tidak mau mengalah. "Sudah beberapa hari kita tidak bertemu, sudah beberapa hari juga kau sulit di hubungi. Tidak bisakah kita bersama lebih lama? Aku merindukanmu,"
"Aku sudah menemanimu semalaman sayang, aku bahkan membatalkan janjiku dengan Seunghyun hyung," jawab Jiyong. "Untuk kali ini aku benar-benar tidak bisa membatalkan atau menunda meetingnya,"
Jiyong sudah membujuknya. Jiyong sudah berusaha memberi penjelasan-penjelasan rasional yang ada di kepalanya. Hanya saja, gadis di hadapannya itu tidak mau mengerti. Gadis itu— Irene Kim— tidak mau mengalah dan membiarkan Jiyong pergi.
"Aku benar-benar harus meeting... jadi, bagaimana kalau sekarang kau membiarkanku pergi dan begitu meeting selesai aku akan menghubungimu? Aku akan menemuimu, hm?"
"Kalau begitu... berapa lama meetingnya?" ucap Irene, yang akhirnya menyerah di detik-detik terakhir sebelum jam menunjukan pukul 07.30 pagi.
"Aku akan langsung menghubungimu setelah meetingnya selesai, sekitar pukul 11? Tepat sebelum makan siang jadi kita bisa pergi makan siang bersama begitu aku selesai meeting, ya?"
"Aku sedang diet,"
"Kalau begitu kita bisa makan es krim atau minum ko-"
"Sudah ku bilang aku sedang diet!" potong Irene sembari berjalan menjauhi Jiyong. "Kenapa kau tidak pernah mengerti? Tidak bisa kah kau jadi lebih pengertian?!"
"Aku pergi dulu-"
"Kau mau pergi?! Sekarang?! Meetingmu masih jam 8 pagi nanti!"
"Aku butuh waktu untuk perjalanan ke agensi sayang... dan jalanan pasti akan sangat ramai sekarang,"
"Heish! Menyebalkan! Sana pergi! Kau selalu lebih mementingkan pekerjaanmu dibanding aku," keluh Irene membuat Jiyong merasa seperti ia ingin mati saja.
"Bukan begitu sayangku, aku-"
"Pergilah sebelum aku berubah pikiran," potong Irene membuat Jiyong menghela nafasnya kasar kemudian mengangguk dan merengkuh gadis itu, membawanya ke dalam pelukannya.
"Aku akan menghubungimu secepatnya dan kita bisa bertemu lagi nanti, hanya meeting sebentar, di agensi dan tidak akan lama, tunggu sebentar hm?" bisik lembut Jiyong sebelum ia kemudian mengecum singkat bibir gadisnya dan melangkah keluar dari rumah gadisnya.
Sudah cukup lama Jiyong mengencani Irene, mereka bertemu di sebuah acara peragaan busana beberapa tahun lalu, dan mulai dekat setelahnya. Seorang model sekaligus teman Jiyong yang mengenalkan mereka saat ini— Soojoo. Ditambah Dami, kakak Jiyong, yang juga ternyata cukup dekat dengan Irene Kim setelah beberapa acara peragaan busana. Jiyong sudah mengenalkan Irene pada keluarganya, begitupun dengan Irene. Tidak ada yang menentang mereka, bahkan walaupun untuk beberapa situasi, Jiyong benar-benar membenci Irene, begitu juga dengan Irene.
Setibanya di agensi, jam sudah menunjukan pukul 8, seluruh timnya pasti sudah menunggu, pikir Jiyong membuatnya dengan terburu-buru berlari masuk ke dalam lift. Jiyong tidak suka menunggu, karenanya ia juga merasa bersalah ketika membuat orang lain menunggunya. Namun ketika ia masuk ke lift, Seunghoon masih ada disana. Berarti ia belum terlalu terlambat, pikir Jiyong yang akhirnya bisa bernafas lega.
![](https://img.wattpad.com/cover/166296321-288-k233377.jpg)