09

1.8K 152 1
                                    

Dua koper besar sudah ada di depan rumah dan siap supir untuk memindahkan ke bagasi.

Lucas dan Doyeon sedang berpamitan pada orang tuanya.

“Hati-hati ya sayang. Semoga hari-harimu menyenangkan.” Yoona menciumin Doyeon dari segala sisi.

“Jangan lupa bawain gue oleh-oleh,” ucap Eunwoo mengingatkan.

“Kalau inget ya,” goda Doyeon disertai tawa kecil.

“Lucas pergi ya, Ma.” Lucas mencium punggung tangan mamanya, “Pa, Lucas pamit.” Kemudian berganti mencium punggung tangan Minho.

“Iya, hati-hati. Jagain mantu kesayangan mama.” Lucas mengangguk.

“Jaga baik-baik anak gadis, Papa. Jangan sampai lecet!” pesan Donghae.

“Baik, Om.”

“Kok Om? Panggil papa dong!”

Lucas merasa canggung, “iya pa.”

Doyeon menutup mulutnya. Dia susah nahan ketawa dari tadi liat wajah Lucas yang menurutnya lucu.

“Pulang harus bawa cucu buat mama,” ucap Sulli.

“Kita ‘kan mau liburan bukan ngangkat anak, Ma.”

Semua tertawa mendengar perkataan Doyeon. Kecuali Lucas sih soalnya dia sependapat dengan Doyeon.

“Kamu itu polos atau pura-pura polos?” tanya Yoona. Dahi Doyeon berkerut, “maksud mama Sulli itu kamu harus udah mengandung pulang ke sini.”

Lucas dan Doyeon saling tatap. Terus Doyeon menatap Yoona lagi.

“Mana mungkin, kita ‘kan perginya tiga hari doang.”

“Yang penting bibitnya sudah tertanam,” ucap Sulli dengan ringannya.

Pohon kali ah, batin Doyeon.

“Kapan kita boleh pergi?” tanya Lucas yang sudah tidak tahan dengan pembahasan mamanya.

“Oh iya, silahan kalian boleh berangkat sekarang,” ucap Donghae yang sebelumnya melihat jam di pergelangan tangannya.

Doyeon menciumi punggung tangan kedua orang tuanya dan abangnya. Sedangkan Lucas udah masuk lebih dulu ke dalam mobil.



•••


Doyeon meremas jari-jarinya dan bibir bawahnya ia gigit. Dia gemetaran. Lucas yang lagi mengecek handycam. Melirik Doyeon yang duduk bersebelahan dengan dirinya.

“Lo kenapa?” tanya Lucas.
Doyeon menoleh, “takut.”

Mereka ini sekarang lagi ada di dalam pesawat yang masih siap-siap berangkat.

“Baru pertama kali naik pesawat?” tanya Lucas.

Doyeon menggeleng. Dia mengacungkan telunjuk dan jari tengah bersamaan, “udah dua kali.”

“Kok masih takut aja?”

“Itu ‘kan udah lama. Terus gue sering liat berita pesawat jatuh beberapa hari ini. Ngeri,” jelas Doyeon.

Lucas terdiam. Ia menutup handycam yang sebelumnya terbuka. Kemudian memegang tangan Doyeon yang gemetaran. Gadis itu terkejut dengan perbuatan Lucas. Namun, cowok ini lebih terkejut saat merasakan tangan Doyeon yang dingin.

“Tangan lo dingin banget. Jangan takut, kan ada gue. Insyaallah kita selamat sampai tujuan. Lo banyakin doa biar tenang.”

Doyeon hanya diam memperhatikan Lucas yang menatapnya. Entah mengapa rasanya hati Doyeon jadi tenteram saat cowok ini berkata seperti itu.

Musuh kok Menikah? -LUCAS NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang