45

1.3K 103 9
                                    

Berkali-kali bel rumah kediaman Donghae dan Yoona berbunyi. Ada beberapa mobil dan motor terparkir di halaman rumah itu.

Dengan tergesa-gesa Yoona yang menggunakan celemeknya keluar dari dapur dan mendekati pintu utama. Ibu dua anak itu membuka pintu dan mendapati Lucas tersenyum ke arahnya.

“Lucas!” jerit Yoona histeris, “menantu kesayangan Mama.” Wanita ini memeluk cowok itu.

Lucas tertawa dan membalas pelukan mama mertuanya. Yoona tersadar dan ia cepat menjauh.

“Maaf, Mama terlalu senang. Sampai lupa kalau masih pakai celemek,” ucap Yoona tertawa pelan.

“Nggak apa-apa, Ma. Lagi sibuk ya, Ma? Ramai kayaknya,” tanya Lucas sekedar basa-basi.

Yoona menoleh ke dalam rumah, lalu melihat ke cowok itu lagi.

“Iya, lumayanlah. Saudara udah pada datang. Kamu ‘kan tahu Eunwoo mau menikah beberapa hari lagi.
Ngomong-ngomong kamu ke sini ada perlu apa?”

“Perlu minjam putrinya Mama untuk diajak jalan-jalan,” jawab Lucas dengan senyum malu-malunya.

Yoona memajukan wajahnya, “kalian udah baikan? Kalian rujuk lagi?” ia bertanya dengan berbisik.

Lucas menggeleng. Wanita itu kembali membenarkan posisinya.
“Kami baru baikan, belum rujuk, Ma.”

Yoona menghela napas, “padahal ketika Doyeon cerita kalau dia putus dengan cowoknya itu. Mama udah berharap kalian rujuk. Doyeon juga lebay pria kayak gitu aja ditangisin. Ternyata selingkuh sama mantannya sendiri.”

“Memang Seongwoo itu beneran selingkuh sama mantannya, Ma?” tanya Lucas memastikan.

Wanita yang sudah berusia kepala empat ini mengangguk, “benar, Doyeon sendiri yang cerita. Kalau Mama liat orangnya udah Mama tampar bulak-balik.”

Lucas tertawa pelan mendengarkan mertuanya yang begitu kesal.

“Oh iya, Mama sampai lupa. Kamu tunggu sini! Mama panggilkan Doyeon dulu.”

Lucas mengangguk dan tersenyum. Yoona pun berjalan masuk kembali ke rumahnya. Suara teriakan memanggil anak bungsunya itu menggema di dalam rumah hingga terdengar sampai keluar.

Lucas melipir dari depan pintu ke kursi yang tersedia di teras itu. Lelaki ini menjatuhkan bokongnya di sana. Ia menunggu Doyeon keluar sambil menikmati pemandangan di depannya.

“Heh, lo ternyata,” ucap Doyeon saat kakinya selangkah melewati pintu.
Cowok yang duduk ini tersenyum, “gue ke sini mau ngajak lo pergi. Lo mau ‘kan?”

Doyeon yang berdiri tidak jauh dari Lucas bergeming. Suaminya itu masih menunggunya. Cowok ini ikut berdiri.

“Bagaimana? Gue harap sih lo mau,” tanya Lucas lagi.

Dengan wajah menunduk, gadis itu mengangguk. Lucas pun tersenyum dibuatnya.

“Gue ambil tas sama ganti baju dulu.” Doyeon berlari masuk ke rumahnya lagi.

Lucas jadi tidak sabar ingin bersenang-senang dengan istrinya. Ia terus memperhatikan pintu berharap Doyeon muncul dari balik sana. Namun, Yoona yang kembali keluar.

“Pasti dikira Doyeon ya?” goda Yoona yang membuat Lucas tertawa sebentar, “ini Mama hampir lupa kasih undangan. Kasih ke papamu!”

Lucas menerima undangan pernikahan kakak iparnya itu, “baik, Ma. Nanti Lucas sampaikan ke Papa.”

“Ayo, gue udah siap!” ujar Doyeon yang sudah cantik.”

“Wah, anak Mama cantik banget.” Yoona menyenggol lengan putrinya, “kalau begini Lucas tambah klepek-klepek.”

“Mama...” Doyeon dan Lucas saling pandang dengan Doyeon yang malu-malu.

“Udah sana pergi!” Yoona mendorong kedua orang itu, “nanti kesiangan lagi.”

Ketika dua orang itu sudah melangkah menuju mobil merah milik Lucas, Yoona melambaikan tangannya dengan berteriak, “bye! Selamat bersenang-senang.”



•••




Sampai di wahana permainan Lucas banyak membawa Doyeon untuk bermain. Dari naik roller coaster, kora-kora, komidi putar, dan bom-bom car.

Mereka sangat menikmati semua permainan yang ada di taman hiburan itu. Doyeon tidak pernah sebahagia ini sebelumnya. Ia sampai susah berhenti tersenyum padahal tulang pipinya sudah terasa kaku.

Sekarang di sinilah mereka menaiki bianglala yang sedang berputar searah jarum jam.

“Bagaimana seru nggak jalan-jalan hari ini?” tanya Lucas yang duduk di depan gadis itu.

Dengan tersenyum Doyeon mengangguk, “gue senang banget. Makasih ya, Cas.”

Lucas pun tersenyum, “sama-sama. Gue baru ini bisa liat lo tersenyum begitu lepas dari tadi.”

“Masa sih?” goda Doyeon dan mendapat dehaman dari cowok itu.

“Habis ini kita beli es krim ya? Terus gue juga mau gulali,” ucap Doyeon menyebutkan keinginannya.

“Jangan terlalu banyak makan yang manis!” larang Lucas yang tidak bosan menatap Doyeon.

“Kenapa? Gue suka, nanti gue belinya pakai uang gue kok. Lo nggak usah khawatir uang lo gue pakai.”

“Bukan itu.” Dahi Doyeon berkerut, “lo udah manis makan yang manis nanti tambah manis. Gue yang suka mandangin wajah lo jadi diabetes.”

“Ih...” Doyeon menepuk lengan Lucas pelan, “gombal.”

Lucas tertawa dibuatnya. Doyeon membuang muka. Ia malu kalau menatap Lucas.

“Oh iya, gue punya sesuatu nih.” Lucas menoleh ke belakangnya.

Doyeon kembali menatap lelaki itu, “apa?”

Cowok ini mengeluarkan setangkai bunga mawar yang sudah penyet, “yah, bunganya rusak.”

Gadis yang memakai setelan bergaya santai itu tertawa lepas dibuatnya.

“Lo dudukin sih. Kapan lo beli bunga?”

“Tadi sambil ke toilet.”

Doyeon mengangguk dan berusaha menghentikan tawanya, “udah nggak apa-apa, gue terima bunganya.”

“Siapa bilang ini buat lo?”

Doyeon yang akan mengambil bunga itu dari Lucas, menarik tangannya lagi, “Bukan buat gue?”

“Iya deng, buat lo.” Lucas mengulurkan tangannya yang memegang bunga, “Doyeon, maukah kamu menjadi istriku lagi? Merajut cinta dan menciptakan rumah tangga yang harmonis bersamaku?”

Gadis itu terdiam. Ia yang banyak omong sedari tadi, tiba-tiba tidak bisa berkata-kata.

“Ini serius?”

Lucas mengangguk, “aku nggak pernah bercanda soal hati.”




•••


Aku mau, cas, eh 🤭

Kira-kira doyeon mau gak ya? Kalau gak mau aku siap gantiin hehe


16 april 2020

Musuh kok Menikah? -LUCAS NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang