17

1.5K 124 1
                                    

“Dipikir-pikir nasibnya taeyong itu sama kayak kita.” Doyeon menoleh ke sampingnya yang mana ada Lucas sedang duduk juga.

“Maksudnya?” tanya Lucas tanpa melihat ke arah Doyeon.

“Seperti yang lo ceritain. Jennie malah milih nikah sama orang lain karena dijodohin orang tuanya. Padahal dia udah ada Taeyong yang sangat ia cintai. Sama kayak kita yang dijodohin.

Sedihnya lagi itu diumumin pas acara nikah kakaknya. Di depan orang banyak dan di depan Taeyong. Gue tahu perasaan Taeyong saat ini.”

Lucas melirik Doyeon yang sangat bersimpati pada sahabatnya itu, “makanya gue rela nggak jadi jalan sama Yeri karena Jungwoo ngabarin kalau Taeyong lagi patah hati.”

Telepon yang Lucas terima sebelum dia berangkat untuk pergi bersama Yeri itu dari Jungwoo. Sahabatnya mengabarkan kalau Taeyong butuh support dari mereka. Sebagai sahabat yang baik Lucas harus mengutamakan Taeyong dan mengesampingkan urusan asmaranya.

Doyeon merubah posisi duduknya agak menyerong dan mengangkat sebelah kaki ke atas sofa. Dia lebih jelas melihat ke arah Lucas sekarang.

“Terus gimana? Dia nggak berfikir sampai bunuh dirikan?”

“Dia sedih, tapi kami udah coba hibur tadi. Semoga secepatnya dia bisa move on.”

“Syukur deh, tapi move on itu susah. Apa lagi mereka udah lama pacarannya.”

“Bagaimana pun dia harus move on. Karena nggak mungkin bisa nikah sama Jennie.” Lucas memegang perutnya, “gue laper nih. Ada makanan nggak?”

“Ada.” Doyeon memukul lengan Lucas pelan, “mandi dulu sana! Bau keringet. Lengket tuh.”

“Masa?” Lucas mencoba mencium bau tubuhnya sendiri. “Nggak kok. Cium nih!”

“Lucas!” Doyeon berteriak ketika suaminya itu mengepit lehernya dan berusaha membagi bau tubuhnya pada Doyeon.

Lucas tertawa melihat ekspresi tidak suka dari wajah Doyeon.


•••




Sudah dua hari sejak kejadian pertunangan itu Taeyong masih murung.

Bagaimana tidak orang yang dia cinta sekarang sudah milik orang lain di depan matanya sendiri.

Taeyong pikir kehadirannya di pesta pernikahan kakaknya Jennie akan jadi perkenalannya dengan kedua orang tua Jennie untuk pertama kali. Namun, malah menghancurkan semuanya.

Selama berpacaran dengan Jennie. Pria ini belum mengenal baik keluarga kekasihnya. Berbanding terbalik dengan Jennie yang sudah akrab dengan ibu Taeyong.

Sekarang tidak ada harapan untuk Taeyong melanjutkan hubungannya. Semua berakhir sampai di sini.

Cowok itu melepas hendset yang bertengger di telinganya saat sayup-sayup ia mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Taeyong beranjak dari balkon kamar menuju pintu.

“Ada neng Jennie, Den. Dia nangis-nangis gitu sambil bawa koper,” lapor pembantu rumah tangga Taeyong.

Dengan tergesah-gesah Taeyong turun dari kamarnya yang ada di lantai 2. Ketika Taeyong membuka pintu utama Jennie lekas mendekapnya.

Gadis itu terisak, “Taeyong aku nggak mau menikah dengan pria itu. Aku hanya ingin menikah denganmu.”

Perlahan Taeyong membalas pelukan Jennie. Ia juga mengelus puncak kepala gadis yang sangat dia sayangi.

“Sepertinya itu nggak mungkin, Jen.”
Jennie melepas pelukannya, “kenapa nggak?”

“Orang tuamu sudah menjodohkanmu dengan pria mapan itu. Sedangkan aku, aku masih kuliah Jen. Orang tuamu pasti tidak setuju.”

Musuh kok Menikah? -LUCAS NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang